Kencan sore tadi yang Gilang minta kepada Fania, berjalan lancar. Gilang mengajak Fania makan malam di warung nasi goreng langganannya dan syukurnya Fania setuju dengan ajakan Gilang, Gilang menjadi sedikit senang karena tidak ada drama-drama gak penting tentang dimana mereka akan makan seperti biasanya orang berpacaran.
Bagusnya lagi, Fania suka dengan masakan di warung langganan Gilang tersebut, Gilang memesan nasi goreng ayam dan Fania memesan bakmi goreng, mereka berdua melanjutkan pembahasan tentang rencana pindahnya Gilang ke rumah Fania, Fania tentunya meracuni Gilang untuk tinggal bersamanya dengan kata-kata manisnya yang Gilang sulit untuk menolak, tapi Gilang selalu membahas tentang reaksi orang lain dan juga hal-hal yang bisa terjadi jika Gilang tinggal bersama Fania. Hal yang dihasilkan setelah mereka membahas panjang lebar tentang hal tersebut cukup untuk membuat Gilang memutuskan untuk tinggal bersama Fania, tapi Gilang masih meminta waktu sampai hari Sabtu sesuai dengan tawaran Fania di awal.
Setelah selesai makan, mengantarkan Gilang ke kostnya, Fania mengingatkan lagi kepada Gilang.
"Jangan lupa ya Lang, lebih cepat lebih baik"
"Iya-iya, santai lah, nanti juga kamu dapat jawabannya"
"Ya udah, aku pulang ya"
"Ya, hati-hati"Gilang menutup pintu mobil dan menyaksikan mobil Fania berjalan meninggalkannya.
---
"Lang, loe bisa bantu kodingan gue ini gak"
"Mana liat"Gilang mengambil laptop Fian dan melihat pekerjaannya yang sepertinya mengalami kendala.
"Oh, ini loe belum masukin fungsi yang ini, terus fungsi yang ini juga gak bisa jalan karena variabel di fungsi ini belum loe deklarasikan"Gilang menjelaskan.
"Oh gitu, ok-ok"Fian memperbaiki kodingannya dan menutup laptopnya karena kodingan tersebut adalah tugasnya yang sekarang telah selesai, tinggal dikumpulkan kepada dosen.
"Oh iya Lang, gimana seminggu loe pacaran sama Fania?"
"Ya biasa-biasa aja sih, cuma sekarang lebih sering ketemu aja"
"Oh, gak ada kegiatan yang spesial gitu?"
"Ya gak ada lah, kan loe tahu bentar lagi kita mau uts, terus kerja kelompok juga numpuk tuh"
"Ya pasti loe luangin waktu loe buat Fania sedikit aja kan?"
"Ya gue mah bisa-bisa aja, tapi fanianya?"
"Oh iya yah, Fania juga anggota klub fotografi ya"
"Nah, loe sekarang tahu kan kenapa gue jarang jalan bareng"
Sekarang giliran Gilang yang bertanya kepada Fian.
"Hubungan loe sama Diva sekarang gimana, loe udah jalan udah berapa? 6, 7, 8 bulan ada kali ya?"
"Ya gitu lah, 7 bulan kita jalan, gak ada yang spesial sih"
"Udah pernah jalan bareng belum akhir-akhir ini?"
"Udah sih, terakhir jalan seminggu yang lalu"Fian menjawab dengan nada bicara yang tidak biasanya, seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang membuat Gilang sedikit curiga.
"Oh yaudah, gue kira kalian berdua lagi jauh-jauhan dulu gitu, soalnya gue jarang liat loe jalan bareng sama Diva"
"Ya kita memang jarang jalan bareng sih, biasanya cuma video call lewat discord, dia juga sibuk ngurusin hobi barunya"
"Hobi baru apaan tuh?"Gilang kepo sekaligus sedikit curiga karena Fian tampaknya tidak nyaman setiap Gilang menanyakan tentang hubungannya.
"Gue juga gak tau sih, dia juga bilangnya hobi baru gitu aja sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fania, My Mistress
Teen Fiction"Kalau kamu mau pacaran sama aku, ada syaratnya" "Syarat? Apa syaratnya?"tanya Gilang. "Syaratnya adalah kamu harus jadi submissive aku" "Submissive?"tanya Gilang seperti orang polos walaupun sebenarnya dia tahu segalanya. Dan disaat itulah hubungan...