Mimpi indah Fania tiba-tiba terganggu dengan ketukan pintu yang mengakibatkan Fania tidak bermimpi lagi dan bangun dari tidurnya yang sangat nyaman di kasur besar yang hanya dia yang tidur disitu.
Berjalan menuju pintu depan apartemen, Fania melihat jam dinding di ruang utama yang menunjukkan pukul 7 pagi.
Membukakan pintu, ternyata Kak Bila, lengkap dengan seragam kerja yang tertutup oleh jaket, tas punggung, dan tas kain yang berisi sarapan Fania mengingat di apartemen ini tidak ada makanan berat di kulkas, hanya makanan ringan dan minuman kemasan.
"Kak, nanti malam ada sesi lagi?"
"Oh iya dong, pasti"jawab Kak Bila mantap.
"Nanti malam Fania pulang ke apartemen kakak atau tidur lagi disini?"
"Terserah kamu, mau pulang boleh mau tidur disini juga boleh, kamu enaknya gimana?"tanya Kak Bila.
Fania sebenarnya nyaman tinggal di apartemen ini, tapi Fania agak takut karena Fania tinggal sendiri dan tempat ini masih asing bagi Fania.
"Fania tidur di apartemennya kakak aja, Fania agak takut sendirian malam-malam disini"
"Ya udah, nanti malam kita pulang"
Setelah itu Fania menghabiskan sarapannya dengan mengobrol lebih banyak sama Kak Bila, sampai jam menunjukkan pukul 8.
"Kakak berangkat dulu ya, itu udah siang, kakak aja harus ijin berangkat siang sama atasan, untung diizinin, kamu mau pulang atau disini?"
"Kalau sekarang Fania disini aja, nanti malam baru pulang"
"Ya udah, kakak berangkat dulu ya"Kak Bila mulai mengambil tas dan jaketnya meninggalkan apartemen sebelum dihentikan oleh Fania.
"Ada apa Fania?"Kak Bila bingung kenapa Fania tiba-tiba menghentikan dia.
"Kak, Fania boleh minta sesuatu gak?"
"Minta sesuatu? Minta apa?"
"Boleh Fania masuk ke ruang sesi gak selama Kak Bila kerja"permintaan Fania yang mengejutkan Kak Bila, Kak Bila hanya tersenyum.
"Ruang sesi, kamu mau ngapain di ruang sesi?"
"Fania mau.... pake vibrator yang kemarin"jawab Fania malu-malu, bisa dilihat dari gerak-gerik tubuhnya yang berbeda.
Kak Bila yang mendengar jawaban tersebut hanya bisa tersenyum dan hampir tertawa, tapi Kak Bila mengerti karena submissive Kak Bila juga kadang meminta hal yang serupa tapi Kak Bila selalu menolaknya.
"Baru sekali kamu udah mudah sangean ya"Kak Bila mengelus kepala Fania yang masih malu.
"Jadi boleh gak kak?"
"Sebenarnya gak boleh sih, tapi karena kamu spesial kakak bolehin hanya hari ini ok"
"Ok kak"Fania sudah tidak malu lagi.
Akhirnya Kak Bila berjalan menuju pintu ruang sesi, membuka kunci dan membuka pintu ruang tersebut, tidak ada yang berubah dari tadi malam tapi semuanya sudah dibersihkan oleh Kak Bila, termasuk ranjang dan peralatan-peralatan yang dipakai Fania tadi malam juga sudah dibersihkan dan ditaruh di atas meja.
"Kamu boleh lihat-lihat barang-barang yang ada di lemari, tapi jangan disentuh apalagi dipake, kamu hanya boleh pake yang diatas meja, ngerti?"
"Ngerti kak"
"Good, kakak berangkat dulu ya, jangan kebanyakan orgasme kamu, nanti malam masih ada sesi ok?"
"Ok kak, makasih"ucapan terima kasih Fania karena sudah diijinkan masuk ke ruang sesi di luar sesi.
"Sama-sama, kakak berangkat dulu"
"Hati-hati kak"
Kak Bila langsung meninggalkan apartemen dan meninggalkan Fania sendiri dengan ruang sesi yang terbuka lebar dan siap untuk dijelajahi oleh Fania.
Tanpa menunggu ini dan itu, Fania langsung memasuki ruang sesi sendirian, pertama kalinya dalam hidup Fania bisa masuk ke ruang tersebut tanpa pengawasan dari Kak Bila walaupun ada peraturan-peraturan yang mesti dituruti oleh Fania.
Yang pertama dilihat Fania saat masuk adalah vibrator, tali, ball gag dan penutup mata yang dia gunakan semalam tergeletak bersih diatas meja, barang-barang tersebut pastinya sudah dibersikan dan dipisahkan dari peralatan lain oleh Kak Bila saat Fania berendam semalam.
Kemudian Fania tertarik untuk membuka lemari-lemari aluminium tersebut, mulai dari dua lemari disebelah kanan kasur. Membuka salah satu lemari, yang Fania lihat setelah menggeser pintu lemari itu adalah peralatan BDSM Kak Bila yang bermacam-macam sampai ada beberapa alat Fania sendiri tidak tahu fungsinya.
Membuka lemari disebelahnya, berisi alat-alat cambuk yang berbagai jenis mulai dari riding crop, flogger, paddle, whip, hingga cane atau tongkat rotan. Dan disebelah alat cambuk tersebut ada berbagai pakaian dan lingerie yang dipakai Kak Bila pada saat sesi, ada berbagai jenis pakaian yang tertata rapi mulai yang berbahan katun biasa hingga pakaian latex bewarna hitam juga ada di lemari tersebut.
Fania merasa puas dan rasa keponya akhirnya terjawab hanya dengan melihat koleksi barang Kak Bila, sekarang tinggal satu lemari disebelah kiri kasur. Membuka lemari tersebut, Fania terkejut karena di lemari itu bukan berisi alat-alat BDSM.
Lemari tersebut berisi barang-barang mahal yang ditata rapi dalam tiga tingkat, tingkat atas berisi perhiasan mulai dari kalung, gelang, anting, dan perhiasan lain yang pastinya bukan imitasi dan harganya mungkin diluar ekspektasi Fania.
Bawahnya, berisi barang-barang elektronik mulai dari iphone, macbook, ipad, beberapa smartphone android, dan barang-barang elektronik lainyya yang semuanya masih tersegel rapi.
Dan tingkat paling bawah, ada ps5, xbox terbaru, nintendo switch, beberapa sepatu high heels, dan tumpukan pakaian yang semuanya juga masih tersegel dan tersimpan didalam pembungkusnya.
Fania terkejut sekaligus bingung dengan semua barang-barang yang ada di lemari tersebut, menutup lemari tersebut, Fania menjadi kepo ingin menanyakan kepada Kak Bila tentang barang-barang yang di lemari ini.
Menutup lemari, tanpa pikir panjang Fania langsung mengambil vibrator dan berjalan ke ranjang sambil membawa laptop. Naik ke atas ranjang, langsung melepas pakaian dan menghidupkan laptop dan menuju situs porno, Fania yang sudah telanjang bulat akhirnya menghidupkan vibratornya.
Akhirnya tinggallah seorang cewek sange tanpa busana memainkan vibrator di memeknya sambil menonton video porno di laptopnya di sebuah apartemen, kegiatan tersebut cukup memakan waktu karena Fania menikmati getaran vibrator dan setiap menit video porno yang ditontonnya di laptop.
Selama hampir setengah jam, Fania bergelut dengan vibrator sampai akhirnya Fania orgasme dan mematikan vibrator dan laptonya, Fania ingat pesan Kak Bila untuk tidak terlalu menghabiskan tenaga karena nanti malam ada sesi, Fania yakin bahwa nanti malam akan lebih menyenangkan daripada sekarang.
Membersihkan ruang sesi, menutup pintu dan langsung menuju kamar mandi, membersihkan tubuh Fania yang cukup langsing di shower dengan air hangat.
Selesai membersihkan tubuh dan ruang sesi tadi, tinggal bersantai sambil menonton tv di ruang tengah, menunggu Kak Bila pulang sehingga Fania bisa menanyakan tentang lemari tadi dan merasakan sesi selanjutnya dari Kak Bila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fania, My Mistress
Teen Fiction"Kalau kamu mau pacaran sama aku, ada syaratnya" "Syarat? Apa syaratnya?"tanya Gilang. "Syaratnya adalah kamu harus jadi submissive aku" "Submissive?"tanya Gilang seperti orang polos walaupun sebenarnya dia tahu segalanya. Dan disaat itulah hubungan...