12

4.4K 65 8
                                    

"Jadi gitu ceritanya, panjang ya"Gilang selesai mendengarkan cerita dari Fania sambil memakan keripik kentang yang Fania beli tadi.

Gilang masih belum percaya bahwa kesukaan Fania terhadap BDSM ternyata memiliki latar belakang yang panjang, Gilang awalnya hanya menyangka Fania suka BDSM hanya dari konten di internet, ternyata lebih panjang dan kompleks dari itu.

"Ya gitu lah, aku juga awalnya gak nyangka hanya gara-gara barang ketinggalan, aku bisa berubah seperti sekarang"

"Tapi sebenarnya, kamu itu beneran suka gak sih sama BDSM dan kawan-kawannya itu? atau kamu hanya takut sama Kak Bila terus kamu nurut jadi submissivenya?"Gilang bertanya kepada Fania.

"Ya sebenarnya aku takut sama Kak Bila jadi aku nurut aja dari submissivenya, tapi setelah seminggu jadi submissive dan udah beberapa kali main sama Kak Bila, aku jadi tertarik, dan juga, BDSM ini ternyata gak se berbahaya yang aku lihat, kalau tau teknik dan caranya"Fania mencoba meyakinkan lagi Gilang untuk menjadi submissivenya walaupun Gilang sudah terikat janji dengannya.

"Tapi sekarang kamu masih berhubungan dengan Kak Bila?"

"Masih, sering, dia sering cerita tentang kegiatannya sama pacarnya, dan juga masih ada barang yang dijanjiin Kak Bila belum dikirim ke aku karena masalah pengiriman"

"Tapi, statusmu sama Kak Bila masih dominan sama submissive?"

"Gak, perjanjiannya gak aku perpanjang, tapi kalau aku minta sesi sama Kak Bila, asalkan waktunya ada, pasti dikabulin, tapi aku gak pernah janjian sesi sama Kak Bila lagi setelah aku ke jakarta itu, Kak Bila sibuk soalnya"

Gilang yang mendegarkan cerita dan beberapa jawaban dari pertanyaannya tadi sepertinya sudah cukup mendapatkan informasi yang meyakinkan dia untuk menjadi submissivenya Fania. Lagi pula, jika Gilang menolak tawaran Fania, akan banyak hal buruk yang akan terjadi pada Gilang dan pastinya hubungan Gilang dan Fania akan berubah banyak jika Gilang menolak permintaan Fania.

"Kayaknya aku udah yakin mau jadi submissivemu"Gilang yakin dengan perkataannya.

"Kamu serius, gak ada pertanyaan lagi?"Fania mulai bangun dari sofanya.

"Ya sekarang aku gak punya lagi, mungkin nanti"

"Ok jadi dokumennya, sekarang?"

"Boleh"Gilang setengah yakin setengah ragu.

"Ok, aku ambilin ya"Fania beranjak dari sofanya dan berjalan ke lantai dua mengambil dokumen yang akan Gilang baca dan kemungkinan Gilang tandatangani, entah mengapa Gilang menjadi grogi dan deg-degan tanpa sebab, padahal sebelumnya Gilang sudah yakin tapi Gilang menjadi ragu kembali, tapi Gilang tidak bisa melakukan apa-apa lagi sekarang, hanya pasrah dan berharap semuanya akan baik-baik saja setelah Gilang menandatangani dokumen tersebut.

Menunggu dengan gugup, akhirnya Fania turun dari lantai dua membawa sebuah tablet lengkap dengan penanya.

"Sorry Lang, ternyata dokumennya belum selesai, masih ada beberapa poin yang aku harus tambah dan beberapa harus aku edit lagi"

"Ya udah, aku tunggu aja"

"Gimana kalau sembari aku nyelesain ini dokumen, kamu makan dulu gih, kamu belum makan malam kan?"Gilang baru sadar dia belum makan malam, hanya makan makanan ringan saat Gilang mendengarkan cerita Fania tadi.

"Aku gak nyadar loh kalau aku belum makan, mungkin karena terlalu serius dengerin cerita kamu tadi"

"Ya udah, makan dulu sana di meja, aku gak mau submissiveku sakit hanya gara-gara telat makan"

"Iya-iya, aku makan"Gilang menuruti perintah Fania dan berjalan ke dapur, menikmati makan malamnya sambil memperhatikan Fania fokus pada tabletnya mengerjakan dokumen perjanjian yang akan dia tandatangani nanti. Gilang terus memperhatikan Fania yang sedang menyelesaikan perjanjiannya, Gilang memperhatikan mulai dari rambutnya yang panjangnya se leher, kemudian pundak dan turun ke dadanya yang lebih condong ke arah rata. Walaupun sebenarnya Gilang lebih suka cewek yang mempunyai dada yang besar, tapi karena dia sudah jatuh cinta dengan Fania maka dada Fania yang rata tidak menjadi masalah baginya.

Fania, My MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang