09.

100 20 2
                                    


***

Tiara bangkit dari pembaringannya, dia rasa jika dirinya sudah cukup untuk beristirahat. Terlebih lagi sedari tadi dia hanya berbaring di kamar yang membuatnya sangat merasa bosan.

Tiara berjalan menuju cermin persegi yang terpasang di dinding kayu kamar itu. Hijab pemberian Putri di pandangi olehnya, dia tampak ragu untuk memakai kain itu. Setelah cukup lama diam, Tiara pun  memakai hijab itu.

Tiara belum terbiasa memakai hijab, dan dia juga tidak bisa memakainya dengan baik. Jadi, dia hanya memakai hijab tersebut ala kadarnya. Setelah itu Tiara pun keluar dari kamar Putri.

***

Selesai mandi dan mengganti pakaian, Afi terlihat sedang berjalan di halaman Pesantren dengan raut wajah yang cemberut kesal dan terus menggerutu mengingat ulah Gunawan saat di kamarnya.

"bener-bener tuh orang! Udah ngotorin kamar gue, sarung mahal gue juga jadi kotor gara-gara dia. Terus bisa-bisanya dia ngeledek gue. Dasar si Jangkung, jelek!"

Afi menghentikan langkahnya,
"ah! Bener-bener gak betah gue disini!" teriaknya.

Untuk melampiaskan kekesalannya, Afi menendang bebatuan kecil di tanah, tanpa sengaja salah satu batu yang dia tendang mengenai kaki perempuan yang berdiri tak jauh di depan sana.

"awwh," pekik perempuan itu.

Afi panik, "waduh, kena orang lagi. Semoga aja gak marah tu orang!"

Perempuan itu membalikkan tubuhnya mencari tahu siapa yang telah melempar batu ke kakinya. Dan ternyata perempuan itu adalah Tiara.

Tiara menemukan Afi yang berdiri dengan raut wajah yang ketakutan, "kamu?"

"eh? Si cewe biang masalah itu? Haha udah sadar dia ternyata," gumam Afi. Dia cukup senang melihat Tiara yang sudah tampak baik-baik saja.

Afi lantas berjalan menghampiri Tiara,
"wey, udah sadar lo. eh sorry ya, gue gak sengaja tadi." ucapnya.

Tiara mengangguk pelan,
"iya, gak papa." sahutnya.

"eh, gimana keadaan lo?" tanya Afi.

"Alhamdulillah, sudah cukup membaik" jawab Tiara.
"kamu kok ada disini juga?"

"yaiyalah, orang gue mesantren disini! Gue juga yang bawa lo kesini. Tapi gue harus jujur ya, lo tuh punya badan kelihatannya aja kecil tapi ternyata lo berat banget waktu gue gendong! Makan apa sih? Atau karena lo keberatan dosa kali ya?" ucap Afi dilanjutkan dengan tawanya yang terbahak-bahak.

Tidak ada yang salah dengan perkataan Afi, baginya. Karna niat Afi hanya bergurau. Namun, ternyata perkataan nya itu membuat Tiara diam seribu bahasa.

Melihat Tiara yang diam saja, Afi lantas menghentikan tawanya. Memperhatikan raut wajah Tiara yang sendu. Ada apa dengan gadis itu?
"lo kenapa?" tanyanya heran.

Tiara tak menjawab, dia hanya melirik Afi dengan tatapan yang berkaca-kaca.

Melihat hal itu, Afi semakin panik, "eh, lo kenapa? Lo nangis? Kenapa lo? Eh, gue salah ngomong ya tadi? Jawab dong!"

Tiara menghiraukan pertanyaan-pertanyaan Afi dan bergegas pergi meninggalkan cowo itu.

Putri yang sedang melewat tak sengaja melihat kejadian itu. Dia keheranan melihat Tiara yang pergi dengan berlinang air mata.

"eh,? Woy! malah pergi lo?! Jawab dulu pertanyaan gue kek. Kalo gue ada salah, gue minta maaf!" teriak Afi. Tapi tak di indahkan oleh Tiara. Gadis itu terus berlari sampai hilang dari pandangan Afi.

AFIRA ~ CINTA DI PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang