***
"Oh, jadi lo itu kabur dari rumah gara-gara nyokap lo gak ngizinin lo ketemu sama bokap lo..." Afi mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Tiara tentang mengapa gadis itu bisa terus merasa sedih.
Tiara sendiri hanya diam, dia terpaksa tidak mengatakan semua kebenarannya kepada Afi karena laki-laki itu sedari tadi terus saja memaksanya bercerita. Sedangkan dia tidak mungkin membuka aibnya sendiri.
"Terus gimana kalo nanti Nyokap lo datang kesini?"
"Ibu gak tahu alamat tinggal Ayahku. Jadi Semoga aja dia gak datang kesini sama Ayah tiriku," harap Tiara. Jika Ibunya dan Ayah tirinya mengetahui keberadaan dia saat ini, tentu mereka akan datang dan memaksa dia kembali tinggal bersama mereka.
"Lo benci sama nyokap lo?"
Tiara diam, dia juga tak tahu apakah sekarang dia telah membenci ibunya atau yang dia rasakan saat ini hanya amarah sesaat saja. Yang pasti dia pun berharap jika kebencian itu tidak hadir dihatinya. Karena bagaimana pun juga Lilis adalah wanita yang telah melahirkannya.
"Iya, gak papa. Gak perlu dijawab kok. Anggap aja pertanyaan tadi gak pernah gue tanyain ke elu," Afi menyadari pertanyaannya membuat gadis disampingnya itu tak bisa berkata-kata.
"Makasih ya, Afi. Kamu sudah mau mendengarkan curhatan dari Aku," ucap Tiara dan dibalas senyum manis oleh Afi.
***
"Jadi Afi itu dikirim ke Pesantren sama Om Reza, Tante?" Nia bertanya memastikan jika apa yang dikatakan Yana tentang Afi yang dikirim ke Pesantren itu benar.
Yana hanya mengangguk mengiyakan.
"Pantesan dari kemarin dia gak kelihatan," ucap Rafli.
"Kalo boleh tahu, Afi dikirim ke Pesantren mana, Tan? Kita mau jenguk dia, kita kangen banget sehari gak ketemu sama Afi, " tanya Irwan.
"Afi dikirim ke Pesantren Al-Qadr. Pesantrennya ada di Daerah Bogor," jawab Yana.
"Sedang apa kalian disini?"
Suara Reza yang baru memasuki Rumah mengalihkan Atensi semua orang. Laki-laki berwajah arab itu menghampiri anak muda yang sedang duduk di Sofa.
"Om, apa kabar, om?" Irwan mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba mencekam.
"Saya tanya, sedang apa kalian disini?" Tanya Reza lagi.
"Um, gini Pah. Mereka itu tadi nanyain Afi. Terus Mamah bilang kalo Afi lagi ke Bandung nemuin Kakek Neneknya," kilah Yana. Jika dia berkata sejujurnya bahwa dirinya mengatakan kalau Afi dikirim ke Pesantren kepada ketiga pemuda itu, pasti suaminya itu akan sangat marah.
"I-iya, Om. Kita kesini mau ketemu sama Afi. Karena kan udah satu hari ini kita gak ketemu sama dia," ujar Nia. Mendengar cara Yana berbohong pada Reza langsung membuatnya paham, jika Mereka harus berpura-pura tidak tahu bahwa Afi di kirim ke Pesantren.
"Lalu kenapa kalian masih berada disini? Kalian sudah mendengarnya, kan? Afi sedang tidak ada di Rumah. Dia lagi ada di Bandung, di Rumah Nenek sama Kakeknya. Jadi lebih baik sekarang kalian pulang!" Usir Reza.
"Gak mau menghidangkan makanan dulu Om? Kasihan loh saya sudah 3 hari gak makan enak. 3 hari ini saya cuma makan daging wahyu," ujar Rafli sontak membuat mata Reza dan Yana membulat sempurna.
"Astagfirullah, Kamu Karnivora?" Pekik Reza.
Nia menahan tawa mendengar perkataan Reza.
"Maaf, Om. Mungkin maksud om itu Kanibal, bukan Karnivora. Kalo karnivora sebutan buat hewan pemakan daging. Tapi, gak salah sih. Emang teman saya ini kelakuannya agak agak mirip sama hewan," ucap Irwan mengoreksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFIRA ~ CINTA DI PESANTREN
Teen FictionKehidupan Tiara sengsara semenjak kedua orang tuanya bercerai. Hidupnya lebih menderita saat sang ibu menikah dengan seorang pria yang memperlakukannya dengan tidak baik. Dia pun berusaha untuk lari. Tapi, dari pelariannya dia justru membuat seseora...