13

42 11 4
                                    


***

Afi mulai mengambil kuda-kuda, matanya menatap setiap gerakan Putri yang juga siap untuk memperlihatkan kemampuan silatnya.

Sementara itu, santri-santri lain terduduk di sudut Sanggar menontoni pertarungan Afi dan Putri yang akan segera dimulai.

"Kalian siap?" Tanya Randa berdiri diantara keduanya.

Afi mengangguk mantap, begitu pula dengan Putri.

"Oke. Sekarang ... Mulai!" Teriak Randa seraya mundur beberapa langkah sebagai pertanda bahwa pertarungan telah dimulai.

Putri mulai melancarkan serangannya. Tangan kanannya ia layangan ke arah Afi. Namun, laki-laki itu berhasil menangkis serangannya.

Tak sampai disitu, Putri membalikkan tubuhnya membelakangi Afi lalu ia memukul perut Afi cukup keras menggunakan sikutnya sampai laki-laki itu termundur.

Afi memegangi perutnya sambil meringis kesakitan. Matanya menatap nyalang kepada Putri yang tersenyum simpul. "Jago juga ternyata nih cewe. Oke, berarti gue harus serius lawan dia!" Batinnya.

"Udah nyerah?" Tanya Putri.

"Eit, jangan senang dulu. Baru mulai, gue masih bisa lawan lo. Sekarang gue gak akan ngalah," balas Afi menegakkan tubuhnya.

"Ayo, lawan aku lagi!" Tantang Putri.

Afi kembali mengambil kuda-kuda. Kini dia harus serius menghadapi Putri. Jangan sampai dia kalah karena itu hanya akan membuatnya malu.

Afi berlari menghampiri Putri dengan tangan yang tertuju ke wajah gadis itu. Tapi, Putri berhasil menahan serangannya.

Afi mulai mengganti strategi serangan. Dia meraih tangan Putri yang menahan serangannya lalu memutar tubuh Putri hingga dia berhasil mengunci pergerakan Putri.

Tak lama kemudian, Afi maupun Putri sama-sama terdiam. Tubuh keduanya saling dekat, begitu pula dengan wajah keduanya yang hampir beradu.

Di kejauhan Tiara berjalan menuju Sanggar. Mendengar bahwa adiknya sedang melatih para santri silat, Tiara jadi ingin melihatnya.

Namun, ketika sampai, Tiara malah menemukan Afi dan Putri sedang saling memandang dengan tubuh mereka yang begitu dekat.

Langkah Tiara tertahan. Matanya menjadi sayu melihat pemandangan itu.

Tiara seperti merasakan sesuatu dihatinya. Sesuatu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Dan ia tak bisa menjelaskan perasaan itu.

"Lo kalah!" Ucap Afi menyadarkan Putri.

"Eh" Putri segera mendorong Afi hingga agak menjauh dari dirinya. "Siapa juga yang kalah? Aku belum kalah dari kamu!" Bantahnya.

"Terus kenapa lo gak ngelawan tadi? Malah Lo diem aja lihatin gue. Oh, jangan-jangan Lo terpesona sama ketampanan gue?"

Putri mendelik kesal mendengar godaan Afi. "Jangan kegeeran kamu!"

Afi mengulum senyum. "Ah, yang bener?" Dia menaikkan kedua alisnya semakin menggoda gadis itu.

"Ih!" Putri menampar wajah Afi lalu pergi dengan terburu-buru.

Afi meringis sambil mengusap-usap wajahnya yang ditampar Putri. "Heh, Macan! Awas lo ya! Gue balas lo nanti!"

Putri tak memedulikan teriakan Afi. Dia terus berjalan dengan langkah terburu-buru bahkan sampai tak sadar melewati Tiara begitu saja.

Setelah kepergian Putri, Randa berjalan menghampiri Afi. Ditepuknya pundak Afi dengan kepalanya yang geleng-geleng tak percaya. "Hebat kamu bisa bikin Putri gak bisa berkutik!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFIRA ~ CINTA DI PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang