10.

104 20 3
                                    

***

Reza baru sampai di Kantor Polisi, dia berencana melaporkan hilangnya Afi kepada pihak kepolisian. Saat hendak masuk, dia berpas-pasan dengan Lilis dan Gabriel yang keluar dari sana. Tampaknya mereka baru selesai melaporkan kaburnya Tiara ke pihak polisi.

"Lilis, kan?" Sapa Reza. Dia tentu mengenal Lilis karena Lilis adalah mantan Istri dari sahabatnya, yaitu Fildan.

"Reza?"

"Iya, ini saya. Um... Siapa laki-laki di samping kamu?" Tanya Reza melirik Gabriel.

"Ini suami baru saya. Namanya Gabriel. Kami baru menikah seminggu yang lalu," jawab Lilis dengan bangga memperkenalkan Gabriel pada Reza. "Oh, iya. Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyanya kemudian.

"Saya ingin melaporkan anak saya yang hilang di tempat mondoknya. Kalau kalian sendiri kenapa bisa ada disini?" Reza kembali bertanya.

"Kami juga sedang mencari Tia. Dia kabur dari Rumah, karena itu kita datang kesini untuk meminta bantuan Polisi menemukan Tia. Sementara itu, sambil menunggu kabar dari polisi kita juga mau menyebar poster tentang hilangnya Tia. Siapa tahu ada orang yang mengetahui keberadaan Tia," jelas Lilis.

"Bisa barengan gitu ya?" Heran Reza.

"Sayang, dia itu teman kamu?" Gabriel berbisik pada Lilis.

"Dia teman dari mantan suami aku," sahut Lilis.

"Kalau begitu kenapa kita tidak tanya saja kepada dia dimana keberadaan mantan suami kamu. Mungkin saja Tia memang menemui ayahnya," usul Gabriel.

Lilis mengangguk setuju, "oh, iya Reza. Saya mau tanya. Kamu tahu tidak dimana Fildan tinggal sekarang?"

"Fildan? Untuk apa kamu menanyakan tempat tinggal Fildan? Bukannya kamu yang dulu mengusir dia?" Ketus Reza.

"Ngeselin nih orang," Gabriel bergumam pelan hingga hanya dirinya yang dapat mendengar.

"Saya hanya bertanya. Mungkin saja Tia menemui Fildan,"

"Maaf, tapi saya tidak bisa mengatakan dimana Fildan tinggal sekarang. Dia sudah bahagia dengan keluarga barunya. Jika tentang Tia, saya rasa dia tidak mungkin menemui Fildan. Tia sendiri dari kecil sudah dipisahkan dengan ayahnya, mungkin sekarang dia lupa seperti apa rupa ayahnya,"

ucapan Reza memecik api kemarahan pada diri Lilis. Reza berkata seperti itu karena kesal kepada Lilis atas apa yang sudah dia perbuat kepada sahabatnya.

"Kalau begitu saya permisi," pamit Reza yang kemudian masuk kedalam kantor Polisi meninggalkan Lilis dan Gabriel yang sudah dibuatnya kesal.

***

Reza menghentikan langkahnya, handphone  miliknya bergetar menandakan bahwa ada yang menelponnya. Dia merogoh handphone itu lalu dia mengangkat panggilan telepon tersebut yang ternyata dari Pesantren Al-Qadr.

"Hallo?"

"Assalamualaikum, Reza" suara Fildan dari seberang handphone.

"Iya, Waalaikumsalam, Stad. Bagaimana? Apa Afi sudah ditemukan?"

"Alhamdulillah, tadi Afi sudah kembali ke Pesantren. Karena itu saya menghubungi kamu untuk memberikan kabar tersebut,"

"Alhamdulillah kalau begitu Ustad. Lalu kemana Afi pergi sampai tidak bisa ditemukan oleh para santri?"

"Afi mengatakan jika dirinya terbangun di dalam liang lahat pemakaman. Saya juga tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi. Tapi, InsyaAllah atas kejadian itu Afi akan bisa menjadi pribadi yang lebih baik."

AFIRA ~ CINTA DI PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang