21- Lie

33 6 0
                                    

Happy reading readers!!
Jan lupa vote dan ramaikan komentar yak!
Kalau ada yang typo, tandai yaak!

***

Tamara sedang bersandar pada kepala brankar, dihadapannya ada Arga yang sedang duduk juga di atas brankar.

"Heran gue sama Lo".

"Heran kenapa?". Tanya Tamara bingung.

"Gue tahu, Ra. Lo cinta sama tuhan, tapi jangan samperin sekarang sekarang juga dong."

Arga meringis kala buah apel melayang mengenai wajah tampannya.

"Kalau ngomong kagak di filter banget." Dumel Tamara.

"Lagian lo ngapain di tepi jalan? Trotoar ada juga. Tahu kan fungsi trotoar tuh apa?"

"Bukan gitu ceritanya."

"Emang gimana ceritanya?."

Tamara menjelaskan segala kejadian yang menimpah nya kemarin, membuat Arga menggeleng-gelengkan.

"Galang bangsat." Desis arga.

"Bukan salah Galang kak, salah gue yang malah milih nunggu Galang."

"Tapi dia udah janji pulang bareng Lo kan?" Tanya Arga.

Tamara mengangguk.

"Mending Lo ikut tumpang gue aja kalau gitu."

Memang, Arga menawarkan sebelum Galang tiba tapi Tamara menolak nya dan lebih memilih pulang dengan Galang yang endingnya seperti ini sekarang.

"Dan cuma gara-gara Snack Lo jatoh, Lo balik lagi ke trotoar itu?." Tanya Arga heran.

"Itu cemilan kesukaan adek gue, kak. Jadi kalau mau beli lagi gue harus ke supermarket deket sekolah, cuma disitu yang nyediain."

"Adek?".

"Iya."

"Lo punya adek?" Tanya Arga kaget.

"Bukan adek kandung sih, tapi udah gue ngangep sebagai adek sendiri."

Arga mengangguk mengerti.

"Eh lo kok bisa disini?"

"Gue abis nganterin mama gue ke butik, eh pas mau balik gue liat lo lagi neduh dihalte. Baru mau gue samperin eh lu nya udah nyebrang duluan, nggak lama ada mobil sedan lewat langsung dah lo di cium sama mobil sedan, sampe kepental kaya gitu."

"Terus lo yang bawa gue kerumah sakit?"

"Iya"

"Thanks ya."

"Santai aja sih, kaya sama siapa aja." Tamara hanya tertawa ringan.

"Ra"

"Ya?"

"Lo nggak kabarin ke-keluarga lo?" Tanya Arga pelan.

Tamara terkekeh, "nggak usah, besok juga gue udah pulang kan?"

"Kata siapa?" Tanya Arga heran.

"Gue udah mendingan, kak. Jadi mending pulang aja daripada gabut disini."

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang