39-Dihadapan senja

34 4 0
                                    

Happy reading readers!!
Jan lupa vote dan ramaikan komentar yak!
Kalau ada yang typo, tandai yaak!

***

"Gaga"

"Hm"

"Mati"

"Nggak usah mancing gue males ribut, mong."

"Hah?".

"Makan cimolnya nggak usah banyak bacot."

"Apa sih—".

"Diem bisa nggak? Nggak usah ngomongin yang nggak-nggak." Ujar Galang dingin.

"Hp gue mati anjir, gue mau minjem power bank lo." Kesal Tamara dengan menabok bahu Galang.

"Makanya nggak usah mikir yang aneh aneh, kalau gue mau mati ya tinggal bundir, selesai."

"Kalau ngomong emang suka nggak di filter banget." Dumel Galang sambil menyumpal mulut Tamara dengan tisu bekas ia mengelap saus di bibirnya.

"Gaga! Itu bekas mulut lo!".

"Bodo, bawel sih lo."

"Lo bawa nggak?".

"Nih." Galang menyodorkan power bank nya.

Keduanya bungkam sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Tamara dengan cimolnya dan Galang dengan rokok ditangannya, tadi Galang juga memakan cimol tapi sudah habis duluan.

Tamara tidak melarang Galang merokok, ia hanya berusaha membatasi selagi Galang nyaman. Ia tidak mau dicap mengekang Galang, siapa tahu dengan merokok Galang mendapatkan sedikit ketenangan selagi tidak berlebih tidak apa-apa.

Tamara bangkit membuat Galang mendongak. "Mau kemana?".

"Wc."

Galang hanya mengangguk, kembali mengisap sebatang rokok itu sambil menyandarkan punggungnya pada punggung kursi, matanya menatap lurus pemandangan kota Jakarta dari atas gedung disore hari.

Tak lama Tamara kembali dan duduk disamping Galang dan kembali memakan cimol tadi.

Tamara membeli cimol sebanyak tiga puluh ribu, bayangkan seberapa banyak cimolnya. Memegang cewe pencinta makanan dari Aci itu.

"Suka banget sama cimol." Celetuk Galang.

"Enak."

"Liat pipi lo jadi ikut-ikutan kenyel gini." Ujar Galang sambil mengunyel unyel pipi chubby Tamara.

"Diem anjing." Kesal Tamara.

"Mulutnya astaghfirullah."

"Lagian ganggu."

Siapa yang tidak kesal lagi menikmati makanan kesukaan tapi malah diganggu?

Galang tidak perduli ia terus menarik, menekan, memutar-mutar dan mengunyal-unyal pipi Tamara.

Plak

"Rese! diem coba!"

Galang terkekeh, "Galak banget."

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang