Happy reading readers!!
Jan lupa vote dan ramaikan komentar yak!
Kalau ada yang typo, tandai yaak!***
Akhirnya Tamara keluar dari rumah sakit, Tamara menghirup udara segar sebanyak-banyaknya, akhirnya ia bisa menghirup udara segar dan sejuk ini.
Galang terkekeh kala melihat Tamara yang sedari tersenyum, "Seneng banget udah keluar dari rumah sakit."
Tamara tersenyum, "Seneng banget, akhirnya gue bisa menghirup udara segar kaya gini."
"Yaudah yuk pulang." Tamara mengangguk dan masuk dalam mobil.
Tamara sudah dibolehkan pulang dikarenakan kondisinya sudah membaik, sejak Galang menjenguknya, perkembangan nya mulai meningkat secara pesat.
"Lo itu luka sekaligus obat bagi gue, Galang." Itu lah ucap batin Tamara.
***
"Kenapa sih, ga. Gue udah baik baik aja kok." Yakin Tamara.
Galang tetap menggeleng tegas, " lo diem disini atau nggak gue beliin Boba?".
Tamara menciut, daripada tidak jadi dibelikan Boba lebih baik ia diam didalam mobil. Sedari tadi Tamara merengek meminta Boba, tapi Galang menolak. Dengan berbagai jurus ia keluarkan akhirnya Galang menurut.
"Diem disini, oke? Gue sebentar doang." Tamara mengangguk malas.
Galang bukan cuma cuma menuruti kemauan Tamara, lebih baik ia membelikan segelas Boba daripada Tamara terus membenturkan kepala pada jendela mobil. Tamara memang kadang gila.
Tidak lama Galang kembali kembali dengan menenteng segelas Boba, membuat senyum Tamara merekah.
"Enak?". Tanya Galang kala melihat Tamara dengan semangat meminum Boba itu.
Tamara mengangguk antusias, dan menyodorkan Boba itu pada Galang.
"Mau?".
"Boleh?". Tanya Galang kembali dianggukin oleh Tamara.
Galang meminum Boba itu, kemudian tersenyum.
"Gimana enak?." Tanya Tamara.
"Enak, tapi terlalu manis."
"Oh iya lupa, lo kan nggak suka manis berlebihan."
"Yaudah, kita pulang ya?".
"Heum." Angguk Tamara.
Galang segera tancap gas, sesekali ia melirik Tamara yang sibuk berceloteh seakan melupakan bahwa dikepala nya terdapat luka.
"Mau makan dulu, nggak?". Tanya Galang dipertengahan jalan menuju rumahnya.
"Boleh deh,"
"Mau makan dimana?".
"Terserah."
"Ck, jawab bukan bilang terserah."
"Ya, terserah lo mau makan dimana, gue mah ikut aja."
"Gue juga terserah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamara
Teen Fiction[DIHARAPKAN UNTUK MEMFOLLOW AUTHOR NYA DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI, KARENA BILA TAK KENAL MAKA TAK SAYANG SKSK] Memiliki sahabat yang berbeda gender merupakan suatu hal yang sulit dijalankan, tapi itu sangat menyenangkan. Letak tidak menyenangka...