42- Penyerangan

21 4 0
                                    

Happy reading readers!!
Jan lupa vote dan ramaikan komentar yak!
Kalau ada yang typo, tandai yaak!

***

Raka memerintah salah satu anak buah nya untuk melihat sekitar markasnya, karena ia yakin anak affeto yang lain pasti sedang berada disini, kini dihadapannya bahkan kurang dari setengah dari anak affeto. Raka tahu, jumlah anggota affeto tidak sedikit.

Anak buah yang diperintahkan oleh Raka menjalankan tugasnya, dia Ilham. Ilham dikenal sebagai orang yang gesit, tidak bermenye-menye, dan tegas, tetapi satu kelemahan Ilham adalah tidak waspada, dia gesit tapi tak pernah waspada, tak pernah peka akan jebakan lawan.

Sekarang Ilham sudah naik kelantai atas, semua tidak ada yang berubah, sama seperti keadaan sebelum ia berkumpul dengan anggota deztoscar lainnya tadi.

Hal itu membuat Ilham berfikir bahwa keadaan disini baik-baik saja, tidak ada anggota affeto yang menginjakkan kaki keruangan ini, pikirnya.

Para anggota affeto yang sedang bersembunyi dalam kamar mandi kecil itu menghembuskan nafasnya lega.

"Heh babon! Bangun lo, sakit kaki gue nih mangku lo dari tadi." Kesal Andika sambil mendorong babon agar berdiri.

"Keluar pelan-pelan, jalanin startegi yang udah kita atur tadi." Bisik Setio tapi tegas.

Mereka mulai keluar dari kamar mandi itu, bayangkan kira-kira dua puluh lima orang masuk dalam kamar mandi yang bisa dibilang tidak begitu besar.

Setio, andika, babon dan Miko melancarkan aksinya, sedangkan yang lain memapah tubuh Bastian yang tak sadarkan diri.

"Inget, bawa bastian kerumah sakit langsung!". Tegas Setio yang langsung diangguki mereka.

Setio menoleh kearah Andika, babon dan Miko kemudian ia mengangguk kepalanya seperti memberi kode.

***

"Gimana?"

"Aman, rak. Nggak ada yang mencurigakan".

"Serius?".

"Iya."

"Udah lo cek semua ruangan?".

Ilham terdiam kemudian mengangguk.

"Bastian masih ada di kamarnya?".

"Kamar kan dikunci sama si bos mana bisa gue buka."

"Cctv?". Tanya Raka.

Ilham menggeleng.

"Cek sekarang." Perintah Raka.

"Gue rasa nggak ada yang berani masuk keruangan atas deh, rak."

"Cek cctv sekarang!". Tekan Raka.

Ilham menghembuskan nafas, dasar wakil keras kepala.

Ilham berjalan kearah ruangan Cctv, membuka pintu itu yang tidak diperbolehkan masuk kecuali sudah diijinkan oleh Raka dan sang ketua.

Mulai mengotak atik komputer itu, tapi dahinya mengernyit heran kala Cctv ruangan atas tidak menampilkan gambar sama sekali, hanya hitam kelam.

"Kok gini?".

"Cctvnya mati?". Heran Ilham.

Ilham mulai mengotak atik komputer itu kembali, melihat Cctv yang berada di tangga menuju ruang atas itu. Sama, Cctv di dekat tangga pun mati.

Dengan segara Ilham bangkit menghampiri Raka, memberitahukan bahwa ada yang tidak beres. Dan Ilham mendapatkan satu bogeman mentah dari raka, dikarenakan lalai akan tugasnya.

***

"Bastian kabur!". Teriak Ilham.

Semua anak deztoscar mengeram kesal, terutama sang ketua dan wakil. Mereka semua menatap anak affeto yang masih berdiri dihadapan mereka.

"Apa?". Tanya Alex ketika ditatap semua anggota deztoscar.

"Bangsat! Lo anjing!". Kesal Raka.

"Kalian nuduh kita? Kita aja daritadi disini." Ujar Alex.

Sang ketua mendecih, "Lo pikir gue bodoh? Gue tahu anggota affeto nggak cuma kalian." Bentak ketua.

Alex terkekeh, "Gue lupa, lo dulukan mantan temen kita. Pantes ko tahu." Sindir Alex.

"Kemana lo bawa temen lo itu?". Ujar ketua sambil memegang kerah baju Alex.

"Woi santai dong!." Seru anak affeto.

"Udahlah, serang!." Ujar Raka marah.

Perkelahian antara anak affeto dan deztoscar terjadi, dalam waktu lima menit setengah dari anggota deztoscar tumbang.

Perkiraan anak affeto pertarungan ini sudah hampir selesai karena setengah anggota lawannya sudah tumbang, tapi perkiraan mereka salah. Geng deztoscar licik dengan mengeluarkan pisau yang ada di jaket mereka membuat anak affeto tersenyum licik.

"Main senjata rupanya." Bisik odi.

"Kalian bilang dimana temen kalian atau..." Ujar sang ketua menggantung.

"Atau apa?". Tanya Alex dengan nada menantang.

"Atau kalian semua yang bakal habis." Tekan sang ketua.

Anggota affeto terkekeh kecil, "lo yang habis atau kita yang habis, hm?" Ujar anak affeto tersenyum miring.

"Senjata kalian pisau dan belati?". Sahut odi.

"Oke, kita juga pake senjata. Keluarin senjata kalian masing-masing guys." Perintah odi.

Semua anak affeto mengeluarkan senjata yang sudah mereka simpan didalam kantong jaket kebanggaan nya bagian dalam. Semua anak deztoscar menegang menatap senjata apa yang dibawa oleh lawannya.

"Lo curang, anjing!." Teriak Raka tak terima.

"Curang? Siapa yang curang? Lo liat dia." Sahut odi menunjuk salah satu anak affeto yang sudah tak sadarkan diri karena perutnya ditancap pisau.

"Kalian diam-diam menggunakan senjata disaat kita nyerang kalian dengan tangan kosong, siapa yang curang?."

"Siapa yang curang gue tanya, bangsat!". Teriak odi tak kalah keras.

Orang yang sudah tak sadarkan diri adalah didi anak angkatan ketiga di anggota affeto, masih berumur 16 tahun. Laki laki berkulit putih itu langsung dilarikan kerumah sakit oleh beberapa anak affeto.

"Lo takut sama kita?". Tanya Alex pada sang ketua deztoscar yang sedari tampak diam.

"Anak buah lo duluan yang main senjata, so kita juga bisa kan?".

Alex mendekat cepat kearah salah satu anggota deztoscar yang tampaknya lengah, segera tempelkan alat itu pada lengan lawannya, dalam hitungan detik lawannya itu tumbang, pingsan dalam keadaan tegang. Ya, senjata anak affeto adalah alat penyentrum.

***

Hi guys gimana part ini?
Vote nya jgn lupa
See u!

TamaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang