The Sweetest Disaster ✅

8. Little Taehyung

  

The Sweetest Disaster

This fic belongs to and written by

Ohpurin

REMAKE by

Me

.

Happy Reading

***

Beberapa bulan dengan cepat berlalu. Sinb telah memasuki usia hamil besar, dan beruntungnya ia memiliki kesempatan untuk mengajukan permintaan cuti sementara pada kampusnya.

Dan sampai saat ini, Sinb masih saja menyembunyikan soal Taehyung dari Umji.

Umji tentu saja tak bisa tak penasaran. Ia turut merasa geram karena sama sekali tak pernah melihat batang hidung pria yang menghamili Sinb itu selama Sinb menanggung beban bayinya sendirian.

Setidaknya, Sinb beruntung memiliki Umji disisinya. Berkat Umji, anemia yang dialaminya kian berkurang. la tak lagi jatuh sakit sesering dulu. Bahkan Umji kerap kali bolos kerja hanya untuk merawatnya di rumah.

Biasanya, ketika Umji dituntut untuk lembur di kantor, ia akan menelpon Dahyun untuk menggantikan perannya menjaga Sinb.

Seperti sekarang.

Dahyun turun dari motor Vernon, lalu memberikan helm yang dikenakannya pada kekasihnya itu.

"Hati-hati." Dahyun tersenyum, dibalas oleh Vernon yang mengacak lembut rambutnya. Setelahnya, Vernon melajukan motornya pergi meninggalkan Dahyun.

Dahyun berbalik berjalan menuju rumah Sinb. Hari ini, Umji sedang sibuk dan memintanya untuk menginap di rumah serta merawat Sinb.

"Sinb, aku datang~" la masuk ke dalam rumah dengan membawa plastik berisi makanan.

"Sinb?"

Dahyun meletakkan bawaannya di meja dapur, lalu berjalan ke kamar untuk mencari Sinb.

Bahkan di kamar pun, Sinb tidak ada.

la baru ingin berjalan keluar kamar, tapi kemudian langkahnya tersendat saat telinganya menangkap suara rintihan yang menggema dari dalam kamar mandi.

Dahyun menegang kaku, segera berlari ke sumber suara dan seketika melebarkan matanya melihat Sinb terduduk lemas di lantai yang disimbahi darah.

..

..

..

Hentakan kaki Suga saat berlari menjadi satu-satunya suara yang membisingi koridor lantai satu rumah sakit la dengan terburu-buru mengenakan maskernya, lalu lekas masuk ke dalam ruang persalinan, mengabaikan Dahyun dan Vernon yang duduk gelisah di depan ruangan itu.

Suga melirik sekilas Umji yang menggenggam tangan Sinb sambil menangis. la tak punya waktu untuk menonton kesedihan mereka, dan harus membantu dokter beserta perawat lain untuk mengurus kelahiran anak Sinb.

Sementara di luar, Dahyun mengadahkan wajah untuk menahan air matanya agar tak terjatuh.

Entah ia harus menangis sedih atau menangis bahagia dalam keadaan ini.

Bahagia karena sahabatnya memiliki seorang anak.

Tapi anak itu tak memiliki seorang ayah.

Dahyun lalu melirik tisu yang Vernon ulurkan padanya, lalu mengambilnya seraya mengusap air yang keluar dari pelupuk matanya.