15

73 14 0
                                    

JANGAN LUPA MEMBERI VOTE

disuatu siang yang cerah terlihat jun-myeon yang sedang asik membaca novel nya

"kegiatanmu selalu membaca novel tidak jelas, mengapa kau tidak membantuku saja?"

suara sang ayah membuat jun-myeon dengan cepat menutup bukunya dan menghampiri sang ayah

"aku ga mau"

"kamu adalah putra sulung saya, lakukan saja dahulu lalu kau akan terbiasa nanti, dan jangan ramah pada orang lain karena mereka mendekatimu hanya karena uang"

"tapi aku tidak suka menggunakan kekerasan, mengapa appa harus melukai mereka?"

"karena mereka berhutang pada kita, mengapa harus ramah pada mereka?"

"aku tidak ingin melakukan nya"

kericuhan kedua orang itu membuat keduan pria memberanikan diri untuk menguping pembicaraan dua orang didalam
ruangan tersebut

"jika kamu tidak ingin melakukan nya maka jeong dae dan jeong in yang akan melakukan nya"

"jangan seret adik adikku kedalam masalah ini"

'plak'

dengan keras tuan kim menampar pipi jun-myeon

"kenapa aku tidak bisa? aku appa kalian mengapa aku tidak bisa menentukan masa depan kalian?"

"tapi kami juga punya hati dan perasaan"

'plak'

tamparan keras lagi lagi mendarat dipipi jun-myeon

"ingatlah kau masih memakai margaku dan tinggal dirumahku jadi lakukan apa yang aku perintahkan"

"kau sungguh tidak berguna"

------------

dipagi hari disebuah rumah yang cukup megah, terlihat sebuah mobil asing yang terparkir di garasi rumah tersebut

"ayo masuk, masih terlalu pagi jadi masih pada belum bangun"

"eoh ada teman teman nya chaeyoung"

"tumben oppa udah bangun"

"ada pertandingan bola yang ingin oppa tonton di televisi jadi oppa bahkan belum tidur"

"selalu"

"apa yang akan kalian lakukan?"

"aku mengundang jennie untuk mengajariku memasak, agar nanti saat appa dan eomma pulang aku bisa memberikan kejutan untuk mereka"

"mengapa tidak mengajak jennie memasak saat appa dan eomma datang"

"wuah ide bagus, dia bisa ikut makan malam dengan kita bukan?"

"tidak tidak, tidak perlu"

"kenapa?"

"hanya saja aku baru berkencan dengan yoongi oppa, rasanya terlalu terburu buru jika aku sudah bertemu orangtua dia"

"kau benar benar pemalu" jimin terkekeh dengan gemas

"jangan khawatir eomma kami tidak segalak itu namun appa..." diakhir katanya chaeyoung menatap jimin bingung

"ah lupakan, kau juga tidak perlu takut pada appa kami, benarkan oppa?"

"ah~ benar, jika ada eomma juga maka kau tidak perlu takut"

"aku akan memikirkan nya lagi nanti. dimana dapurnya?"

"disana. taru aja dulu bahan bahan nya, lalu sarapan dahulu bersama baru mulai belajar. gimana?"

"baiklah"

Until we meet againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang