26

58 11 0
                                        

JANGAN LUPA MEMBERI VOTE

'prak'

tuan kim meletakan beberapa foto dimeja hadapan jun-myeon

"sejak kapan appa mengintaiku?"

"jelaskan"

"appa tau? apa tidak berhak melakukan ini, ini kehidupan pribadiku"

"berapa kali aku bilang jangan dekat dengan orang lain, mereka mendekatimu hanya karena uang dan sekarang kau berkencan?"

"tak perduli jika itu wanita dari keluarga kaya raya seperti kita tapi kau berkencan bahkan dengan wanita dari kalangan rendahan? apa kata orang nanti"

"aku juga ga perduli apa kata orang soal hubungan kami, berhenti berpikir bahwa orang kaya harus berkencan dengan orang kaya pula"

"kau tau? dia dari keluarga yang benar benar hancur, dia memiliki kakak wanita yang hamil diluar pernikahan, jika kakak nya saja seperti itu bagaimana dengan dia?"

"appa tidak mengenal seperti apa dia, dan aku beritau, keluarga yang hancur itu keluarga kita bukan keluarga dia"

"bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?"

"bagaimana dengan appa sendiri? bagaimana appa bisa terus berpikir bahwa kita hanya boleh menjalin hubungan dengan orang yang sederajat?"

"ini kehidupanku jadi aku sendiri yang berhak memilih siapa dan bagaimana wanita yang akan mendampingi hidupku"

jun-myeon yang merasa semakin kesalpun dengan cepat meninggalkan sang ayah sebelum terjadi hal yang benar benar tidak dia inginkan

hingga kini memperlihatkan jun myeon didalam kamar tidurnya, memikirkan segala hal yang baru saja terjadi

"jun-myeon hyung"

pemilik nama itu menoleh

"kenapa? sini masuk"

"aku mendengar pembicaraan hyung dengan appa tadi dan sebenarnya aku udah tau sejak lama bahwa kau memiliki kekasih"

"bagaimana kau tau?"

"bagaimana tidak tau, saat dikampus sesekali aku melihat kau menghabiskan waktu bersama joohyun"

"dia hanya temanku"

"berhentilah berbohong, aku dapat melihat dari senyumanmu, saat kau bersama joohyun wajahmu menunjukan seakan kau bahagia sekali menghabiskan waktu bersama dia"

"hyung jika hal itu membuat hyung bahagia maka aku mohon tetap lakukanlah hal itu, soal appa itu akan menjadi urusanku"

"ngomong apa kau ini?"

"aku akan meneruskan pekerjaan appa jadi kau bisa terus melakukan hal hal yang membuatmu bahagia"

"jeong dae-ya kau bilang kau ingin menjadi polisi, mengapa sekarang berubah?"

"aku tidak bisa melakukan itu, appa membenci polisi"

"hei dengarkan hyung! apapun impianmu maka perjungkanlah, jadilah polisi yang pantas di hormati oleh negera dan jagalah jeong in untukku"

"dan nanti soal pekerjaan appa, soal keinganan pria itu biarkan itu tetap menjadi urusanku. mengerti?"

"baik aku mengerti"

"tapi hyung aku serius, tetap lakukanlah hal yang membuatmu bahagia"

"baiklah, sana kembali ke kamar sebelum appa melihatmu disini, kau akan terkena masalah nanti"

"baiklah kita bicara lagi besok" jun-myeon hanya berdeham

------------

dipagi hari terlihat yoongi bersama jennie di ruang tunggu disebuah apartemen yang masih asing bagi mereka

"kenapa tanganmu sangat dingin?"

"aku gugup, aku bahkan belum pernah bertemu pamanku apa lagi kakekku dan sekarang eomma meminta sepupuku untuk menjemputku"

"eomma bilang kami pernah bertemu namun saat aku masih kecil namun tetap saja aku tidak bisa mengingat apapun pada saat itu"

"aku sudah mengatur nomorku menjadi nomor panggilan darurat diponselmu jadi jika terjadi sesuatu hal yang buruk dan tidak diinginkan langsung hubungi aku ya"

"baiklah"

"liburan berikutnya ayo ke slandia baru bersama, ayo temui orangtuamu bersama"

"oppa serius?"

"aku sudah bertanya pada kedua orangtuaku mengenai hal ini dan mereka bilang jika aku ingin membuatmu tinggal bersamaku maka aku harus menunjukan rasa tanggung jawabku pada orangtuamu"

"terimakasih"

"sepupuku udah telat 15menit" jennie mulai mengalihkan pembicaraan

"jika sudah sejam aku akan membawamu pulang kembali"

"kau tidak bisa melakukan itu karena aku sudah dari tadi disini"

"jeonghan oppa?"

"jeonghan hyung?"

"aku sudah disini dari 10menit yang lalu dan melihat kalian sedang berbicara jadi aku tidak ingin menganggu kalian"

"apa kau?"

"ya, aku sepupunya jennie"

"baguslah jika itu hyung, aku bisa mempercayai keberadaan jennie padamu"

"kau tidak perlu khawatir"

"kalau gitu aku pamit terlebih dahulu"

"hati-hati dijalan" yoongi hanya menganggukan kepalanya

"sejak kapan oppa tau bahwa kita sepupuan?"

"saat eomammu mengirimi nomor kamarmu dan itu sepertinya belum lama"

"kalau gitu seperti apa appamu?"

"dia seorang polisi, dia gila kerja namun baru pensiun beberapa bulan yang lalu, dia sangat ketat, dia tidak akan memberikan informasi apapun saat aku bertanya dan dia orangtua yang suka merajuk"

"namun dia sosok paman yang baik, dan pastinya sangat mencintai para ponakan nya. apa kau siap?"

jennie menatap jeonghan sejenak

"siap"

"kalau begitu ayo ikut aku"

sedangkan disatu sisi terlihat yoongi bersama sojeong direstaurant milik sojeong

"apa kau sudah lama tau bahwa jennie itu sepupu jeonghan?"

"aku baru tau karena dia memang jarang membicarakan keluarganya padaku"

"marga mereka sama sama kim mengapa aku tidak bisa menyadari itu?"

"kau terlalu berlebihan dalam berpikir, marga kim di korea itu sangat banyak, apa kau tidak memiliki teman bermarga kim?"

"aku memiliki sekitar 2 atau 3 orang"

"lalu kau juga akan berpikir mereka keluarga jennie? tidak juga kan?"

"kau benar juga"

"kau terlalu banyak dalam berpikir"

"kalau boleh tau siapa nama appanya jeong han hyung?"

"kau tidak tau? appanya sering masuk tv"

"aku benar benar ga tau"

"kim jeong dae"

seketika bayangan kehidupan jun-myeon muncul kembali dibenak yoongi, membuat yoongi menjadi melamun dan melihat baik baik kilasan tersebut

"oppa ada apa?"

"bukan apa-apa aku permisi dahulu" yoongi dengan cepat berlari meninggalkan restaurant tersebut

"sebenarnya apa yang sedang terjadi? apa ada sesuatu yang menyeramkan yang jeonghan sembunyikan dariku tentang keluarga nya? mengapa yoongi oppa jadi sangat panik
saat mendengar nama appa nya?"

Until we meet againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang