Can't believe (DoWoo)✔️

일곱

5 bulan kemudian...

Hari ini ultah pertama Jeno, tapi Doyoung dan Jungwoo tidak bisa ikut merayakan bersama-sama, karena Jungwoo harus banyak-banyak Istirahat.
Mereka hanya videocall tadi. Sebenarnya sedih tidak bisa bertemu langsung, tetapi karena kesehatan Jungwoo dan babynya lebih penting, so ya, mereka hanya videocall saja.

Kata dokter, babynya akan lahir sekitar minggu-minggu ini atau minggu depan, maka dari itu mereka sudah menyiapkan banyak hal.

"Jeno sudah setahun aja yaa.." kata Doyoung.

"Happy Birthday, ya Jen!" lanjut Jungwoo.

"Iyaa, makasih Aunty Uncle! Oh iya, Jeno akan punya teman nih sebentar lagii" kata Taeyong, membuat Jungwoo tertawa.

"Amin Hyung, doain yaa" kata Jungwoo sembari mengusap perutnya.

"Pasti Woo, oh iya, Doy, jangan pernah lengah jagain Jungwoo yaa~ Udah harus ready semua." kata Taeyong.

"Iya hyung" jawab Doyoung.

"Sip! Jeno tunggu ya kelahirannyaa, ya gak Jen?" Jaehyun menunjukkan Jeno yang sedang bermain dengan mobil-mobilannya.

"Lucu banget sih kamu, Jenn" Doyoung jadi gemas.

"Take care of Jungwoo ya, Doy! Jungwoo, semangat yaa, dikit lagii" ucap Jaehyun.

"Iya Jaee" Kata Doyoung.

"N-ne.. makasi Jaehyun Hyungg" kata Jungwoo lalu telepon dimatikan.

"Kak.. sini deh, aku mau pinjam tangannya sebentar.. siniii" Doyoung memberikan tangan kanannya buat Jungwoo, entah mau diapakan.

Jungwoo menaruh tangannya di perutnya, ternyata babynya sedang menendang.

"Lucu.." Doyoung tersenyum menatap Jungwoo, yang sepertinya sedikit kesakitan karena tendangan.

"Jungwoo-ya.. sakit?!" Doyoung mendekat ke Jungwoo lalu mengusap perut Jungwoo perlahan, sembari memeluknya.

"S-sakit, Kak.. pertama kali dia nendang sekenceng in- Aw! Apalagi kalau dia nendang ulu hati, hm rasanya..." jawab Jungwoo.

"Aduh.. tahan sebentar lagi ya.. Dokter bilang minggu ini/minggu depan babynya sudah lahir kok.. nanti kamu gak akan sakit lagi, oke?" ucap Doyoung pada Jungwoo.

"Iya Kak.." jawab Jungwoo.

"Semangat Jungwoo-ya.. Saranghae"

*Cup*

Doyoung mengecup bibir Jungwoo. Ia pun tiduran di paha Jungwoo dan memeluk perut Jungwoo.

"Baby, sabar ya.. jangan nendang-nendang mama mulu.. kasihan mama.. pelan-pelan saja ya sayang.. Papa Mama gak sabar ketemu kamu" Doyoung mengecupi perut Jungwoo.

Jungwoo mengusak rambut Doyoung.

"K-kak.. makasih ya, udah selalu ada buat aku.."

"Sudah berapa kali aku bilang padamu, kau itu tanggung jawabku" kata Doyoung.

Ia pun bangun dan mencium bibir Jungwoo. Tak berlangsung lama karena Jungwoo belum mengambil nafas, sedangkan Doyoung langsung menciumnya secara tiba-tiba.

Setelah mengambil nafas, Doyoung kembali melumat bibir Jungwoo, dan memaksa lidahnya masuk ke dalam mulut Jungwoo.

Setelah tautan itu terlepas, Doyoung hanya menatap Jungwoo, entah tatapan apa itu, yang pasti Doyoung hanya menatap Jungwoo tanpa mengatakan sepatah katapun.

"K-kak.. kenapa liat aku kaya gitu?"

"Gapapa, cuma liat istri sendiri memang ga boleh? " tanya Doyoung sembari mencubit pipi Jungwoo.

"Ih! Kak!"

"Orang bilang, tidak ada manusia yang sempurna, tapi kok kamu sempurna, Woo? Ngaku, kamu pasti bukan manusia" kata Doyoung random.

"Apasih Kak, aku manusia dong, kalau bukan manusia apaan coba, hantu gitu?"

"Malaikat, Woo"

"KAKAK GOMBAL-GOMBAL SEKALI LAGI, AKU TAMPOL YA" Jungwoo segera menghujani pukulan sayang ke suaminya itu.

"Geli tau gak?!" lanjut Jungwoo.

"Halah, bilang aja kamu juga suka"

"Engga tuh" Doyoung tiba-tiba menarik tangan Jungwoo dan mendekatkan mukanya ke muka Jungwoo.

"Masa? Hm?"

"KAK DOYOUNG, IH!" Jungwoo langsung mundur, ia mendadak sedikit kesal dengan suaminya itu.

"Tuh, Baby, masa mama marah sama papa, mama nakal kan" Doyoung kembali berbicara di depan perut Jungwoo.

"Enak aja! Papa yang sok sok gombal, geli tau" ucap Jungwoo sembari mengusap perutnya.

"Mama suka kok sebenarnya, tapi sok gak suka aja" lanjut Doyoung.

"Kakak bisa diam gakk?" Jungwoo memukuli tangan Doyoung.

"Iya iyaa, gak lagi deh, Ahaha kamu lucu banget kalau lagi ngambek" kata Doyoung sambil tertawa.

"Ngeselin" kata Jungwoo.

To be continued~