여덟

812 62 1
                                    

3 hari setelahnya..

Doyoung membuatkan sarapan buat Jungwoo lalu menaruhnya di meja lipat milik Jungwoo. Jungwoo sedang mengerjakan tugasnya, dia sudah mulai bekerja di rumah sejak masuk 8 bulan.
 ‎  

"Jungwoo-ya.. makan dulu, sini kerjaannya, aku bantu." kata Doyoung.

"Makasih, Kakk" Doyoung mengambil laptop milik Jungwoo, lalu ia membantu Jungwoo, Jungwoo sarapan terlebih dahulu.
 ‎  
 ‎  
Setelah itu.. Doyoung kembali ke kamar setelah menaruh piringnya di mesin pencuci piring.

 ‎  
"Kak! Dia nendang, sini deh" Doyoung mendekat dan menempelkan telinganya ke perut Jungwoo.

"Lucunya.. sekarang sudah gak sakit lagi?" Doyoung melepaskan kepalanya dari perut Jungwoo.

"Enggak, aku sudah cukup terbiasa dengan ini"

"Oh gitu..." Doyoung tertawa.

"Hm.. Kak.." panggil Jungwoo.

"Apa?" Doyoung menatap istrinya itu.
 ‎  

"P-perutku sakit!" Jungwoo memegangi perutnya.

"HAH?!" Doyoung langsung mengangkat Jungwoo ala bridal dan memasukkannya ke mobil, lalu ke rumah sakit.
 ‎  
 ‎  
Selama perjalanan.. Jungwoo hanya diam.

"Woo, ngomong sesuatu! Aku bingung sekarang!" Doyoung 100% panik sekarang. Ia harus fokus menyetir tetapi juga harus memperhatikan Jungwoo.

"Gak tau kak, tadi perutku sakit, tapi sekarang biasa aja" jawab Jungwoo.

"Ne?! Trus beneran apa engga dong?"

"Mungkin kontraksi palsu?" jawab Jungwoo.

"Haduh, aku sudah panik, Woo" kata Doyoung.
 ‎  
 ‎  
"Akh! Tuh, tiba-tiba sakit lagi.." Jungwoo merintih kesakitan. Tangan Doyoung terangkat untuk mengusap perut Jungwoo.

"Sabar ya sayang.." kata Doyoung sembari menyetir secepat yang ia bisa.

"Kak! Akh, tiba-tiba makin sakit! AKHH" Jungwoo merintih.

"Iya Woo, aku tau, sudah mau sampai kok.." kata Doyoung menenangkan.

"Kak, aku ga tahan! Gak bisa tunggu lagii! AAKHH"

"Sabar Woo, baby.. sabar..." ucap Doyoung lagi.

"AKHHH! AH KAK, AKU GA KUAT LAGI" Jungwoo menarik tangan Doyoung.

"Jungwoo-ya.. tarik nafas dulu.." Doyoung berusaha menenangkan Jungwoo.

"AAKHH! GABISA KAK!" Jungwoo terlihat sungguh kesakitan sekarang.
"Ikutin aku, inhale, exhale, inhale, exhale" Jungwoo pun mengikuti kata-kata Doyoung, Doyoung segera menyetir secepat mungkin, untung saja rumah mereka dekat dengan rumah sakit.

"ARGHHH, SAKIT KAKK" Jungwoo menggenggam tangan Doyoung dengan sangat kuat.

"Iya sayang, aku paham, sebentar lagi, kita akan sampai, oke?" Doyoung mencari parkir sekarang.

"EUNGGGH" Jungwoo merasakan sakitnya makin kuat.

"KAK! PPALIHAE!"

"Oke, kamu tenang ya, kita turun" Doyoung membantu Jungwoo keluar lalu dinaikkan ke kursi roda disana.

Lalu Jungwoo langsung ditangani, dan Doyoung menunggu di luar, dia juga menelepon Papa Mamanya, dan Mamanya Jungwoo, Papa Jungwoo sedang tidak di Seoul sekarang.

"Doyoung-ah!" Itu adalah Mamanya Doyoung.

"Mam!"

"Jungwoo sudah didalam ya?" tanyanya.
Doyoung mengangguk.
"Mamanya Jungwoo dimana?"

"Ia akan kesini, kamu tenang ya, Doy.. tarik nafas, tenang, Jungwoo gak akan kenapa-napa, oke?" Doyoung mengatur nafasnya perlahan.

"Iya Ma.."

"Doyoung-a!!"

"Jaehyun!" Jaehyun langsung memeluk sahabatnya itu.

"Jungwoo dimana?"

"Baru saja masuk."

"Tenang ya, Doy, aku pernah di posisimu, perasaanmu juga sama kaya perasaanku, pas nunggu Taeyong." Doyoung mengangguk mengerti. Ia pun hanya duduk sembari menunggu.

To be continued~

Can't believe (DoWoo)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang