The Sassy Guy Next Door - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]

Temperature

Dante sadar sekali yang dilakukannya memang bodoh karena jelas ia tidak tahu akun sosial media milik Arthur, apalagi kebalikannya. Namun entah mengapa sikapnya itu berubah menjadi menggelikan belakangan ini.

Berlaku sangat clingy padahal jelas sekali Arthur tidak akan melihat apapun yang ia upload di laman sosialnya.
Namun ia tidak peduli. Toh yang benar-benar mengenal dirinya hanya segelintir, termasuk Abel yang terlihat menyukai photo-nya barusan. Sambil dalam hatinya berdo'a semoga gadis itu tidak mengetahui perihal dirinya dan Arthur malam itu.

Ingat program beasiswa yang akan dihelat oleh perusahaannya?

Sabtu pagi ini, Dante telah mengikuti salah satu gelombang seleksi dari total 39 orang karyawan yang ikut.

Gugup?

Tidak.

Masih lebih gugup ketika Arthur akhirnya mencumbui bibirnya.

Mengingat malam itu saja membuat Dante sukses tersenyum lagi.

Tapi, tidak. 

Kali ini serius.

Tentu saja Dante sangat gugup. Ia ingin sekali mendapatkan kesempatan untuk meraih gelar S2 Psikologi-nya. Selain karena memang ingin memiliki pendidikan lebih baik, ia ingin juga membuktikan kepada Frans, juga mendiang kedua orang tua-nya bahwa ia mampu seperti Frans, walau memang baru bisa membuktikannya sekarang.

Dante mengedikkan kedua bahunya, menyadari hidupnya sangat berambisi sekali membuktikan sesuatu kepada orang yang bahkan sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Menyedihkan...

Dante merogoh sakunya yang terasa bergetar karena notifikasi ponselnya. Melihat ada nama laki-laki yang memang sedang memenuhi benaknya belakangan ini. Sambil Dante mendudukkan tubuhnya kembali pada kursi biliknya dan bersiap-siap untuk makan siang, ia lalu membuka pesan dari Arthur tadi.

Dante membuka photo yang dikirimkan oleh Noé tadi. 

Sedikit penasaran dengan bagaimana rambut Arthur sebenarnya. Karena terakhir kali Dante menyentuhnya di dalam kegelapan mobil laki-laki itu.