05

27 4 74
                                    

"Gak.. Gak mungkin!" teriak Syesha histeris dan saat itu juga air matanya jatuh sangat deras seraya memeluk Ana. Ana yang melihat itu kembali bertanya.

"Apa yang gak mungkin Sye? Jelasin ke gue! Cerita ke gue!" ucap Ana.

"Bonyok.... Abang gue Na... Hiks.. Hiks.." ucapnya sesenggukan.

"Kenapa Sye? Jangan bikin gue tambah panik!" kata Ana.

"Mereka... Mereka... Di... Tabrak!" ucapnya lemah.

"Terus mereka dibawa ke rumah sakit mana?" tanya Ana lebih jelas.

"Mereka dibawa ke RS Raflesia. Ayo kita kesana!" ucap Syesha sambil menarik tangan Ana keluar dari toilet menuju parkiran.

Sesampainya diparkiran, mereka langsung menuju motor Ana lalu keluar dari lingkungan sekolah. Dengan kecepatan diatas rata-rata Ana melaju dijalanan, tak perduli dengan umpatan yang diberikan pengendara lainnya. Cukup butuh waktu lama untuk mereka sudah sampai di RS Raflesia, lalu bergegas menuju ruangan yang sudah diberitahu paman Syesha tadi.

Saat mereka sampai di depan ruangan itu, terlihat ada keluarga paman Syesha sedang menunggu disana. Kehadiran mereka pun disadari oleh keluarga sang paman. Syesha yang masih menangis menghampiri sang paman dan bertanya awal kejadiannya.

"Om...Hiks.. Hiks.. Gimana awal kejadiannya?" tanya Syesha.

"Jadi gini... Saat diperjalanan, mobil papa mu ditabrak oleh truck yang melaju dengan kencang. Savier yang bawa mobil terkejut dan tidak sempat menghindar dan ditabraklah mereka, hingga mobil terpental ke jurang. Untungnya ada seorang pengendara yang melewati jalan itu mendengar teriakan Savier. Polisi kini mencari truck itu, tetapi karena tidak ada saksi mata yang melihat kejadian itu membuat polisi kesulitan mencari siapa pengendara truck itu. Jujur om sangat kaget mendengar kabar kecelakaan ini" jelas Reece dramatis.

Syesha hanya bisa menangis mendengar penjelasan pamannya. Ana yang melihat itu menenangkan Syesha. Tak lama dokter keluar dari ruangan itu dengan wajah tak bisa diartikan. Melihat dokter seperti itu, Syesha menghampiri dan bertanya to the point. 

"Dok gimana papa mama sama abang saya?" tanya Syesha dengan wajah khawatirnya.

"Hufh.." dokter menghela nafas lalu menjawab pertanyaan Syesha.

"Sebelumnya saya minta maaf... Dua pasien tidak bisa diselamatkan... Tetapi satu pasien mengalami patah kaki dan kondisinya masih kritis" jelas dokter itu.

"Dokter bohong kan?! Gak mungkin! Gak ada yang meninggal kan dok?!" tanya Syesha histeris.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin" ucap dokter itu lalu pergi.

Syesha langsung terduduk lemas dilantai rumah sakit dengan tatapan kosong. Sang keluarga paman hanya bisa menangis tak bisa berkata-kata. Ana yang melihat Syesha terduduk lemas langsung memeluknya dan menenangkannya.

Tepat dihari itu juga kedua orang tua Syesha dimakamkan. Kini pemakaman telah usai hanya tersisa Syesha beserta Ana dan Keluarga kecil sang paman. Tetapi perlahan-lahan mereka pun pulang karena cuaca mau hujan. Sedangkan Syesha bersama Ana masih setia disana. Hingga rintik-rintik hujan turun barulah mereka pergi dari pemakaman. Selama pemakaman hingga pulang ke rumah, Syesha tidak bersuara ia hanya menatap kosong bahkan diajak bicara pun tak dijawab sama sekali.

***

Di kediaman nona Avzerick tengah kehadiran tamu yang tak lain dan tak bukan ialah tuan Avzerick sendiri tidak lupa dengan istri keduanya. Yap, tamu Keyzia saat ini adalah ayahnya sendiri dan juga ibu tirinya. Perlu kalian ketahui hubungan mereka bisa dibilang seperti om dan ponakan. Entah apa penyebab hubungan ayah dan anak itu tak begitu akrab sehingga membuat mereka terlihat seperti om dan keponakan. Ditambah lagi hubungan Keyzia dengan ibu tirinya itu juga renggang .

VENDETTA||ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang