07

23 5 51
                                    

Dirumah sakit Syesha menemani Savier yang masih terbaring lemah di bankar rumah sakit. Kondisi Savier masih belum sepenuhnya pulih dan telah melewati masa kritis, hanya saja belum sadar. Sudah berapa hari Syesha tak masuk sekolah karena menemani Savier di rumah sakit dan Ana tau itu. Terkadang Ana juga menemani Syesha menjaga Savier selepas pulang sekolah. Tak jarang juga Ana membujuk Syesha untuk pergi ke sekolah, tetapi Syesha tak ingin meninggalkan Savier sendiri di rumah sakit. 

"Abang.. Bangun.. Hiks.. Jangan tidur mulu, Yaya gak ada temen main PS lagi kalo abang tidur mulu... Hiks.. Hiks.." gumam Syesha sesenggukkan.

"Jangan tinggalin Yaya.... Hiks... Hiks.. Cukup papa sama mama aja yang tinggalin Yaya, abang jangan" ujarnya menangis. Hingga suara bariton pamannya membuat Syesha menoleh ke arah pamannya.

"Syesha" panggil Reece pelan.

"Iya om ada apa?" tanya Syesha sopan.

"Om mau bicara soal warisan peninggalan papamu" jawab Reece.

"Oh.. Om mau bicara disini apa bagaimana?" tanya Syesha lagi.

"Disini aja, om juga buru-buru" tegas Reece.

"Yaudah om, apa yang om bicarain?" tanya Syesha mulai masuk topik.

"Jadi begini, papamu memberikan warisan berupa rumah dan perusahaan untuk kalian. Om rasa kalian terlalu muda untuk memegang warisan itu. Sebagai orang tua kedua kalian, om yang akan mengambil alih itu. Om akan mengubah surat rumah yang tadinya atas nama Richard Falanio menjadi Syesha Lydora F, begitu juga perusahaan hanya saja perusahaan atas nama Savier F. Oh ya.. Keluarga om akan tinggal di rumah kalian malam ini untuk menemani kalian" jelas Reece panjang lebar.

"Hmm... Iya om. Tapi Syesha masih temani abang dirumah sakit, setelah abang benar-benar sudah pulih dan sehat lagi baru kami balik kerumah" ucap Syesha pelan.

"Yasudah kami akan menjaga rumah kalian sampai kalian kembali ke rumah dan kami juga akan tinggal bersama kalian" putus Reece.

"Lha gimana sama rumah om yang lama?" tanya Syesha polos.

"Om jual ke temen om yang kebetulan butuh rumah" jawab Reece bohong.

"Oh" balas Syesha seadanya.

"Yasudah kalo begitu om pergi dulu" ucap Reece lalu pergi. Tak lama setelah kepergian Reece, sahabat Syesha datang menjenguk Savier sekalian membujuk Syesha untuk pergi ke sekolah besok. Bukan hanya itu mereka juga datang membawa kabar hot yang membuat sekolah mereka gempar.

"Syesha!" teriak Nia mengema di ruangan itu.

"Jangan teriak goblok" tegur Ana.

"Ini rumah sakit Nia bukan hutan!" kesal Milea.

"Kasian abang Syesha ke ganggu dengar suara lo" ujar Vio.

"Maaf, hehehe" ucap Nia dengan cengirannya.

"Udah-udah... Duduk dulu. Tumben berempat ke sini?" tanya Syesha.

"Kita mau jengukin abang lo sekalian bujuk lo buat masuk sekolah besok, tuh ibu Salomeh nyariin lo!" jelas Milea.

"Kita juga bawa berita yang buat sekolah gempar!" heboh Nia.

"Sans aja kali Nia gak usah heboh dih!" ucap Ana yang jengah melihat kehebohan Nia.

"Biarin wleek" balas Nia sambil menjulurkan lidahnya mengejek Ana.

"Udah-udah berantem mulu lo berdua" lerai Syesha.

"Jadi gimana Sye lo mau kan sekolah besok?" tanya Vio.

"Gue mau sekolah, tapi gue gak mau ninggalin bang Ier sendiri dirumah sakit" jawab Syesha sedih.

VENDETTA||ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang