☆BAGIAN 5☆

581 33 1
                                    

Panti asuhan adalah tempat dimana anak-anak berhati malaikat di asuh. Banyak dari mereka yang tinggal di panti asuhan karena hasil dari hubungan terlarang dan juga disimpan begitu saja oleh orang tua mereka karena tak bisa membiayainya.

Seorang gadis kecil berlari ke arah gerbang panti dimana seorang remaja laki-laki tengah berjongkok dan merentangkan tangannya juga bermaksud agar gadis itu masuk kedalam pelukannya.

"Kakak Pano!"

Vano memeluk erat tubuh kecil itu dan membawanya berputar-putar sejenak di depan gerbang membuat gadis kecil itu tertawa sangking bahagianya bertemu Vano.

"Kakak dari mana aja? Kila kangen banget tau sama kakak!"

"Anak-anak panti yang lain juga nyariin kakak."

Kila, gadis kecil berusia 5 tahun yang dibuang oleh kedua orang tuanya hanya karena mata sebelah kiri gadis kecil itu buta permanen. Sejak usia 1 tahun Kila sudah berada di panti ini.

"Oh ya? Kila kangen sama kakak?"

"Iya! Kila kangen banget sama kakak. Kakak akhir-akhir ini jarang banget datang ke panti. Kila kangen pelukan kakak pano."

Vano begitu terharu mendengar alasan Kila kangen padanya, jarang-jarang ada orang kangen dengan pelukannya. Vano berjalan masuk kedalam panti sambil mendengarkan celotehan gadis kecil yang berada di pelukannya dan juga pak Adi yang membawa beberapa paper bag yang berisikan kebutuhan anak-anak panti.

"YEY KAKAK PANO DATANG, KAKAK PANO DATANG!!"

Anak-anak panti yang lainnya berseru senang sambil meloncat-loncat saat melihat Vano datang, banyak dari mereka berebut ingin di gendong oleh Vano sampai-sampai Vano sedikit kewalahan menghadapi anak-anak itu.

"Eh kalian tidak boleh berebut begini, kasihan kakak vano nya pusing jadinya," tegur kepala panti yang datang dari arah dapur.

Ibu Ema adalah kepala panti disini. Ibu Ema begitu senang saat melihat kedatangan Vano yang disambut senang oleh anak-anak sampai-sampai berebut minta di gendong seperti Kila.

"Kakak pano pusing? Maaf ya kakak, gara-gara kami kakak jadi pusing."

Seluruh anak panti sontak terdiam dan menundukkan kepalanya sedikit merasa bersalah karena membuat Vano pusing akibat ulah mereka.

"Kakak gak pusing kok, malahan kakak senang ketemu kalian."

"Kakak gak bisa gendong kalian semua, peluk aja ya? Gapapa?"

Mereka semua berlari kedalam pelukan Vano dengan senyuman begitu tulus, sebanyak 12 anak memeluk Vano secara bersamaan, sedangkan Ibu Ema hanya bisa menatap kagum melihat betapa sayangnya anak-anak panti kepada Vano.

🍼🍼🍼

Hembusan angin pagi menemani Vano dan Kila yang tengah duduk di bawah pohon mangga yang berada di depan panti sambil memakan biskuit yang di bawa Vano tadi.

Ini adalah kebiasaan yang selalu dilakukan Kila saat Vano berkunjung ke panti. Kila selalu mengajak Vano untuk duduk di bawah pohon sambil menceritakan kejadian-kejadian apa saja yang di alaminya di panti ini sebelum Vano berkunjung, seperti seorang anak yang melaporkan kegiatan apa saja yang dilaluinya hari ini kepada sang ayah.

"Kakak tau gak? Kemarin Kila jatuh dari sepeda tau, lutut Kila luka nih, liat nih." Kila mengangkat sedikit drees bunga-bunganya memperlihatkan lututnya dengan luka masih basah.

"Loh lututnya Kila luka? Kok tadi bisa lari kencang pas mau peluk kakak? Terus pas kakak gendong emang gak sakit lututnya? Kan lukanya bergesekan sama jaket kakak."

Baby nono [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang