☆BAGIAN 10☆

351 30 0
                                    

Hari yang melelahkan ini akhirnya berakhir dengan hasil yang memuaskan, acara yang sudah mereka atur selama satu bulan lamanya, tugas sekolah mereka terganggu, pulang malam, rapat sampai malam kini semuanya terbayarkan dengan lancarnya acara yang sudah berjalan selama tiga hari berturut-turut.

Echa salah satu dari banyaknya anggota osis yang bersorak senang akan hal itu. Ia dan anggota osis lainnya pulang tepat pukul tujuh malam setelah melaksanakan rapat penutupan.

Echa turun dari mobilnya setelah memastikan mobilnya terparkir rapi di garasi, langkah kakinya membawanya masuk kedalam rumah. Perutnya mendadak lapar setelah mencium aroma makanan yang begitu menyeruak dari arah dapur.

"Tumben udah pulang nak? Biasanya jam delapan baru pulangnya."

Dari arah dapur mama Echa yang bernama mama Amira datang dengan sepiring tahu goreng di bawanya ke meja makan dan di tata rapih dengan masakan lainnya.

"Acaranya udah selesai ma, mangkanya pulang lebih awal. Mama masak apa? Wangi banget soalnya."

Mama Amira tersenyum melihat antusias Echa melihat masakannya.

"Mama masak makanan kesukaan kamu dan Abang kamu."

"Abang?" Tanya Echa. Abangnya itu dokter muda dan terkadang ia tidak pulang karena begitu sibuk di rumah sakit, mendengar abangnya pulang membuat Echa begitu senang, ia berlari ke kencang ke kamar abangnya dan membuka keras pintu kamar itu, pemuda tampan yang tengah tertidur pun mendadak bangun saat mendengar pintu kamarnya di buka kasar.

"ABANG IAN!!"

"ADEK!!"

-
Echa begitu senang makan malam hari ini, walaupun minus ayahnya, karena Echa tahu ayahnya begitu sibuk akhir-akhir ini karena proyek besar perusahannya, tapi yang terpenting saat ini abangnya menemaninya makan. Bundanya pamit lima belas menit yang lalu untuk ke kantor sang suami untuk membawakannya bekal. Ayahnya Echa memang seperti itu, ia hanya ingin makan jika makanan itu buatan istrinya. Dasar bucin.

Di meja makan hanya ada Echa dan Abangnya saja yang tengah makan malam. Echa duduk anteng dengan tangan memegang tahu goreng dan ayam goreng sedangkan abangnya menyuapi adik kecilnya nasi dan beberapa lauk.

"Akwu swnang bwang pwlang hehehe."

Tak.

Echa sedikit meringis saat jidatnya di sentil oleh abangnya, walaupun begitu abangnya tetap mengusap jidat adiknya yang di sentilnya tadi.

"Abisin dulu makanannya baru ngomong dek."

Echa mengangguk patuh dan menerima suapan demi suapan yang di berikan abangnya dan memakan habis tahu goreng dan ayam goreng miliknya.

-
Gavian Ganeswara. Pemuda tampan dengan prestasinya yang tidak main-main. Gavian adalah abang dari Echa yang telah menyelesaikan pendidikannya begitu cepat dan sekarang ia menjadi dokter muda di salah satu rumah sakit di bagian ahli gizi

Gavian jarang pulang dan sangat jarang menghabiskan waktunya bersama sang adik, kebetulan hari ini ia tidak memiliki jadwal lagi maka dari itu ia memilih pulang, sekaligus menghabiskan waktunya bersama adik kecilnya.

Selesai makan malam keduanya memilih bersantai di ruang tamu dengan kesunyian menemani keduanya. Echa tengah asik menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Gavian dan menikmati usapan tangan abangnya di rambutnya, sedangkan Gavian tengah membaca beberapa artikel tentang gizi anak.

"Abang, aku boleh nanya gak?"

Gavian meletakkan handphonenya di sisi sofa dan menundukkan kepalanya melihat wajah Echa yang sedikit murung.

Baby nono [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang