Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu seluruh siswa-siswi. Hari ini adalah hari dimana sekolah mereka memperingati ulang tahunnya ke 60 tahun. Acara akan berlangsung selama 3 hari berturut-turut yang dimana tidak akan ada pembelajaran selama 3 hari kedepannya.
Seluruh siswa-siswi memakai baju olahraga, tapi masih ada dari mereka yang memakai atasan yang berbeda, tapi bawahannya masih memakai celana olahraga.
Seluruh anggota osis juga melakukan hal yang sama, seperti Vano dan Echa tentunya. Vano memakai kaos hitam polos dengan celana olahraga yang di pasangkan dengan sepatu putih. Banyak pasang mata yang memandang kagum kadar ketampanan Vano yang semakin menjadi-jadi jika bergaya seperti ini.
Sedangkan Echa juga memakai kaos hitam polos dengan sepatu putih sama seperti Vano, rambut gadis itu di ikat yang dimana banyak berdecak kagum melihatnya. Echa dan Vano memang sengaja berpakaian kembar seperti ini. Ini semua atas permintaan Vano yang senang hati Echa turuti.
"Panggilan di tujukan kepada seluruh anggota osis agar berkumpul di lapangan sekarang!"
Vano duduk di salah satu kursi di pinggir lapangan sembari menunggu anak-anak osis yang lainnya berkumpul. Tatapannya sedari tadi menatap Frasia yang berdiri di koridor dengan rambut yang sengaja di gerai begitu saja.
Frasia memang begitu cantik jadi jangan heran jika banyak dari kakak kelas ataupun teman seangkatan yang menyukai gadis itu.
"Ceweknya Vano cantik banget!"
Tapi senyumannya perlahan memudar saat seorang kakak kelas menghampiri Frasia dan mengandeng gadis itu menjauh dari koridor.
"Vano sedih."
Vano menundukkan kepalanya sambil memainkan ujung kaosnya.
"Adek Nono!!"
Echa berlari kedalam lapangan dengan senyuman terpatri di wajah gadis itu. Vano yang tadinya tengah murung mendadak tertawa mendengar nama panggilan yang gadis itu berikan padanya.
"Echa jangan lari-lari, nanti Echa jatuh kan gak elit banget diliatin sama anak-anak."
Echa mengangguk, "Kebetulan tadi aku ketemu sama Frasia terus dia titip ini sama aku, katanya jangan lupa di minum, nanti siang bakal di kasih lagi katanya." Echa memberikan Vano sebotol susu keju dan langsung diterima dengan senang hati oleh Vano.
Vano yang tadinya tersenyum mendadak murung saat mengingat betapa senangnya Frasia di gandeng oleh kakak kelasnya tadi. Echa menatap bingung Vano yang tengah murung sambil mengusap-usap permukaan botolnya.
Echa berjongkok di hadapan Vano dan mengusap rambut hitam remaja itu, "Jangan sedih ya, no. Itu cuman kakak kelas yang kebetulan lagi akrab sama Frasia kok." Echa jelas tahu apa yang membuat sahabatnya ini sedih, karena secara langsung ia melihatnya tadi. Sebelum ke ke tengah lapangan, Echa melihat Frasia yang begitu senang di gandeng oleh salah satu kakak kelas dan Echa juga melihat Vano yang menunduk setelah melihat itu semua.
"Echa kok bisa tau sih apa yang bikin Vano sedih? Jangan-jangan Echa punya cctv ya?!"
"Aku emang punya cctv. Cctv nya tuh disini." Echa menunjuk kedua bola matanya yang dimana mengundang rasa kesal Vano.
"Obat dan bekalnya di bawakan?" Vano mengangguk, "Tapi tisu Vano abis, soalnya pagi tadi sempat mimisan lagi," jawabnya.
"Aku bawa tisu kok. Mimisannya banyak gak?"
Vano menggeleng, "Mimisannya gak banyak kok, Cha. Vano bersyukur banget soalnya pas mimisan kepala Vano gak sakit sama sekali."
Pagi tadi sebelum sesudah mandi mimisan Vano kembali muncul, tapi darahnya tidak sebanyak biasanya yang dimana ia hampir menghabiskan sebungkus tisu besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby nono [REVISI]
Teen Fiction[vote sebelum membaca!!] PLAGIAT DILARANG KERAS MENDEKAT! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! Vano itu manis, lucu, gemesin. Paket komplit pokoknya! Vano juga susu keju, susu keju bukan sembarang susu keju. Vano suka susu keju buatan Fra...