☆BAGIAN 9☆

395 29 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir dirayakannya ulang tahun sekolah mereka. Yang dimana hari ini akan di adakan jalan santai yang bisa dibilang akan menguras keringat mereka semua. Setelah jalan santai, para murid akan melaksanakan lomba terakhir yang dimana setiap kelas akan menghias tumpeng buatan mereka masing-masing.

Setiap kelas terpilih 3 orang murid untuk mengikuti lomba tumpeng yang dimana 3 murid tersebut tidak akan mengikuti jalan santai, tapi mereka akan melaksanakan lomba tumpeng saat murid yang lainnya sedang jalan santai.

Arkana, Frans dan Jarrel. Ketiganya terpilih mengikuti lomba tumpeng yang artinya ketiganya tidak ikut jalan santai bersama yang lainnya.

"Semua murid harap berkumpul di lapangan sekarang, karena sebentar lagi jalan santai akan dimulai!"

Semua murid berlarian ke lapangan dan berbaris sesuai kelas mereka masing-masing, begitupun dengan anggota osis. Sedangkan Vano masih berada di dalam ruangan osis bersama Echa.

"Kamu gak usah ikut jalan santai ya, no. Please kali ini aja kamu dengerin kata-kata aku."

"Kamu cukup duduk di pinggir lapangan mantau anak-anak lomba tumpeng."

Vano terus saja menggelengkan kepalanya menolak apa yang Echa katakan padanya. Bukan tanpa alasan gadis itu melarang Vano untuk ikut jalan santai bersama yang lainnya, sedari tadi Vano terus menerus mimisan sampai-sampai sebungkus tisu besar yang Echa bawa hampir habis karena darah Vano yang terus menerus keluar.

"Vano gapapa, Cha."

"Vano cuman mimisan doang, bentar juga berhenti sendiri kok."

Dalam kondisi apapun itu Vano selalu saja bersikap keras kepala. Ia tidak mementingkan bagaimana kondisi kesehatannya saat ini. Ia selalu mengutamakan kegiatan yang tengah ia lakukan dan menjadikan nomor dua kesehatannya.

"Aku bakal kasih tau Frasia tentang penyakit kamu dan-"

"Echa!"

Vano mendorong kasar tangan Echa yang tengah membersihkan hidungnya. Nafasnya sedikit sesak mendengar ucapan gadis dihadapannya itu.

"Vano kan udah bilang! Jangan kasih tau siapa-siapa tentang penyakit ini!"

"Mangkanya kamu nurut kalau gitu! Jangan hanya karena kegiatan ini terus kamu menomorduakan kesehatan kamu Vano! Mikir dong gimana sakitnya tubuh kamu kalau sakit kamu kambuh. Kamu meraung-raung kesakitan, kamu tarik-tarik rambut kamu sampai-sampai rontok, hidung kamu mimisan tiap harinya, apa kamu gak ingat semua itu?"

"Jalan santai itu gak bakal nolongin kamu di saat penyakit kamu kambuh!"

"Sekali-kali otak kamu tuh di pake, jangan hanya karena kegiatan ini, kesehatan kamu makin tambah parah!"

Setelah mengomeli Vano panjang lebar, Echa meninggalkan Vano di ruangan osis itu seorang diri.

"Vano jahat sama diri Vano sendiri..."

🍼🍼🍼

Tepat pukul 06.30 pagi, jalan santai akan dimulai. Seluruh murid juga sudah berbaris rapi dengan kelas mereka masing-masing.

Echa mengedarkan pandangannya mencari dimana Vano berada. Dalam hati ia terus saja berdoa berharap remaja itu mendengarkan perkataan nya tadi dan menjaga kondisi kesehatannya.

"Baiklah, jalan santai akan kita buka dalam hitungan 1, 2, 3!!"

Seluruh murid berjalan keluar sekolah secara beriringan dan Echa juga ikut disana, tapi ia menggunakan sepeda motor bersama teman osis yang lainnya untuk mendokumentasikan jalan santai tersebut.

Baby nono [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang