Echa tersenyum teduh menatap Vano yang tertidur di kursinya dengan lengan kirinya sebagai bantalan, tangan kanannya memegang botol susu kejunya.
Seluruh murid di kelas ini sudah datang dan banyak kebanyakan dari mereka memanfaatkan jamkos ini untuk tidur, tugas-tugas yang guru berikan kepada mereka begitu banyak, belum lagi sepulang sekolah mereka harus harus latihan eskul.
Keempat sahabatnya juga melakukan hal yang sama, dimana Kirey dan Frasia tertidur di depan papan tulis dengan bantal kecil yang sengaja mereka bawa dari rumah, sedangkan Aia tertidur di paha Cia. Cia tak tidur seperti teman-temanya yang lain, gadis itu tengah asik membaca novel.
Jika seperti ini suasana kelas lebih tenang rasanya. Echa mengamati wajah tenang Vano dengan hembusan nafasnya yang begitu teratur. Echa mengusap rambut hitam Vani yang begitu lembut di tangannya.
"Rapatnya udah selesai ya, Cha?" Tanya Cia yang sedari tadi melihat Echa yang masih betah memandang wajah Vano.
"Belum mulai, Ci. Aku kesini pengen panggil Vano buat rapat, tapi liat dia pulas banget jadi mending gak usah."
"Vano udah tidur dari tadi, pas aku datang sama Aia nih anak udah tidur di bangkunya. Vano cuman bangun pas si Frasia ngasih susunya abis itu tidur lagi."
"Keknya dia lagi capek banget, mukanya agak pucat gitu," sambung Cia.
Echa hanya tersenyum sambil mengangguk saja, sebelum keluar dari kelas terlebih dahulu gadis itu membenarkan letak jaket Frasia yang menutupi punggung ringkih remaja itu.
"Bobo yang nyenyak ya, no. Kalau udah bangun jangan lupa senyum."
🍼🍼🍼
Frasia menatap kesal Kirey yang tidur terlentang di depan papan tulis dengan bibirnya sedikit terbuka. Frasia kesal saat tidurnya begitu nyenyak tiba-tiba tangan sahabatnya itu memukul wajahnya, pukulannya memang tidak begitu sakit, tapi kepalanya sedikit pusing karena ia bangun tiba-tiba.
"Pusing banget astaga."
Seakan melupakan rasa pusingnya sejenak, Frasia menatap heran Vano yang memegangi kepala belakangnya dan berlari keluar kelas dengan tasnya juga ikut dibawa.
"Dasar aneh."
Frasia mengangkat bahunya acuh dan memilih melanjutkan tidurnya di samping Cia.
Sedangkan Vano berlari sekuat tenaga ke ruangan osis untuk meminta bantuan seseorang disana, rasa sakit di kepalanya kembali kambuh saat ia bangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu.
Pintu ruangan itu dibuka begitu kasar. Echa yang yang tadinya mengerjakan tugas matematika tersentak saat pintu itu di buka kasar dengan Vano yang menjatuhkan tubuhnya di belakang pintu sambil memegangi kepalanya yang terus berdenyut-denyut.
"Echa, sakit..."
"Tolong..."
"BUNDA KEPALA ADEK SAKIT!!"
Echa bergerak cepat mengambil 1 pil obat dari dalam tas Vano dan sebotol air mineral, tapi Vano malah mengambil 3 pil obat sekaligus dan meminumnya.
"Vano!!"
Vano tidak peduli jika tindakannya itu membuatnya dalam masalah, yang di pikirannya saat hanyalah bagaimana caranya agar rasa sakit di kepalanya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby nono [REVISI]
Teen Fiction[vote sebelum membaca!!] PLAGIAT DILARANG KERAS MENDEKAT! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! Vano itu manis, lucu, gemesin. Paket komplit pokoknya! Vano juga susu keju, susu keju bukan sembarang susu keju. Vano suka susu keju buatan Fra...