TWTBY - Ch 11

3.1K 644 435
                                    

╰─▗ ▘➤𖥸 Hero



Warn: harsh word





[Name] bergerak rusuh ke arah Inui, ia memeriksa keadaan pria itu secara seksama. Gadis itu pun jadi ikut merasakan linu pada kakinya. Ia menggeram marah, lantas berganti menatap tajam para petinggi tenjiku. Terlebih lagi si rambut kepang.

Enak saja main hajar calon masa depan.

"By one sini panteqqq. Biar ku genjreng mukamu sampai berbentuk jajar genjang". [Name] menunjuk ke arah haitani ran. Ia sangat sebal dengan rambut kepang itu.

Ran menatap malas, "gak minat gue lawan cewe. Dah mending lo balik badan terus pulang. Kasian tuh, kadal lo planga-plongo"

[Name] auto murka. Memang dia siapa? Berani-berani menghina kadal kesayangannya. Ia lantas menaruh junpei di tanah, kemudian menunjuk ke arah ran.

"Go! Gigit dia junpei!"

Junpei langsung melata cepat ke arah ran hingga laki-laki itu berlari terbirit-birit menuju atas bangunan. "Sialaaan, dia nge-counter pake kadal. Woi izana! cepat urus gadis bar-bar itu!"

Sedangkan izana menahan tawa. Gadis di depannya ini cukup menarik perhatiannya sejak awal. Ia memiliki daya tarik dan pesona tersendiri. Lantas Izana melangkah ke arah [name] yang masih menatap tajam dirinya.

"Mari kita buat taruhan. Kalau lo menang melawan Shion, lo boleh bawa Inui pergi. Kalau kalah... Lo jadi milik gue aja ya?". Ucapnya sambil menyeringai licik.

Sip, [name] jadi dua kali lipat murka. Mana mau ia jadi milik izana, ya walaupun ganteng sih. Apalagi sekarang shion sudah memandang remeh dirinya. Sialan, dia belum tahu jurus baru [name] itu seperti apa.

[Name] be like :

[Name] be like :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✉ ✉

Bruk!

Shion ambruk pingsan saat [name] memukul tengkuknya keras. Huh, tidak sia-sia dirinya berlatih bela diri lewat yutub premium.

Ia menyeka keringat di dahi, "udah tumbang tuh. Kalau begitu aku bawa seishu pulang ya"

Ah! [name] hampir lupa. Ia juga harus membawa pulang koko. Lantas gadis itu berbalik, berjalan ke arah kokonoi, "ayo pul--"

"Gak. Gue ga akan ikut lo pulang [name]. Lagipula ini jalan yang gue ambil, jadi lo jangan ikut campur" Koko berujar dingin.

[Name] menggeleng, "ini salah. Kamu jangan melenceng gini, apalagi kamu sampai menyakiti seishu" Ia maju, mencoba meraih tangan kokonoi.

Koko menghindar, lalu menatap tajam [name],
"Anjing! gue bilang jangan ikut campur. Lo tuli apa gimana hah!? Sialan, gue muak banget sama lo!"

Haduh, [name] hanya bisa bersabar ketika koko memarahinya. Sedangkan inui balik menegur koko untuk tidak bicara kasar kepada [name]. Namun pria sipit itu hanya menganggap angin lalu.

"Jichi sadar, kak akane sudah meninggal. Tolong jangan mempersulit diri sendiri. Mau sampai kapan kamu terus-terusan seperti ini?" Ia mencoba menjelaskan dengan hati-hati, agar kokonoi tidak marah. Namun pria itu menggertakkan gigi emosi.

"Seharusnya lo bilang ke diri lo sendiri. Lo juga belum ikhlas atas kematian orang tua lo kan? Atau jangan-jangan, lo masih dihantui rasa bersalah?" Ucap koko sinis yang membuat [name] mematung.

Inui memotong, "Ko udah ko. Jangan dilanjutin" Ia menatap [name] risau, ingin sekali ia menutup telinga si gadis. namun apa daya kakinya tengah patah.

"Cih, Kalau bukan gara-gara permintaan hadiah konyol itu, orang tua lo gak bakal mati [name]! Di saat tengah malam mereka harus tidur, lo malah merengek minta dibeliin kado dan akhirnya mereka berujung kecelakaan."

"--Itu karena kesalahan lo sendiri [name]! Lo yang bikin Om Yukino dan Tante Sara mati!"

"BANGSAT! JAGA UCAPAN LO" Teriak Inui marah.

Kokonoi mendengus, ia menghiraukan inui dan balik menatap tajam [name]. Namun gadis itu tidak membantah ucapan koko dan hanya menatap teduh ke arahnya. Senyum tipis ia sematkan di bibir.

"Dasar naif. Gue udah berkata jahat dan lo masih bisa sabar? Minimal lo pukul gue lah" Ejek koko

Lantas tungkai [name] berjalan 3 langkah. Tangan mungilnya terulur pada rambut koko, mengusapnya lembut.

"maaf ya kokonoi, ternyata aku belum bisa jadi teman yang baik buat kamu". Ia menurunkan tangan, Senyumnya pun masih tersemat. "--Maaf, aku juga gak bisa pukul kamu, tanganku lagi keram hehe. Ya sudah kalau gitu aku pulang dulu ya."

[Name] berbalik arah dan berjalan menuju atensi inui yang menatapnya khawatir. Jari Inui kini menangkup pipi si gadis yang tengah jongkok di hadapannya. "[Name] abaikan ucapan koko tadi ya? Dia lagi gak waras."

[Name] hanya menyengir, jarinya membentuk huruf V kepada Inui. Ia kemudian memberi intruksi kepada pria bersurai pirang itu untuk naik ke punggung. "Ayo naik Shuu, Biar aku gendong"

"Jangan bercanda [name], emang lo kuat gendong gue?"

[Name] hanya berhaha-hehe, "Kamu lupa ya kalau aku tuh sering angkat galon di rumah?"

Dengan tenaga super, [name] menggendong tubuh inui yang 2 kali lipat lebih besar darinya. Lantas sebelum berjalan, ia kembali menatap ke arah kokonoi.

"Jangan lupa pulang ya kokonoi. Rumahku dan rumah seishu selalu terbuka untukmu" Ucapnya riang. Ia berjalan seraya menggendong Inui meninggalkan kokonoi dalam keheningan.

Kemudian apa? Koko menutup wajahnya dengan kedua tangan, mengumpat pelan.

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Bersambung



saia agak emosi pemirsa. koko di chap ini sangat:

Tetapi, dengan ini saya nyatakan kalau koko tidak akan menyempil lagi di hubungan inui-[name]👍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetapi, dengan ini saya nyatakan kalau koko tidak akan menyempil lagi di hubungan inui-[name]👍🏻

𝐓𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫𝐬  ─Inui Seishu √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang