Setelah sekian lama berada
di fase tetangga, babu, asisten,
teman -zone, akhirnya naik
pangkat menjadi pacar
꘎♡━━━━━━━━━━━━━━━♡꘎
: ̗̀➛Tokyo Revengers
belong to [Ken Wakui]
ᴛᴡᴛʙʏ ʙʏ ꜰᴀɪʀʏᴘᴀꜱᴛ | 2021
Menjadi orang sabar itu membutuhkan banyak tenaga extra, Apalagi jika harus meladeni banyak kemauan. Seperti hari ini, [Name] diberi mandat oleh nyonya Inui untuk merawat putra kesayangan akibat insiden patah kaki.
[Name] sih iya-iya saja karena itu menjadi kesempatan bagus untuk berdekatan dengan sang pujaan hati. Apalagi ia sudah mendapat lampu hijau dari calon mertua.
Kuy gas ngeng!
Walau begitu, ada saja cobaan yang harus gadis itu terima. Apalagi coba kalau bukan jadi babunya Inui.
"Aduh! Kaki gue jangan diinjek, heh!" Omel Inui saat [name] melangkahinya dan sengaja menginjak bagian yang patah.
[Name] terkikik geli, "Eh maaf ya sengaja. Kamu sih nyuruh aku terus, padahal punya kaki sendiri". Gadis itu duduk di sebelah inui seraya merebut stik ps darinya. "Oh iya lupa kalau lagi pincang"
Inui ingin menyahut, Namun ada suatu hal janggal saat ia melihat [name] dari jarak dekat, yaitu mata si gadis terlihat sedikit bengkak.
Pria bersurai pirang itu mengulurkan tangan ke arah pipi [name], membuat si gadis menoleh. Iris mata mereka saling berpandangan cukup lama hingga inui mulai mengawali pertanyaan.
"Mata lo bengkak. Semalam habis nangis ya?" Terka Inui. Ia menghela napas pelan, "ck, udah gue bilang jangan dengerin koko. Itu bukan salah lo [name]"
[Name] terkejut, ia memegang kelopak mata, "e-enggak kok! Ini kemarin habis dipukul sama kenma, jadinya bengkak hehehe."
[Name] ingin membalikkan wajah, tapi jari inui menahan dagunya agar tidak berpaling.
"Lo gak bisa bohongin gue [name]" Sahut Inui datar.
Akhirnya gadis itu menyerah dan mengiyakan pertanyaan Inui. Pria pirang itu hanya bisa menahan diri untuk tidak mengumpati koko. Jarinya bergerak menuju kelopak mata [name], mengusapnya pelan.
"Jangan nangis lagi, gue gak suka lihatnya."
Pipi [name] merona, ia langsung memegang tangan Inui dan menyengir lebar, "sial aku jadi baper tau. Ayo cepat kita kawin lari!"
Inui memutar bola mata malas, ia lantas menyentil pelan dahi [name], "Kita masih di bawah umur, bodoh."
[Name] hanya berhaha-hehe, maniknya kini mengedar menjelajahi meja kecil di hadapannya. Ia lalu menemukan sebuah permen yang bertuliskan kata-kata gombalan receh.
Saatnya beraksi. [name] menepuk bahu inui hingga pria itu menoleh, lalu menyodorkan kedua telapak tangan yang berisi permen, "Ayo cepat pilih, Shuu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gak dua-duanya. Udah sana baca komik atau apa gitu, gue mau main PS," Usir Inui.
[name] mengendikkan bahu dan mulai memakan permen tersebut, "humm manis banget loh shuu. Tapi sayang kamu gak mau" Ia menyipitkan mata hingga membentuk bulan sabit.
Inui menoleh, kemudian meletakkan stik ps di karpet. Namun apa yang terjadi benar-benar di luar dugaan [name]. Ia membuka mata cepat, terdiam seperti patung saat Inui menempelkan bibirnya.
Tak hanya itu saja, Inui juga menggigit pelan bibir bawah [name] agar terbuka. Kemudian, Ia mengambil permen yang berada di dalam mulut [name] menggunakan lidah.
Inui menarik diri setelah mencuri permen milik [name], "Iya permennya manis kok."
Ia mengecap permen milik [name] yang sudah berpindah ke mulutnya.
"HEH???" [Name] menutup mulutnya, ia menatap horor Inui. "I-itu ciuman pertamaku seishu! Kamu kok main nyosor aja sih!?"
Duh, keperawanan bibirnya baru saja direnggut Inui.
Bukannya merasa bersalah, pria bersurai pirang itu malah terkekeh pelan. Ia menopang dagu kanannya, menatap [name], "Sama kok, itu juga ciuman pertama gue."
✉ ✉
Gadis itu masih tremor dan gugup karena kejadian ciuman mendadak tadi. Namun bukannya minta maaf atau tanggung jawab, Pria itu malah lempeng dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Tring. Suara pintu lift apartemen sudah terbuka, kemudian [name] meletakkan tangan inui pada bahunya. Pria itu bilang kalau ingin keluar memakan taiyaki. Huf, menjadi babu lagi kan.
[Name] yang tengah memapah si empu keluar lift agak terkejut saat mendapati presensi kokonoi yang memasuki pintu lobby dan tengah berjalan ke arah mereka.
"Hajime kamu pulang!" Seru [name] girang.
Inui memandang datar, "Yo. Koko."
Kokonoi tidak bereaksi. Namun ia segera mendekat ke arah mereka berdua, lantas menepuk bahu Inui, "Ini jalan yang gue ambil. Akan gue lakuin dengan cara gue sendiri."
Ia mejulurkan lidah mengejek, "gue gak bisa bantu lo lagi. Jadi, jangan ke arah yang salah, oke?"
[Name] menatap sedih, "Ji.. Kamu mau ninggalin kita berdua?"
Kokonoi tidak menjawab, Ia berjalan melewati [name] dan Inui. Namun ia berhenti sejenak guna mengucapkan suatu hal yang menurutnya penting, "Sepertinya ini perpisahan. Dan [name], tolong jaga kadal itu baik-baik ya."
Mereka saling memunggungi, tetapi dapat dilihat senyum tipis terpatri pada wajah Inui, "Terima kasih untuk semuanya ko."
"....Yoi, gue juga."
Kokonoi beranjak pergi, meninggalkan keheningan pada dua insan yang tengah berperang dengan pikiran. Kini [name] meraih ujung kemeja inui, menariknya pelan. "Seishu, kamu nggak akan pergi seperti mama, papa, dan hajime kan..?" Lirihnya pelan.
Hening. Hanya suara dentingan lift yang mengudara di sekitar.
Inui bergerak merengkuh [name], membawanya dalam dekapan hangat. "Gue nggak akan pergi."
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
To Kokonoi, Goodbyes are bittersweet, But it's not the end.