TWTBY - Ch 4

2.9K 601 197
                                    

╰─▗ ▘➤𖥸 Sehari bersama Inui





07. 00 A.M

Ting!

Pintu lift apartemen tengah terbuka, Memperlihatkan seorang lelaki bersurai pirang dengan luka di area pelipis tengah berjalan keluar sembari memainkan ponsel.

Ia berhenti, lantas bergeser ke arah dinding lalu menyenderkan punggung. Jarinya bergerak pada layar gawai, sedang mengetik sesuatu.

Inui
Dimana? Ga sekolah lo?

Kokonoi
Skip. Lagi mencret


"Bangsat, silit gue panas asw". Keluh kokonoi. Ia kembali memasuki kamar mandi.

Inui
Gws dah


Inui mengantongkan handphone di saku kemeja. Ia kembali memasuki lift dan menekan tombol lantai dasar. Salah satu kebiasaan inui sebelum berangkat sekolah yaitu menunggu kokonoi di dekat lift lantai 3.

Sesampainya di pintu lobby, netranya menangkap sebuah pemandangan. Disana, [name] tengah menyantap onigiri sambil mengelus kepala anjing tetangga.

"Oi [Name], ayo berangkat." Panggil Inui.

[Name] mendongak, Ia berdiri dan mengejar langkah kaki inui yang lebar. Seperti biasa, [name] mengarahkan sebuah onigiri dengan isian acar pada inui.

"Oh iya, dimana Hajime? Kok gak kelihatan?" Tanya [name] heran. "Dia bolos sekolah?"

Inui menggeleng, "Koko kena diare"

"Mantap". Bisik [name] pelan.

Ia kini menutup mulutnya sambil terkikik pelan. Akhirnya rencana untuk memisahkan koko dan inui untuk sementara waktu sudah berhasil. Kemarin malam, ia meletakkan sekotak pizza yang sudah ia beri obat pencahar di depan pintu apartemen koko.

Melihat [name] yang tersenyum di atas penderitaan koko membuat Inui curiga. Sepertinya gadis itu dalang dari insiden mencretnya koko.

"Lo yang bikin koko diare ya [name]?" Tanya inui tiba-tiba. Ia berdiri menghadang si gadis.

[Name] membelalak, ia menggelengkan kepala cepat. "E-enggak kok! aku aja baru tau kalau hajime kena diare. Jangan main nuduh gitu dong seishu"

Lantas ia mendorong bahu inui agar berjalan kembali. Sebisa mungkin ia berakting natural agar inui tidak menaruh curiga padanya.

"Kenapa lo malah senyum-senyum sendiri? Mencurigakan."

"Ya karena kamu makin hari makin ganteng sih. Gimana aku gak senyum terus coba? hehe"

Inui lantas menyentil dahi [name] pelan. "Awas aja kalo bohong"

[Name] hanya mengangguk dan mengusap dahi. Huh, Segitu cintanya ya inui ke koko? Sampai-sampai ia begitu ngotot pada [name] agar mengaku.

Huft. Kalau begitu, ia harus segera melakukan sesuatu.


✉ ✉



15.00 P.M

[name] mengucap banyak syukur kepada Tuhan meskipun rencananya hampir diketahui. Maka dari itu, [name] kini tengah menyeret inui menjauh dari jalan pulang dan menuju ke Mall yang terletak di Shibuya. Setidaknya, hanya sehari saja ia ingin memonopoli Inui.

"Jadi, Sekarang mau kemana?" Tanya Inui heran. Karena sedari tadi hanya berjalan tak menentu.

"Ke pelaminan mau gak?" Ucap [name] menyengir lebar.

"Gk dulu"

Ditolak gitu [name] masih saja menyengir hingga memperlihatkan deretan giginya.

Mental baja nih bos.

Kemudian, Langkah mereka terhenti di salah satu toko. 'Jujutsu Shop', begitu nama tokonya. Lantas, [name] menarik pelan tangan inui guna masuk ke dalam. Suasananya yang cukup suram mengakibatkan bulu kuduk inui berdiri.

"Selamat datang di Jujutsu shop. Anda ingin diramal? menyantet, atau membeli pernak pernik dukun?". Tanya pria pemilik toko berbalut busana hitam dan menggunakan penutup mata. Hal itu cukup membuat Inui terheran-heran.

"[Name], bapak itu buta ya?" Bisik Inui pelan.

"Heh gak sopan! saya dengar ucapanmu ya!". Pria itu menyambar bisikan Inui. "mau saya ryoiki tenkai kamu hah!?"

"Eh eh, Pak Gojo Jangan marah-marah gitu. Nanti gantengnya luntur loh" Ucap [name] mencoba meredakan amarah si pemilik toko. "Maafin kelakuan calon pacar saya ya pak hehe"

Gojo bersedekap, "hmm ya sudah. Berhubung dek [name] juga pelanggan setia di toko ini, jadinya saya maafkan"

"--oke kalau begitu, dek [name] mau beli apa? kamu mau beli bulu perindu lagi? Atau susuk semar mesem?"

[Name] menggeleng. Ia merogoh saku dan menyerahkan sebuah foto kepada si dukun.

 Ia merogoh saku dan menyerahkan sebuah foto kepada si dukun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya ingin pelet dia pak" Ucap [name] dengan watadosnya. Sedangkan Inui hanya bisa ternganga karena tingkah laku [name].

Pak gojo mengambil foto tersebut. Ia kini bergantian melirik pria yang ada di foto, dan pria di sebelah [name]. Sama persis ternyata!

"Mas pirang, anda siap sedia kan kalau saya santet? Tenang saja, rasanya kayak digigit semut kok" Ucap Pak Gojo.

Inui memijit pepilisnya. Ternyata salah besar ia mengikuti ajakan [name] kesini. Bukannya refreshing, tapi malah bikin darah tinggi. Ia lantas berdiri, berjalan menuju pintu keluar. Meninggalkan [name] yang terus memanggil namanya.

Stress lama-lama.

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Bersambung



#PrayForInupi

Jadi, amanatnya yaitu kalau mau pelet orang mending sendirian aja😔👍🏻

Inupi be like:

Inupi be like:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫𝐬  ─Inui Seishu √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang