PART 23

10 2 0
                                    

~Ternyata benar kalimat yang mengatakan "Bencana besar ketika kau mencintai orang yang sedang menjalin cinta dengan orang lain"~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ternyata benar kalimat yang mengatakan "Bencana besar ketika kau mencintai orang yang sedang menjalin cinta dengan orang lain"~

🐰

Hingga ia tak menyadari bahwa pintu kembali terbuka.

🐰

"Kenapa nangis?" Suara yang kembali terdengar itu membuat Zahra mendongakkan kepala yang semula bertumpu diatas kedua lututnya yang ditekuk.

Zahra menghapus air matanya, sungguh ia malu berada diposisi seperti ini. Tidak biasanya ia menangis di depan orang asing, terlebih lagi orang ini adalah Reza.

"Kenapa pergi?" Zahra memilih melontarkan pertanyaan di banding menjawab pertanyaan Reza.

"Tadi beli ini," jawab Reza sambil mengangkat bungkusan yang ia pegang lantas menyiapkannya untuk Zahra.

"Jangan nangis lagi. Sebelum minum obat harus makan dulu kata dokter," sambungnya karena melihat Zahra yang belum menyentuh makanannya.

Zahra menggelengkan kepalanya perlahan. Sungguh ia sama sekali tak berselera.

"Gamau," ujarnya lirih.

"Hufft... mau makan sendiri atau..." Tanya Reza menggantung.

Dan benar saja, taktik yang dilakukan Reza berhasil membuat Zahra memakan makanannya tanpa perlawanan lagi. Tentu saja hal itu membuat Reza terkekeh.

"Ck pake ketawa lagi," gerutu Zahra sembari mengaduk buburnya.

"Gaboleh emang?" Tanya Reza membuat Zahra serba salah.

"Y-ya boleh sih," ujar Zahra ragu.

"Eh gaboleh lah! Kan yang diketawain itu Zahra," sambung Zahra cepat setelah mendapat kalimat yang tepat untuk menjawab pertanyaan menjebak dari Reza.

"Hahaha iya-iya maaf ya," kata Reza yang tak langsung dijawab Zahra.

"Apaan, minta maaf tapi masih ketawa," tentu saja Zahra hanya bermonolog didalam hati.

"Nggak mau maafin?" Tanya Reza karena Zahra hanya diam.

"Eh iya dimaafin hehe," jawab Zahra tersenyum paksa.

"Em.. kak, udah ya," pinta Zahra sembari menjauhkan wadah bubur dari hadapannya.

"Yaudah langsung minum obat," tentu Zahra menurutinya, ia bukan orang yang sulit menelan obat hanya terkadang malas untuk sekedar mengambil obat sendiri. Manja? Mungkin.

"Pinter," kata Reza setelah Zahra meminum semua obat yang sebelumnya diberikan dokter Eva.

"Kamu mau pulang sekarang atau lanjut kelas?" Tanya Reza mengusir keheningan antara dirinya dengan Zahra.

"Lanjut kelas aja deh kak, ga lama lagi juga pulang kan," memang benar terhitung tidak sampai 2 jam lagi menuju jam pulang sekolah.

"Terus pulang nya gimana? Jangan bilang naik bis," selidik Reza yang membuat Zahra mengernyit heran.

JUST FOR ZAHRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang