PART 8

102 44 19
                                    

~Ketika kau tak ingin bangun dari mimpimu yang terlihat lebih indah dari pada saat membuka mata~-- 🐰🐰🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Ketika kau tak ingin bangun dari mimpimu yang terlihat lebih indah dari pada saat membuka mata~
-
-
🐰🐰🐰

Pletak...
Reza menjitak dahi Zahra pelan untuk menyadarkan gadis itu dari keterkejutan nya.

"Shh..."
Ringis Zahra langsung tersadar. Memalingkan wajahnya kearah lapangan futsal didepannya. Barulah Zahra sadar jika permainan futsal yang tadi ia tonton telah usai. Melayang kemana saja pikirannya tadi?

Zahra merutuki kebodohannya didalam hati. Wajahnya memerah menahan malu. Tiba-tiba botol air mineral yang ada ditangannya diambil tanpa izin darinya. Membuat Zahra  menoleh pada si pelaku.

Yang diperhatikan malah hanya menampilkan cengiran di wajahnya yang mampu melelehkan hati kaum hawa. Terutama Zahra.

Reza menenggak air itu hingga tandas setengah. Memang bermain futsal menyita banyak energi. Terlihat jelas dari tubuh Reza yang dihiasi keringat.

"Mau ngomong nih,boleh nggak?" Reza membuka pembicaraan sembari mengembalikan botol minum Zahra.

"Hmm.." Zahra hanya mampu berdehem menanggapinya. Karena jujur detak jantungnya masih saja belum normal saat ini. Jika mengeluarkan suara,takutnya malah gemetaran,tak ingin terlihat salah tingkah Zahra pun main aman saja dengan tidak berbicara.

"Bener boleh kan?"tanya Reza sekali lagi guna memastikan jawaban Zahra.

"Boleh kok ka.."belum sempat Zahra selesai berbicara,Reza sudah memotong omongannya.

"Aku suka kamu," tiga kata yang keluar dari mulut Reza itu mampu membuat tubuh Zahra menegang seketika. Jantungnya terasa seperti akan melompat dari tempat semestinya. Degupannya semakin cepat bahkan membuat Zahra merasakan sakit di dada bagian kirinya.

"Hah?"beo Zahra tanpa sadar.

Semakin lama suasana jadi semakin canggung karena Reza masih membisu. Zahra bingung harus mengatakan apa. Lidahnya bahkan kelu untuk sekedar mengucap.

Reza menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya.
"Asal kamu tau,sebenernya aku nggak cinta sama Aleta. Dia butuh bantuan makanya aku bantuin dia. Aku harap kamu percaya sama apa yang aku bilang barusan. I just love you, Ra. Ini bukan omong kosong,"jelas Reza panjang lebar dengan suara lembut namun tegas,dan kedua tangannya yang entah sejak kapan sudah menggenggam tangan Zahra.

Ketika sadar Zahra langsung menarik tangannya,ini tidak benar. Tidak seharusnya ia duduk berdekatan dengan Reza seperti ini.

Entah mengapa Zahra bisa mendengar nada menyesal serta jenuh pada penuturan Reza barusan. Ia ingin percaya tapi juga masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Rumit sekali,pikirnya.

Ketika akan membuka mulut untuk menjawab penuturan cinta Reza padanya,saat itulah Zahra mendengar teriakan Bundanya. Memanggil-manggil namanya,menyuruhnya bangun.

JUST FOR ZAHRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang