~Ada saat dimana kau akan merasa tempat sepi adalah pilihan yang paling tepat~
-
-🐰🐰🐰
Kriiingg....
Bel istirahat berbunyi. Dalam sekejap kelas telah sunyi karena semua murid telah sibuk dengan keperluan mereka masing-masing."Ra,ke kantin yuk. Cacing-cacing dah pada demo menyuarakan aspirasi mereka, ya gue jadi gak tega haha" ajak Nanda dengan semangat 45 dan Dila disampingnya.
"Bisa aja lo. Tapi gue ga ikut kali ini gapapa kan ya. Lagi pengen ke perpus soalny. Kalian kalo mau ke kantin yaudah gak apa-apa. Gue sendiri aja. Kenyang-kenyangin ya makannya. Gue duluan."ucap Zahra panjang lebar sambil berjalan keluar kelas mengarah ke perpustakaan.
Memang sejak tadi pagi suasana hati Zahra sedang tidak baik. Ya sejak apel pagi tadi, sebenarnya hal seperti ini memang bukan hal baru tapi ya tetap saja membuat mood menurun.
Tidak jelas juga sebabnya apa tetapi ketika mengingat Reza,maka otomatis fakta tentang Reza yang menjalin hubungan dengan orang lain juga pasti teringat. Maybe hal itu yang membuat Zahra kesal. Bukan kesal pada Reza ataupun pacarnya,justru Zahra kesal pada dirinya sendiri yang belum bisa melupakan perasaannya kepada kakak tingkatnya itu.
"Yaudah deh,Nan gapapa. Biarin Zahra nenangin diri pake caranya sendiri,"kata Dila sembari menggandeng tangan Nanda berjalan ke kantin.
Perempuan jika jalan berdua lalu bergandeng tangan itu hal wajar tetapi lain hal jika laki-laki yang melakukan hal tersebut. Bisa dianggap ada kelainan.😂
🐰🐰🐰
Dan disinilah sekarang Zahra berada. Diantara rak-rak buku dengan tangan yang sudah memeluk dua buku. Tetapi masih mencari buku-buku yang menarik lainnya.Perpustakaan memang tempat yang paling pas untuk menyendiri. Tapi tidak untuk sekedar melamun,bagi Zahra sangat disayangkan jika masuk ke perpustakaan tapi tidak membaca atau meminjam sebuah buku pun.
Bersih,sejuk,aroma khas buku-buku,dan dekorasi yang simpel namun elegan. Juga tak lupa fakta bahwa perpustakaan itu tempat yang sunyi senyap. Itulah yang membuat Zahra betah berlama-lama di perpustakaan. Bukan orang yang introvert memang,tapi terkadang menyendiri itu menyenangkan.
Tujuannya datang ke sini memang untuk membaca dan meminjam buku. Tapi di dalam hati kecilnya ia berharap dapat berjumpa dengan orang yang ia sukai. Bisa dibilang sambil menyelam minum air.
Ya, Zahra memang beberapa kali berjumpa dengan Reza saat berada di perpustakaan. Lelaki itu datang untuk meminjam buku saja tapi tak jarang ia membaca buku yang dipinjamnya di tempat baca yang telah disediakan pihak sekolah didalam gedung perpustakaan itu sendiri.
Itulah saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh Zahra karena anehnya Reza selalu memilih tempat duduk berhadapan dengan Zahra saat akan membaca bukunya. Meski bingung, Zahra tak ingin cepat-cepat mengambil kesimpulan. Takut jika hanya sakit hatilah yang akan ia dapatkan.
Walaupun tidak dapat dipungkiri jika ia berpikir apa Reza tertarik padanya? Bagaimana tidak,dari begitu banyaknya kursi kosong tapi Reza tetap memilih kursi di hadapannya.
Memalukan sebenarnya tapi apa boleh buat,terkadang otak beropini diluar kendali.
🐰🐰🐰
Zahra terlalu fokus pada apa yang dibacanya sampai-sampai tak sadar ada orang yang duduk di hadapannya.
"Ekhemm..."
Mendengar deheman seseorang membuat Zahra reflek mendongakkan kepalanya yang tadinya menunduk. Saat mengetahui siapa yang ada didepannya sekarang tiba-tiba membuatnya merasa gugup. Sangat jelas terlihat saat ia dengan cepat menundukkan kepalanya kembali."Hai"
Deg... Apa-apaan ini. Apa Reza tak tahu sekarang Zahra sedang mati-matian menetralkan detak jantungnya kembali."Ha..hai kak" jawab Zahra dengan sedikit tergagap. Tangannya sangat dingin sekarang. Tangan yang masih menggenggam buku itu juga terasa basah sekarang.
Suasana kembali menjadi hening karena Reza tak kembali bersuara. Bukan ini yang diharapkan Zahra. Ia ingin lebih dekat dengan Reza,bersenda gurau dan tertawa bersama. Bukan malah terjebak dalam suasana yang canggung seperti ini.
Zahra terlalu berharap banyak memang,padahal mungkin saja Reza menyapanya hanya untuk beramah-tamah,juga sekaligus meminta izin secara tersirat untuk dibolehkan duduk didepan nya.
Ia dan Reza memang sering bersama,tapi...itu hanya terjadi di dalam dunia khayalan Zahra saja.
Entah impianya tentang Reza akan menjadi kenyataan atau tidak. Tapi Zahra berharap segala sesuatu yang ia impikan bersama Reza tak hanya impian belaka tapi terwujud juga di kehidupan nyata.
🐰🐰🐰
"Duluan ya," kalimat pamit itu sebenarnya sudah sering di dengar Zahra tapi entah kenapa tetap memporak-porandakan jantung nya.
"Iya,Kak," sekuat tenaga Zahra menahan suaranya agar tak bergetar.
Entah kenapa Reza malah terkekeh sesaat sebelum beranjak pergi. Aish Zahra jadi malu. Apa tadi Reza membaca dengan jelas raut gugup diwajahnya. Tapi rasanya tak mungkin Reza memperhatikan nya.
Dasar Zahra turunkan sedikit kepercayaan dirimu,supaya jika kelak hancur tak sampai remuk.
Sebenarnya berduaan seperti tadi bukan hal yang diperbolehkan dalam agamanya. Tapi,,rasanya sulit menolak. Lagipula bukan maksiat namanya jika tak memberikan kenikmatan walau hanya bersifat fana.
"Ya Allah,selamatkan hati Zahra."
Pinta Zahra dalam hati.Banyak sekali godaan pada usia remaja saat ini,apalagi mengingat hubungan pacaran yang sudah dianggap hal biasa di lingkungan masyarakat.
Padahal salah satu alasan suatu negeri bisa hancur tanpa peperangan adalah maraknya terjadi perzinahan.
🐰🐰🐰
Part pendek🙏
Gatau kok mentok idenya😣
Selalu support yah,tau lah caranya gimana hhe^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST FOR ZAHRA [On Going]
Fiksi Remaja"Ekhemm...jaga pandangan broo," tukas Adam sahabat Reza karena mendapatinya sedang menatap adik kelas yang ada di sebrang sana. "Apasih," singkat Reza yang sebenarnya malas menanggapi. "Sabar gue sabar, pagi-pagi udah kena es dingin," ujar Adam me...