Petunjuk Kebenaran

356 56 10
                                    

Tangan Chanyeol perlahan bergerak ke leher Kyungsoo. Membuat Kyungsoo bingung dan takut secara bersamaan. Mata Chanyeol perlahan berubah dengan cengkraman yang menguat.

"Apa aku terlalu cepat percaya," batin Kyungsoo. Ia memilih untuk memejamkan mata.

Perlahan Kyungsoo kembali membuka matanya ketika dirasa tidak ada yang membelenggu lehernya tapi ia merasa ada yang menggantung disana. Chanyeol tertawa melihat Kyungsoo yang sepertinya takut ia cekik.

"Jaga baik-baik kalung itu, suatu saat nanti mungkin kita akan membutuhkannya," terang Chanyeol sembari tersenyum tenang. Kyungsoo menatap bandul bulan yang menjadi liontin kalungnya.

"Gomawo hyung." Chanyeol mengangguk, ia membiarkan Kyungsoo kembali ke rumahnya sementara dirinya bersantai sejenak di taman ini.

"Aku harus mencari informasi tentang Imoogi," guman Chanyeol sebelum menghilang dari taman.

**

Perasaan Kyungsoo lebih tenang akhir-akhir ini. Meski harus mengurusi ayah yang terkadang memberinya pukulan setidaknya masih ada Chanyeol yang selalu menyambutnya dengan hangat di sore hari. Ia merasa cukup beruntung bisa mengenal sosok Chanyeol, entah ini suatu kebetulan atau takdir Kyungsoo tidak mempermasalahkannya. Ia tak lagi kesepian. Dan ia berharap kebersamaan ini akan berlangsung lama tanpa ada halangan.

Ting! Lonceng kafe berbunyi. Seorang namja yang masih berseragam sekolah masuk ke dalam kafe.

"Eoh, Kyungsoo sunbae?" ucap Sehun.

"Mau pesan apa?" tanya Kyungsoo ramah. Sehun speechless, tidak biasanya Kyungsoo bersikap ramah.

"Eum, Americano dan sepiring kue coklat." Usai Sehun memesan makanannya, ia mengambil tempat duduk di pojok ruangan. Membuka tas dan mengeluarkan buku matematika. Nyaman sekali rasanya mengerjakan tugas di kafe yang tenang seperti ini. Sehun beruntung karena kafe tidak terlalu ramai.

"Silakan," ucap Kyungsoo sesaat setelah menghidangkan pesanan Sehun.

"Terima kasih sunbae," jawab Sehun. Kyungsoo tersenyum sekilas, melirik sebentar ke arah buku tugas milik Sehun sebelum kembali ke meja barista.

"Tidak membantunya?" tanya Chanyeol yang bergabung dengan Kyungsoo di meja barista. Ia melihat ada kecanggungan antara Kyungsoo dan Sehun tadi.

"Tidak hyung," jawab Kyungsoo.

"Sepertinya dia kesulitan," ucap Chanyeol sembari menunjuk wajah Sehun yang tampak frustrasi. Kyungsoo menghela nafas pelan.

"Aku sedang bekerja hyung. Aku tidak ingin gajiku dipotong,"

"Aku tidak akan setega itu, pergilah." Kyungsoo terdiam, entah kenapa perkataan Chanyeol barusan menyadarkannya akan suatu hal. Ia terkadang takut jika ini hanya sebatas rasa iba, tidak lebih dari itu. Tapi mengingat perkataan Chanyeol, Kyungsoo mencoba yakin jika Chanyeol memang tulus.

"Arraseo." Kyungsoo beranjak menuju meja Sehun.

"Butuh bantuan?" tawar Kyungsoo.

"Ah tidak sunbae. Aku bisa mengerjakannya sendiri, lagi pula sunbae sedang kerja. Aku tidak ingin mengganggu," tolak Sehun. Kyungsoo memutar bola matanya dengan malas lalu melirik Chanyeol. Yang dilirik pura-pura tidak tau dengan mengendikkan bahu.

"Tidak usah terlalu formal. Panggil hyung saja. Aku tidak sedang bekerja dan aku ingin membantumu." Sehun tersenyum kaku lantas mengangguk pelan. Ia menyodorkan bukunya dan meminta Kyungsoo mengajarinya.

"Andai mereka tau jika mereka sepasang kakak adik. Astaga aku tidak sabar memberi tahu mereka. Apa sekarang saja ya, lagi pula ini waktu yang tepat." Baru saja Chanyeol hendak keluar dari meja barista, ada yang menepuk pundaknya. Sosok Xiumin muncul di belakangnya dengan tatapan sayu.

Gumiho Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang