Hanya Sebentar

308 53 28
                                    

Perasaan marah juga kecewa menyelubungi diri Chanyeol. Gumiho itu bergerak cepat memburu sesuatu. Ia mencium aroma Imoogi di sekitar hutan tempatnya terlilit akar dulu. Tanpa aba-aba atau peringatan, Chanyeol meraung buas.

Tubuhnya berubah menjadi Rubah Ekor Sembilan yang mengerikan. Warna biru itu semakin menghitam. Imoogi yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba hanya mampu mengelak kesana kemari tanpa menyerang balas. Gerakan Chanyeol sangat gesit dan berhasil melukainya.

“Ck sial! Dia menyeramkan jika sedang marah,” keluh Imoogi yang langsung berubah menjadi ular raksasa. Pertarungan sengit itu membuat penghuni hutan menyingkir. Lolongan serigala terdengar melengking. Pohon-pohon porak-poranda bahkan langit mengamuk dengan mengirimkan petir yang menggelegar.

“Grrrrrmmmm,” Chanyeol menggeram marah. Mata merahnya menyipit dan kakinya sigap menahan laju Imoogi yang berusaha kabur. Rahangnya mengoyak habis tubuh ular itu dengan brutal. Darah hitam muncrat kesana kemari.

Pyarr.. Tanpa disangka Imoogi mengeluarkan serbuk yang seketika berubah menjadi kabut. Mengungkung Chanyeol dan memberi kesempatan Imoogi untuk kabur. Chanyeol mengaum keras, berusaha menghalau kabut yang menghalangi pandangannya. Ia marah begitu tau Imoogi berhasil lolos dari amukannya. Tubuhnya merosot berubah menjadi manusia. Ia terduduk di tengah hutan bekas pertarungannya.

Tangannya bergerak lembut, menyembuhkan pohon-pohon yang ambruk juga ranting-ranting yang patah. Awan kelabu mengelilingi langit, siap menumpahkan tangisannya. Chanyeol tidak beranjak, membiarkan tangisan langit itu meluruh bersama tangisannya. Jika bisa ia ingin menukar hidupnya dengan Kyungsoo saat itu juga. Ia rela merasakan apa yang Kyungsoo rasakan. Tapi semua itu percuma.

**

Esok harinya Chanyeol belum juga keliatan di rumah, membuat Kyungsoo merasa sedih karena menyinggung perasaan kakaknya itu. Sehun yang tidak terlalu mengerti pun ragu untuk ikut campur. Jadi, ia hanya menemani Kyungsoo kemanapun kakaknya itu pergi bahkan sampai menunggui Kyungsoo di depan kamar mandi. Protektif sekali memang.

“Sehun-nie berhenti mengikutiku,” ucap Kyungsoo jengah.

“Hyung tidak boleh hilang dalam pengawasanku. Aku akan mengawasimu 24 jam!” seru Sehun.

“Aish.. Aku akan bersiap-siap untuk pulang,”

“Hyung yakin akan pulang ke rumah? Tidak ingin denganku saja? Ayolah hyung. Kita kakak adik huh. Ayo beritahu Ayah dan kita bisa tinggal bersama,” bujuk Sehun.

“Aku tidak ingin lari Sehun-nie. Setidaknya aku harus berpamitan dulu dengan Ayah Insung. Eum lagi pula aku masih takut, bagaimana kalau ayahmu tidak menerimaku?”

“Kau ini bicara apa hyung! Ayah pasti akan menerimamu. Aku jamin itu!”

“Beri aku waktu, jika aku sudah siap aku akan pulang,”

“Arraseo. Aku juga akan membicarakannya pada Ayah nanti. Biar aku yang mengantarmu pulang hyung.” Kyungsoo mengangguk kemudian segera bersiap, ia berharap dapat bertemu dengan Chanyeol lagi untuk sekadar meminta maaf.

**

Setelah beberapa hari menghilang, akhirnya Kyungsoo kembali pulang. Ia berdiri di depan pintu rumahnya, menyiapkan diri sebelum mengetuk pintu perlahan. Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka. Menampakkan sosok Insung yang terlihat lebih segar dari biasanya.

“Ayah maaf aku pergi tidak bilang, aku menginap di rumah temanku,” ucap Kyungsoo sembari menunduk dalam. Bersiap menerima amukan sang ayah.

Grep.. Kyungsoo merasa tubuhnya ditarik pelan. Rengkuhan hangat dari Insung ia rasakan.

Gumiho Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang