Kelopak mata gadis itu perlahan-lahan terbuka ia bangkit dari tidurnya dan melihat sudah berapa lama dirinya tertidur.
Ternyata ia tertidur sudah satu jam mungkin akibat kelelahan menangis tadi.Evelyn bangkit untuk menuju kamar mandi guna membersihkan diri yang begitu lengket.
Setelah beberapa menit ia keluar dengan pakaian berbeda,tadi dirinya mengambil sebuah dres berwarna biru dari walk in closed.
Entah milik siapa ia tak peduli,jika nanti pria itu menyuruh untuk ganti akan ia lakukan.Evelyn menuju meja rias guna menyisir Rambut.
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.
Setelah itu terlihat wanita paruh baya masuk ke dalam."Maaf mengganggu waktu Nona,tapi anda sudah di tunggu tuan David di meja makan."kata perempuan itu ramah.
Evelyn mengangguk pelan."boleh minta tolong untuk antarkan aku kesana soalnya aku tidak tahu tempatnya."kata Evelyn jujur.
"Tentu Nona."kata rose sambil tersenyum.
Evelyn beranjak dari duduknya menghampiri wanita paruh baya itu.
"Jangan terlalu formal,kenalkan namaku Evelyn."gadis itu mengulurkan tangan dan di sambut oleh Rose.
"Saya Rose Nona,saya ketua pelayan di mension ini jika anda membutuhkan sesuatu panggil saja saya."
"Bisakah kamu memanggil ku dengan nama saja,panggil aku Eve saja."tutur Evelyn.
"Maaf Nona saya tidak bisa,karena anda majikan saya,siapapun yang tuan David bawa kesini harus di perlakukan dengan baik."kata Rose jujur.
Evelyn tertawa pelan."aku bukan Majikan kamu,aku hanya orang asing di sini."jawab gadis itu meyakinkan.
"Maaf tapi tetap saja saya tidak bisa."tolak Rose dengan sopan.
"Baiklah aku mengerti, sekarang antarkan aku ke pria gila itu."
Rose menyerngitkan dahi siapa yang gila apakah tuannya,berani sekali gadis ini mengatakan demikian jika Tahu pria itu pasti sudah mencincang Evelyn.
Namun ia beru-buru menepis pikirannya."Owh aku tahu pasti kamu bingung maksud aku antarkan aku ke David."ujar Evelyn dan dapat anggukan dari rose.
"Baik nona Mari ikuti saya."
Setelah itu mereka keluar.di sepanjang jalan Evelyn benar-benar di buat kagum oleh isi mension milik pria kejam itu.
Setelah sampai di bawah ia melihat David yang sedang berkutat dengan ponsel sepertinya pria itu belum menyadari kehadirannya.
Ia berdehem pelan sambil mengambil duduk di depan David,membuat pria itu mengalihkan pandangan kearah Evelyn.
Meneliti penampilan gadis itu."Aku mau pulang bisakah kau mengantarkan ku."tanya Evelyn memecah keheningan.
"Bukankah aku sudah bilang sekarang tempat kamu disini,apakah kurang jelas!"tutur David tajam.
"Are you crazy,tidak aku tidak mau."bantah Evelyn.
"Apakah hanya karena takut aku melaporkanmu ke pihak polisi sehingga kau mengurungku,?
jika itu yang kau pikirkan bukankah aku sudah berjanji tidak akan melaporkannya,jadi kamu tidak perlu khawatir."kata Evelyn meyakinkan pria di depannya ini."Jika kamu mau melaporkan ku ke pihak polisi laporkan saja aku tidak peduli.karena sekarang kamu milikku jadi kamu harus tinggal disini."
Evelyn tertawa sumbang
"stop saying that because I'm not yours."ucap gadis itu dengan nada marah."You are mine!"Kata pria itu dengan penuh penekanan.
"Sudahlah aku kesini mengajakmu makan,jangan memancing emosiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Romance(Follow Dulu Sebelum Baca!) David Ernest Brinkley. Siapa yang tak mengenal sosok pria sepertinya, pria dengan wajah berparas tampan bak dewa yunani, mata biru setajam elang, hidung mancung , rahang yang kokoh dan jangan lupakan dengan tubuhnya ya...