Evelyn mengamati setiap tempat yang Ia lewati, mengecek dimana saja letak Cctv di Mension David ini berada.
Ia juga mengecek dimana saja letak bodyguard berjaga.
Dia berfikir keras untuk mencari ide.Jika dia melewati belakang Mension maka akan memasuki kawasan hutan dan otomatis di dalam hutan pasti banyak binatang buas.
Oh came on dia tidak ingin mati mengenaskan seperti yang ada di film-film.Membayangkan bagaimana berita menayangkan kematiannya yang begitu tragis, tentu adalah hal konyol. Ditambah lagi pasti pria gila seperti David akan menertawakan dirinya dengan sangat puas.
Evelyn berpikir lagi jika ia melewati samping Mension sebelah selatan di situ terdapat banyak bodyguard susah untuk mengelabuhi bodyguard yang berjumlah puluhan.
Jika Evelyn melewati bagian Utara sudah di pastikan langsung mati saat ini juga dan tinggal tulang karena dimakan harimau peliharaan David.
Satu-satunya cara adalah melewati pintu depan, karena di pintu depan hanya di jaga oleh delapan bodyguard.
Tapi masalahnya gerbang menjulang tinggi itu tertutup rapat, dan Evelyn harus bisa mendapatkan kunci, Atau Evelyn harus tau kata sandi gerbang tersebut."Kalau menggunakan sandi pasti akan lebih sulit, satu-satunya cara Aku harus bisa mendapatkan kunci gerbang. Sudah pasti yang memegang kunci itu hanya orang kepercayaan David." Monolog Evelyn sambil mondar-mandir di dalam kamar.
"Bodyguard, kunci cadangan, pelayan."
"Tunggu- tunggu Rose kan kepala pelayan, iya pasti Rose juga menyimpan kunci itu."
"Dam it, pasti cukup sulit untuk mendapatkannya, aku harus cari cara lain." Karena capek mondar mandir Evelyn duduk di ranjang, butuh setengah jam untuk berfikir keras, hingga akhirnya sebuah ide terlintas di otak Evelyn.
Gadis itu segera bangkit dan berjalan keluar kamar.
Ia segera menaiki lift untuk menuju lantai utama."Hey tunggu," Evelyn menghentikan salah-satu maid yang sedang berjalan kearah dapur.
Pelayan tadi berhenti dan membalikkan badan "Iya Nona ada yang perlu saya bantu " tanya pelayan muda di depan Evelyn dengan ramah.
"Siapa nama kamu?"
"Nama saya Livy nona" jawab pelayan yang kelihatan seumuran dengan Evelyn ini sambil menunjukkan senyum manis miliknya.
"Hay salam kenal ya nama aku Evelyn, oh iya kamu tidak perlu bersikap formal aku yakin kita seumuran."
"Maaf Nona tapi menurut saya itu tidak sopan karena Nona adalah majikan saya, apalagi saya adalah pelayan baru di sini."
Evelyn menghela nafas pelan, semua orang di sini sangat menghormati dan takut padanya, "baiklah terserah kamu saja Livy, tapi bisakah kamu membantu mencari kalungku yang hilang di kamar? Kalung itu sangat berharga bagiku" Evelyn masang wajah sendu.
"Owh tentu saja Nona, saya akan membantu Anda"
"Maaf sudah merepotkan mu Livy, lain kali kalau kamu butuh bantuan ku jangan sungkan."
"Tidak merepotkan sama sekali kok Nona, justru ini adalah tugas saya, kalau begitu ayo Nona kita cari kalungnya." Mereka berdua berjalan beriringan ke dalam kamar, sesekali sambil mengobrol.
*** ***
Sudah lebih dari lima belas menit Livy membantu mencari kalung majikannya ini, menggeledah kamar Evelyn tapi belum juga membuahkan hasil.
"Anda yakin kalau jatuh di kamar ini Nona? Apa mungkin jatuh di tempat lain" tanya Livy sambil mengacak-acak tempat tidur.
"Iya aku sangat yakin, aku tidak pergi kemanapun selain di kamar ini dan kamar mandi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Romance(Follow Dulu Sebelum Baca!) David Ernest Brinkley. Siapa yang tak mengenal sosok pria sepertinya, pria dengan wajah berparas tampan bak dewa yunani, mata biru setajam elang, hidung mancung , rahang yang kokoh dan jangan lupakan dengan tubuhnya ya...