MDT 12

66 6 0
                                    

David menyudahi acara minumnya ia segera bangkit dari sofa dan berjalan dengan santai menuju ke ranjang tempat Evelyn.

"Please help me David, rasanya tubuh ku panas apa yang harus aku lakukan"

David tersenyum smirk, pria itu sedikit membungkukkan badan agar wajahnya sejajar dengan Evelyn.

"does it taste pleasant sweet heart??  Bukankah tadi kamu bilang tidak akan Sudi merengek seperti para jalang ku, apa sekarang kamu berubah pikiran ??"

"David tolong aku." Pinta Evelyn yang benar-benar terasa tersiksa, kesadaran gadis itu sudah benar-benar hilang.

"Kamu perlu bantuan apa, hemm?"

Bukannya menjawab pertanyaan David namun justru Evelyn malah menarik kerah David, mencium bibir pria itu dengan sangat rakus.

Jika dalam keadaan sadar mungkin dirinya akan sangat menyesali kelakuannya saat ini yang sudah seperti jalang.

David benar-benar licik, lihat saja pria itu hanya pasrah dan diam membiarkan Evelyn yang membuka pakaiannya serta mencumbuinya.

*** ***

Rose yang sedang membuka pintu kamar Evelyn terlonjak kaget ketika dengan tiba-tiba Evelyn terbangun dari tidurnya dan menjerit kuat.

Wanita paruh baya itu segera berlari menghampiri Evelyn "Nona, apa nona baik-baik saja" tanyanya dengan raut Khawatir.

Evelyn beringsut mundur sambil memegang erat ujung selimutnya agar tidak jatuh karena ia sekarang dalam posisi tidak memakai busana satu helaipun.

Ia berusaha mengingat kejadian semalam, semua adegan berputar dengan cepat tangisnya pecah kala mengetahui mahkota berharganya telah di rengut oleh pria bajingan seperti David.

"Rose aku sudah tidak perawan lagi" ujarnya dengan sangat lirih, namun Rose masih dapat mendengar.

Rose segera memberikan pelukan hangat pada gadis dengan pandangan kosong seolah tidak bergairah untuk hidup itu. Ia merasa sangat kasihan dan sedih melihat nasib Evelyn saat ini. Rose tak bisa membayangkan bagaimana bila dirinya berada di posisi Evelyn saat ini pasti sangat menyakitkan.
Tuannya memang brengsek namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

"Rose pria gila itu telah merenggut
Mahkota berhargaku," Raung Evelyn di dalam pelukan Rose.

Rose semakin mengetatkan pelukannya untuk Evelyn "Maafkan saya yang tidak bisa membantu Nona." Katanya dengan nada bersalah.

Butuh waktu lama untuk menenangkan Evelyn.
Setelah keadaan Evelyn membaik Rose melepaskan pelukannya. "Nona harus kuat ya,"

"Bagaimana kondisi kaki Nona?" Rose menampilkan wajah khawatir.

Evelyn menggeleng pelan air matanya terus keluar. kakinya memang masih sakit tapi baginya hal itu tidak sebanding dengan rasa sakit di dalam hatinya.

Rose tau bagiamana perasaan Evelyn, dia tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi. " Baiklah sekarang saya akan menyuruh salah satu maid untuk membantu Nona membersihkan diri dulu ya. saya akan menyiapkan makanan kesukaan Nona, nanti saya akan kembali kesini jika sudah selesai" wanita paruh baya itu berusaha menghibur Evelyn. Ia tersenyum hangat sebelum beranjak pergi.

"Kemana perginya Pria brengsek itu Rose?" Tanya Evelyn pada akhirnya membuat Rose menghentikan langkah.

"Sudah pergi ke kantor Nona, Tadi pagi tuan keliatan buru-buru sekali mungkin saja ada meeting mendadak."

*** ***

19. 07 PM
New York

"Tuan David, Nona muda tidak mau makan sedari tadi saya sudah berusaha untuk membujuknya tapi nona tetap menolak"  suara khawatir dari Rose terdengar jelas di telinga David. Pria itu tetap menampilkan muka datarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang