MDT 11

407 19 3
                                    


New York. Usa
Time : 18.20 Pm

Sudah setengah jam lebih seorang dokter muda dengan telaten menjahit bekas tembakan di betis Evelyn.
Dan selama itu pula Evelyn belum menunjukkan tanda-tanda untuk sadarkan diri.

Dia adalah Klaysa, sepupu David yang merangkap menjadi seorang dokter pribadi di keluarga Brinklay.

Klaysa melirik sekilas kearah David, ia mendengus kesal sudah lama David terus menelisik dengan tatapan tajam kearahnya.
Pria itu berdiri menyenderkan tubuh diambang pintu kamar sambil bersedekap dada.

"Buang ekspresi sinismu itu, dan cepat selesaikan pekerjaan mu!!" Intrupsi David dengan dingin, ketika diam-diam Klaysa mencuri pandang kearahnya dengan tatapan sinis.

Klaysa menghela nafas pelan, sudah tidak heran lagi dengan sifat sepupunya yang seperti setan liar.

"Dasar Devil, kenapa aku harus menjadi dokter di keluarga ini, jika saja kau bukan sepupu ku sudah sedari dulu aku memberimu suntik mati." Gerutu Klaysa sambil merapikan alat-alatnya, di sini kesabaran ia benar-benar diuji oleh pria psikopat ini.

Sedangkan David tampak acuh, pria itu berjalan kearah Klaysa mendekati ranjang tempat tidur Evelyn.

"Bagaimana keadaannya" pertanyaan dengan raut datar itulah yang di lontarkan David.

Dengan jengkel Klaysa melotot kearah David "Pertanyaan macam apa yang kamu lontarkan? bagaimana bisa ada pria seperti mu. Kamu membuatnya hampir sekarat dan sekarang menanyakan keadaannya, pertanyaan konyol yang pernah aku dengar!"

David memutar bola mata malas, kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana kantor.

"Aku tidak peduli, jika saja dia menurut kepadaku mungkin hal ini tidak akan terjadi. Salahkan saja gadis bandel yang tidak pernah jera ini" seru David tidak mau di salahkan.

"Ah sudahlah percuma berdebat dengan orang seperti mu hanya membuang waktu berharga ku saja." Timpal Klaysa.

"Sekarang aku harus kembali ke rumah sakit, luka di betisnya cukup parah jadi jangan biarkan dia banyak bergerak. Selain itu banyak goresan serta memar di tubuhnya jadi jangan kamu tambahin lagi kasian gadis cantik ini."

Klaysa merasa prihatin dengan kondisi Evelyn saat ini.
Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya berada di posisi Evelyn.

Ia memandang wajah polos Evelyn yang tampak damai,

"Aku tidak tau siapa gadis ini, tapi aku bisa melihat kalau gadis ini sepertinya orang baik, tidak seperti para jalang yang sebelumnya aku lihat di Mension ini bersama mu." Tutur Klaysa dengan jujur.

"Jangan bersikap kasar, kamu harus bisa melindunginya." Entah kenapa ada rasa terbesit di hati Klaysa ia berharap gadis yang belum sadarkan diri ini dapat menjinakkan singa liar seperti David.

"Jika sudah selesai kau dapat pergi dari sini, aku terlalu pening mendengarkan ceramahanmu." Kilah David yang enggan menoleh kearah Klaysa.

"Kamu tidak menyuruhku pergi pun aku akan tetap pergi dari sini, aku juga sudah muak melihat muka datar mu itu, satu lagi kalau perlu tidak usah memanggilku kesini cari saja dokter pribadi baru." Sentak Klaysa menggebu-gebu. Wanita itu dengan sengaja menabrak tubuh David kencang, kakinya sengaja di hentak-hentakkan. Sebelum pada akhirnya menghilang dari ruangan megah itu.

*** ***
kelopak mata Evelyn perlahan terbuka, ia mencoba menyesuaikan penglihatan kala sinar lampu kamar menyilaukan matanya.

"Hallo Baby"

"finally you wake up too dear"

Suara berat dari arah kamar mandi itulah yang pertama kali Evelyn dengar. Ia menengok kearah sumber suara, sekarang Evelyn dapat melihat penampilan David yang hanya terbalut sebuah jubah mandinya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang