MDT.06.

596 26 11
                                    


Evelyn Pov.

Kepalaku berdenyut aku meraba bagian belakang yang ada sebuah benjolan sesekali meringis pelan,tenggorokanku juga merasakan sakit.
Aku mengambil air minum yang terletak diatas nakas dan segera meneguknya hingga tandas.
Setelah itu kembali berbaring lagi karena kepalaku benar-benar pening.

Aku masih ingat bagaimana perlakuan pria kejam tadi malam memperlakukan ku dengan buruk sangat cocok dipanggil dengan seorang psikopat.
Dan setelahnya ia pergi begitu saja tanpa balas kasihan.
Untung saja tadi malam pelayan yang bernama Rose memperlakukan ku dengan sangat baik dan telaten.

Sejak kejadian kemarin aku belum bertemu ataupun melihat pria psikopat gila bernama David itu.
sepertinya dia tidak pulang,siapa juga yang akan peduli terhadapnya.
Mengapa nasibku sesial ini diperlakukan layaknya binatang aku benar-benar membencinya, sangat.

Suara pintu membuyarkan lamunanku, aku menoleh ternyata David, pria itu sudah rapi dengan pakaian kantornya sambil membawa sebuah nampan ditangan ia menghampiriku.
Membuatku menarik selimut dan memejamkan mata kembali untuk berpura-pura tidur.

"Aku tahu kau berpura-pura tidur."kata David sambil menaruh nampan diatas nakas samping tempat tidurku.

Aku tak bergeming biarkan saja aku tak peduli.

"BANGUN!"Perintah David sambil menarik selimutku dengan kasar membuatku bangun dan duduk.

"Apa yang kau lakukan."tanyaku dengan nada tidak suka.

"aku tahu kau belum makan dari kemarin jadi aku membawakan bubur untuk mu, makanlah selagi hangat."

"Hell,sejak kapan pria ini peduli padaku bukankah kemarin dia ingin mencekik ku,mengharapkan aku mati.dan sekarang lihatlah ia berlagak layaknya seperti tidak terjadi apa-apa."

Aku menatapnya dengan sinis.
"Aku tidak mau."kataku walau sebenarnya perutku sangat lapar, cacing-cacingku berdemo di dalam sana.
Bayangkan saja sehari kemarin aku tidak makan.

"Jangan berlagak sok kuat aku tahu kau sangat lapar karena dari kemarin belum makan.jadi makanlah."

"Ku bilang tidak mau ya tidak mau apa kau tuli!"aku berteriak marah.

Terlihat jelas rahangnya mengeras,ia menyorotku dengan tajam.

David mendekat dan menarik tengkukku membuatku mendekat hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

"Kau selalu berhasil memancing emosiku.seharusnya kau bersyukur aku masih peduli padamu dan tak membiarkan mu mati."

Mati David sengaja menekankan kata itu.setelahnya dia melepaskan dengan kasar dan bangkit merapikan dasi,dan jas miliknya.

Aku tertawa hampar."mengapa kau tak membiarkanku mati saja.biarkan saja aku mati kelaparan apa pedulimu."

"Ternyata kau benar-benar bodoh kau kira dengan tidak makan akan membuatmu mati kelaparan."David tersenyum mengejek.

"Aku tidak peduli,lebih baik kau bawa makanan itu keluar."

"Kenapa,apakah kau tak suka dengan makanan buatan chefku?___baiklah" kata David menggantungkan ucapan dan merogoh sebuah ponsel yang ada di dalam saku celana,membuatku menyerngitkan dahi bingung.
Tampak ia menghubungi seseorang.

"Fendrick aku ingin kau kesini membawa Chef yang memasak pagi ini kehadapanku sekarang!"perintah David yang membuatku was-was takut pria ini akan melakukan hal-hal buruk.

"Kau mau apa mengapa menyuruhnya kesini."ujarku dengan panik.

Tampak dia mengeluarkan smirk misterius."Nanti kamu juga akan tahu."
"Tunggu saja akibat keras kepalamu itu maka akan berdampak ke orang lain."tambahnya lagi dengan senyum devil membuatku meneguk Saliva dengan kasar.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang