Suara besi yang beradu itu membuat mereka semakin tegang.
Gerakan kasar pada semak belukar dihadapan mereka menandakan seseorang dibalik bayang-bayang senja itu akan segera menunjukan sosok sebenarnya.
Udon menggenggam kunainya sekuat tenaga, tubuhnya kini bergetar seluruhnya. Detak jantung yang cepat jelas terdengar ditelinganya.
Ini seharusnya bukan misi yang berbahaya.
Tapi, saat ini dia terjebak dalam ketakutan.
"GYAAA!!" Dia meloncat ke belekang Konohamaru bertepatan dengan munculnya seseorang di hadapan mereka.
Teriakan Udon yang mengejutkan berhasil membuat semua orang disana mematung.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Suara maskulin pemuda yang tak asing bagi mereka itu menyadarkan kembali semuanya.
Konohamaru menghela napas lega, entah sudah berapa detik napasnya tertahan. Dia tersenyum lebar, dan segera bicara, "Tuan Penjaga! Syukurlah! Sebenarnya-"
Pergelangan tangan Konohamaru digenggam oleh Fumime.
Dia menoleh pada Fumime yang menahan langkahnya. Dihadapannya ada penjaga kepala desa yang malam kemarin mereka temui.
Kenapa air muka Fumime tidak berubah menjadi tenang? Gadis itu menatapinya dalam, namun Konohamaru tetap tidak mengerti.
Suara Sasuru segera menggantikan suara Sarutobi itu, "Tentu saja kami sedang mencari putri. Apa lagi yang bisa kami lakukan disini?"
Kedua belah pihak terdiam. Dengan kedua tangan berada di dalam saku, Sasuru menatapi penjaga yang lebih tinggi darinya itu.
Ekspresi penjaga itu mengendur, seolah baru saja berkata 'benar juga'. Dia memasukan kembali katana digenggamannya ke dalam wadah kayu yang tersangkut di pinggangnya. "Berhati-hatilah, area ini berbahaya saat malam karena banyak serangga beracun."
"Kami mengerti."
Satu anggukan salam sebelum pria itu berbalik meninggalkan mereka.
Fumime akhirnya melepaskan genggaman tangannya.
"Kau ini kenapa-kore?! Padahal tadi kesempatan yang bagus untuk minta tolong kan!"
Fumime tidak menjawab, matanya terpejam seolah berkonsentrasi pada sesuatu.
"Kita kemari untuk membantu mereka, bukan meminta bantuan mereka." jawab Sasuru.
Konohamaru tidak bisa menyembunyikan kekesalannya sama sekali, walau begitu, dia tahu kalimat Sasuru benar.
"Dia sudah benar-benar pergi." ucap Fumime akhirnya. Udon dan Konohamaru menatapnya bingung.
"Ma-maksud mu, tuan penjaga?"
Fumime mengangguk.
Dia berbalik, dan kembali berjongkok, memungut tali berwarna jingga yang tergeletak. Melingkarkan tali itu pada lengan kirinya.
"Oh, talinya sama dengan milik mu, Fumime-chan."
Gadis itu tersenyum, "Ya, kami masing-masing memiliki satu."
Sasuru mengeluarkan miliknya dari dalam kantung.
Dua genin itu memiringkan kepala mereka bersamaan. "Untuk apa?"
"Berkomunikasi."
"EEEEHH? BAGAIMANA CARANYA? KEREN-KORE!!"
"Contohnya seperti yang kalian baru saja lihat. Kami bertiga sepakat, jika ada sesuatu berbahaya yang terjadi saat kami bertiga terpisah, kami akan meninggalkan pesan pada teman yang menyusul kami dengan meninggalkan tali begitu saja ditanah." jelas Sasuru. "Entah bahaya seperti apa yang sudah menimpa Natsu dan Moegi. Yang jelas, dari sini kita tidak bisa bersantai-santai lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Untold Story
Fanfiction".....karena kita keluarga shinobi, kuatkanlah hati mu." Fumime Uchiha Satu-satunya anak perempuan dalam keluarga inti Fugaku Uchiha. Kehilangan orang tuanya bahkan sebelum dia bisa mengingat dengan baik. Tetap menyayangi dan menjaga kedua kakaknya...