War 2

1.3K 231 24
                                    

Perkemahan medis berada di baris paling belakang dari seluruh medan pertempuran. Fumime harus melalui medan pertempuran pasukan lain untuk mencapainya. Tentu saja, dia menghindari zona pertarungan dan memilih rute yang aman.

Dia meloncat dengan gesit dari satu dahan ke dahan lain. Kecepatannya sangat diperlukan untuk menyelamatkan kunnoichi yang digendongnya.

Tap.

Fumime bertumpu pada sebuah dahan, membalik arah langkahnya dan mengayunkan katana.

Srak.

Tubuh makhluk putih yang mengendap di belakang Fumime terbelah menjadi dua. Gadis itu menelan ludah, bersyukur yang baru saja dia bunuh bukan lah manusia.

Makhluk itu pernah Fumime lihat sebelumnya, saat terakhir kali dia bertemu sang kakak. Jelas itu adalah bagian dari musuh.

Dia menyimpan kembali katananya.

Karena harus menahan tubuh orang yang di gendongnya, Fumime hanya bisa menggunakan sebelah tangan. Sebisa mungkin dia ingin menghindari pertarungan.

Sebisa mungkin.

Sayangnya, baru saja dia beranjak sekitar 10 meter makhluk-makhluk putih itu kembali menyerang dengan jumlah yang tak terhitung.

Fumime melempar senbon yang sudah dilumuri obat bius ke segala arah, namun tak terlihat berpengaruh pada makhluk-makhluk itu. Tidak ada cara lain selain bertarung langsung.

Dia menendang beberapa dari mereka sekaligus dalam sekali putaran. Mengeluarkan katana kembali, dan menebas tanpa ampun.

Tomoe sharingan yang sudah sempurna memperjelas penglihatannya. Pertarungan itu terasa lebih mudah dari pada berlatih menghalau kayu-kayu bersama Yamato.

Yang jadi masalah hanya dia tidak punya banyak waktu.

"Aku tidak mau membuang cakra, tapi-" Fumime membentuk segel dengan satu tangannya. "Raiton : Katana Enkei!!"

Petir menyambar ke segala penjuru setelah Fumime menebas katananya ke udara. Semua makhluk putih yang berada di dalam radius 500 meter darinya ambruk begitu saja.

Napas Fumime tak beraturan, jurus baru yang dia kembangkan setelah mendengar cerita Yamato tentang Sasuke yang mengkombinasikan pedangnya dengan chidori itu menguras cukup banyak cakra.

Yang terpenting sekarang, tak ada yang menghalangi jalannya.

****

Hari sudah mulai gelap. Sakura masuk kembali ke tenda medis setelah membereskan keributan di luar.

Ada penyusup dari pihak musuh di dalam perkemahan medis yang sudah dijaga ketat. Beberapa jounin medis terbunuh, semua orang diminta bersiaga.

"Oh, Fumime-chan, apa yang kau lakukan?" Tanya Sakura heran melihat bungsu Uchiha yang sibuk sendiri di dalam tenda.

"Neesan sudah kembali? Bagaimana keadaannya?"

"Mereka tidak menemukan penyusupnya. Sudah diperiksa berkali-kali tapi tidak ada cakra yang tidak terdaftar. Entah karena penyusupnya adalah anggota aliansi, atau ada jutsu perubahan yang bisa sampai meniru karakteristik cakra. Kita diperintahkan untuk waspada sementara waktu."

"Menyelamatkan orang sambil waspada itu merepotkan." Dahi Fumime berkerut, keluhannya mulai terdengar seperti Sasuru. "Aku akan mencoba berkeliling dan mencari tahu setelah menyelesaikan yang satu ini."

Sakura mendekati Fumime, mengintip apa yang gadis itu kerjakan, "Sebenarnya apa yang kamu lakukan sejak tadi?"

"Menambah dosis obat tidur pada senbon ku." Dia mengangkat jarum panjang yang berlumuran cairan.

Uchiha Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang