Guncangan pada tubuhnya memaksa Fumime untuk sadar. Membuka matanya yang berat perlahan.
"Oi." Suara itu terdengar dari sebelahnya, kedua pundaknya ditahan agar dia tetap terduduk.
Menyadari siapa yang menumpu dirinya, Fumime bergumam pelan, "niisan..."
Dia berusaha mengingat apa yang terjadi. Dia.. Sasuru.... tersentak, Fumime mendongak dan mengedarkan pandangannya. "Sasuru-kun?!"
Dihadapannya keempat kage berdiri, Naruto juga ada disana, terduduk, gemetar.
Fumime berusaha mencari lebih jauh. Begitu banyak shinobi tumbang, teman-teman mereka mengerubung lemas. Hampir separuh aliansi gugur. Dan, orang-orang mulai kehilangan semangat bertarung mereka.
"Sasuru...kun..." Fumime membekap mulutnya. Berusaha untuk tidak berteriak pilu.
"Entah siapa yang kau cari, tapi kalau dia berada disekitar mu saat serangan terjadi. Mungkin, dia tak selamat." Hokage kedua memberinya jawaban.
"Lalu kenapa aku selamat?! Aku juga sudah terlilit!! Kenapa hanya aku yang selamat?!"
Hokage kedua memberi isyarat pada Fumime untuk mengecek pergelangan tangannya. Disana terdapat segel milik Hokage kedua yang diberikan padanya sebelum mereka kembali bertarung sebelumnya. "Aku memindahkan mu dengan jutsu." jelasnya.
Fumime menutup telinganya, tak mau dengar lagi. Yang dia takutkan benar terjadi. Yang dia takutkan...
Sasuru....
Senyumannya...
Kilasan kejadian terakhir itu memenuhi kepalanya.
Sasuru mengatakan sesuatu padanya sebelum dia pingsan.
Apa?
Apa itu?
Dia memejamkan matanya, berharap bisa melihat dengan jelas apa yang berusaha anak laki-laki itu sampaikan padanya.
Masa....
Masa depan.. ku serahkan pada mu.
Air mata Fumime mengalir. Kenapa? Kenapa Sasuru mengatakan hal yang seperti itu padahal keadaan mereka berdua sama-sama terdesak? Kenapa Sasuru seolah tahu dia akan selamat?
"Kau, perlihatkan lengan tangan mu."
Ah... Sasuru ada disana saat itu, saat Fumime memperlihatkan pergelangan tangannya dan membiarkan Hokage kedua memberi segel disana. Saat orang tua berambut putih—yang konon katanya membenci uchiha—itu berkata, "kau masih terlalu muda untuk berada disini. Sehebat apa pun kau, kalau kau berada dalam bahaya aku akan memindahkan mu ke belakang dengan ini."
Sasuru tau Fumime akan selamat tapi tetap mendorongnya untuk menyelamatkannya. Lalu tersenyum seolah itu tidak ada masalah apa pun. Bukan kah dia sangat curang??
Fumime mengusap air matanya kasar. Irisnya menatap Obito tajam. Tubuhnya gemetar menahan emosi.
Dia sudah berjanji pada Sasuru.
Tidak boleh ada yang menangis walau salah satu dari mereka mati.
Sasuke memperhatian setiap gestur yang dibuat adiknya. Cara Fumime menahan tangisan mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun silam.
Pembantaian klan Uchiha belum genap dua tahun berlalu. Sasuke pulang larut malam karena menyendiri begitu lama di sungai Konoha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Untold Story
Fanfiction".....karena kita keluarga shinobi, kuatkanlah hati mu." Fumime Uchiha Satu-satunya anak perempuan dalam keluarga inti Fugaku Uchiha. Kehilangan orang tuanya bahkan sebelum dia bisa mengingat dengan baik. Tetap menyayangi dan menjaga kedua kakaknya...