War 8

1.4K 162 30
                                    

Rasa kantuk luar biasa menyelimuti semua orang yang baru saja lepas dari pengaruh genjutsu mugen tsukoyomi. Perlahan-lahan mereka mulai bangun dari mimpi indah, dan mendapatkan kembali kesadarannya.

Sayup-sayup dari kejauhan orang-orang mulai berkumpul dan bersenandung "aliansi shinobi sudah menang, aliansi shinobi sudah menang."

Yamato membersihkan sisa tumbuhan yang ada pada tubuhnya. Bergumam pelan, "aliansi shinobi sudah menang... ya?"

Pria bersurai coklat itu sadar, sangat sadar bahwa dia tidak berkontribusi apapun untuk aliansi, malah, mungkin bisa dibilang dia membantu pihak oposisi. Itu membuatnya sangat malu dan kecewa pada diri sendiri.

Aliansi shinobi sudah menang.

Berdiri diatas tanah lapang yang sudah tak rata, sisa-sisa perperangan masih jelas ada di sana. Para shinobi melepas ikat kepala mereka, mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara, pipi sebagian dari mereka sudah penuh air mata, sebagian lainnya menahan haru, "Aliansi shinobi sudah menang!!!!"

"Sensei!"

Yamato berbalik, mendapati muridnya meloncat ke arahnya. Tangannya terbentang, menangkap tubuh gadis uchiha yang sudah tak kecil lagi itu dengan pelukan. Pelukan yang sama erat diberikan Fumime. Menenggelamkan kepalanya dalam-dalam pada pundak guru kesayangannya, merasakan kehangatan disana. Tanpa banyak bicara, bahasa tubuh mereka cukup mengatakan bahwa mereka sama-sama bersyukur masih bisa melihat satu sama lain.

Aroma samar lavender—yang sangat suka Fumime letakan hampir di setiap ruangan di apartemen—menyeruak diantara pelukan mereka, menenangkan pikiran Yamato yang sebenarnya kalut. Kesedihan dan kekecewaannya terhadap diri sendiri dikesampingkan, ada yang lebih penting sekarang;

Aliansi shinobi sudah menang.

Air mata Fumime tumpah ruah. Entah berapa lama gadis itu menahan keluhannya demi menyelesaikan perang ini. Yamato tidak melonggarkan pelukannya sedikit pun, dia mengusap punggung gadis yang menangis seperti saat masih belia dulu itu.

Tak berlangsung lama sebenarnya, tapi karena sungguh nyaman dan lelah, Fumime terlelap begitu saja. Yamato tersenyum kecil menyadari  napas Fumime yang mulai teratur. "Kamu sudah bekerja keras." Bisiknya sambil menggendong Fumime seperti tuan putri.

Semua terasa hangat saat Yamato melihat Fumime lekat-lekat. Pertanyaan aneh di kepalanya tentang apa guna dirinya hidup dihapuskan oleh air mata Fumime yang mensyukuri keberadaannya.

"Ekhem."

Suara itu akhirnya menintrupsi Yamato dari suka citanya, dia mengangkat pandangan dan menemukan Naruto dan Sakura yang sepertinya sedang bersusah payah menahan seseorang di tengah untuk menyerang. Sedang Kakashi, tak jauh dari sana menahan tawa.

"Eh?"

"TU-TUNGGU SASUKE-KUN"

****

Walau ingin langsung beristirahat setelah berperang dua hari penuh, para shinobi masih harus disibukan dengan kegiatan "bersih-bersih".

Mengumpulkan jasad rekan-rekan mereka, mengobati yang terluka. Iring-iringan kembali ke desa mulai dibuat.

Yamato terduduk setelah membuat satu lagi pedati yang akan digunakan untuk membawa korban perang dengan mokuton-nya.

Seseorang menghampirinya sambil menyodori segelas air. "Terima kasih atas kerja kerasnya."

"Aku tidak berkontribusi apapun selama perang, ini bukan apa-apa." Diterimanya minuman itu sambil tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uchiha Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang