Natsu terbaring diatas pasir pasrah. Tidak peduli lagi dengan kotoran yang akan menempel atau sinar matahari yang menyengat. Dia hanya butuh oksigen sebanyak-banyaknya setelah hampir tiga hari berlari.
"Kaki mu baik-baik saja?" Tanya Sasuru pada Fumime yang juga terengah-engah.
"Hn. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Setelah peserta yang lolos babak pertama diumumkan, mereka di beri instruksi untuk pergi ke tempat babak kedua akan dilaksanakan, yaitu Sunagakure.
Hanya saja, dari semua tim yang lolos, hanya 30 tim pertama yang sampai lebih dulu boleh mengikuti ujian babak kedua.
Maraton pun dimulai. Jarak Konoha ke Suna yang hampir 30.000 km mememakan waktu berhari-hari jika ditempuh dengan berlari saja.
Dalam perjalanan, demi menggagalkan tim lain sampai lebih dulu beberapa tim mencelakakan tim lainnya.
Tim Fumime adalah korban dari kekasaran itu. Saat mereka hampir sampai di perbatasan negara Api, sekelompok orang melemparkan kunai dengan kertas peledak kearah Sasuru secara tiba-tiba.
Si cerdas itu memang pandai dalam membuat strategi dan lainnya, tapi responnya dalam pertarungan cukup lambat, sehingga Fumime bergerak lebih dulu untuk melindunginya.
Akibat dari kejadian itu tim mereka harus menghentikan perjalanan selama beberapa menit, karena Fumime mendapat luka bakar dikakinya.
Setelah berpikir keras sesaat, Sasuru menggendong Fumime, dan memerintahkan gadis itu mengobati lukanya sambil berpegangan pada Sasaru. Dia juga meminta Natsu untuk waspada dengan senjatanya, sehingga tidak akan ada serangan yang berdampak pada mereka lagi.
Beruntung, Sasuru yang berasal dari keluarga Nara pernah diajak oleh para tetua untuk membangun hubungan klan dengan negara lain, sehingga dia hapal jalan pintas menuju Suna, dan waktu mereka yang terbuang tadi bukanlah masalah. Fumime pun bisa kembali berlari dengan kakinya setelah setengah hari berlalu.
"Baru kali ini aku merasakan manfaat ritual klan yang merepotkan itu." Kata Sasuru sambil menyeka keringatnya.
"Ne, Natsu-kun, Tenten-san juga sudah sampai lho." ucap Fumime pada pemuda yang masih berbaring itu, berharap memberinya sedikit semangat.
"Aaah, terserah, aku lelah sekali."
Reaksi Natsu yang tidak senang membuat Fumime bingung, menurut buku yang dia baca, seharusnya Natsu kembali berenergi tanpa alasan yang jelas ketika nama kekasihnya disebut.
Tak lama setelah disebutkan gadis beriris hanzel itu mendekati tim mereka, "Natsu, kau berhasil juga ya?"
Mendengar suara yang sangat familiar itu tentu Natsu langsung bangkit, berdiri tegap dan menjawab keras, "Ya, tentu saja! Ini bukan apa-apa, senpai!"
Senyuman Tenten berhasil membuat Natsu meleleh, itu lebih panas dari pada sinar matahari yang ada diatas kepalanya. Membuat Natsu mabuk kepayang.
Fumime menepuk kedua tangannya pelan, wajahnya tak kalah sumringah dengan Natsu. Sasuru yang berdiri disebelahnya pun bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"
"Fufufufu, Sasuru kamu tidak paham ya? Walau sedang sekarat, seseorang yang sedang jatuh cinta akan mendapatkan kembali energinya saat bicara dengan orang yang dicintainya."
"Itu kan sudah jelas."
"Heee... jadi kamu sudah tau? Sejak kapan? Bagaimana bisa? Buku apa yang kau baca?"
Aku tahu karena aku juga sedang jatuh cinta.
Inginnya Sasuru menjawab seperti itu, namun jawaban itu hanya akan mengundang pertanyaan lainnya, jadi dia hanya menjawab. "Itu bukan hal yang sulit dimengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Untold Story
أدب الهواة".....karena kita keluarga shinobi, kuatkanlah hati mu." Fumime Uchiha Satu-satunya anak perempuan dalam keluarga inti Fugaku Uchiha. Kehilangan orang tuanya bahkan sebelum dia bisa mengingat dengan baik. Tetap menyayangi dan menjaga kedua kakaknya...