{1} Terlepasnya Segel Kristal Sang Penjaga

37 3 0
                                    

Asap sisa pertarungan besar, terus memenuhi seluruh penjuru ibu kota kerajaan Maksovo. Bangunan yang hancur, serta abu bekas pembakaran masal...telah tersebar dimana-mana.

Langit merah yang begitu pekat, menandakan peperangan masih berjalan. Partikel ledakan sihir, masih begitu terasa oleh banyak orang.

Pertarungan nan hebat antara Raja Exorda dan Koguso, masih belum juga berakhir. Peperangan yang begitu sengit dan tanpa ujung itu, mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan dimana-mana.

"Kau masih belum menyerah juga, Exorda?" Tanya Koguso yang masih berdiri tegak. Seringai jahatnya, begitu terpampang jelas dibibirnya.

"Belum. Aku masih belum menyerah, MONSTER SIALAN," jawab Exorda dengan berteriak diakhir katanya.

Exorda berusaha berdiri, walau tubuhnya tidak sanggub lagi. Nafas yang begitu memburu, terdengar ditelinganya.

Dia begitu lunglai, hanya untuk melangkahkan kedua kakinya. Untuk berdiri saja, dia harus bertopang pada pedang yang ujung mata besinya tertancap ditanah.

Exorda merogoh kantong sakunya. Dia mengeluarkan sebuah batu kristal nan indah, dari dalam sakunya.

"Apa ini cara terakhir yang harus aku gunakan untuk mengalahkannya?" Batin Exorda bertanya.

Dia terus menatap kristal yang digenggamnya. Penuh sekali harapan yang ia curahkan pada kristal itu.

"Hei bocah. Kalau kau terus diam seperti itu...kau akan aku binasakan," Koguso menatap remeh Exorda yang berlutut ditanah. Dia mulai jengkel, saat lawanya itu tidak merespon perkataannya.

"TATAKAE. TATAKAE, EXORDA. Bangun dan bunuhlah aku, jika kau bisa"

Exorda kembali tersulut emosi setelah mendengar ucapan Koguso. Dia menggelutukkan giginya sekuat mungkin, untuk menahan amarah yang tak tertahan lagi.

"Aku...aku mungkin tidak bisa mengalahkanmu, Koguso. Tapi aku...BISA MELEMAHKANMU"

Tiba-tiba, muncul suatu cahaya dari kedua telapak tangan Exorda. Begitu terang, hingga membuat setiap mata yang melihatnya merasakan silau. Koguso tidak tahan melihat sinarnya itu.

"Walaupun...walaupun aku harus kehilangan nyawaku, hanya untuk mengalahkanmu saja. TAPI ITU TIDAK SETIMPAL DENGAN DIRIMU YANG TELAH MEMBUNUH ISTRIKU, KOGUSO"

Kristal yang digenggam Exorda, kini terbang menuju atas kepala Koguso. Dia memusatkan seluruh kekuatannya itu, di kedua telapak tangannya. Dan langsung menyalurkannya ke kristal, yang tengah melayang diatas kepala musuhnya itu.

"MAKSOVO NO FUUIN"

Mantra yang telah dirapalkan oleh Exorda, membuat tubuh Koguso terhisap kedalam kristal itu secara perlahan-lahan.

"Na–Nani Kore?" Tanya Koguso merasa bingung.

"Aku terus bertanya-tanya sejak tadi, Koguso. Apakah kristal yang diberikan istriku ini, benar-benar bisa menyegelmu? Ternyata diluar dugaanku," ucap Exorda dengan senyum bahagia yang melengkung dengan indahnya.

"Apa maksudmu?"

"Kristal Tsugumi Yang Agung. Itulah wadah yang akan terus menyegelmu sampai selamanya, Koguso. Kau mungkin tidak bisa kubunuh sekarang. Tapi aku berjanji...dikehidupan selanjutnya, kau akan kubunuh KOGUSO"

Sumpah serapah yang keluar dari mulut Exorda, membuat langit bergemuruh. Semula langit berwarna merah menyala, kini tertutupi oleh awan kelabu.

"Khe, hahahaha. Lucu sekali perkataanmu itu, bocah. Tapi, akan aku tunggu waktu itu tiba...Exorda"

Keajaiban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang