{3} Sang Gadis Penerus

5 2 0
                                    

"Wahai penerusku. Tugasmu hanyalah melindungi Kerajaan Maksovo, dan melindungi reinkarnasi Raja Pertama. Sebentar lagi, dia akan hadir didalam hidupmu. Hanya tinggal sebentar lagi"

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang dibawah alam bawah sadarku. Sosok dua orang gadis cantik yang terus mengulang-ngulang kata itu, selalu datang disetiap mimpiku.

"Tunggu!! Aku masih tidak mengerti maksud kalian. Siapa orang yang kalian maksud itu? Selama ini, dia tidak pernah datang dikehidupanku. Tapi kalian selalu berkata-kata seperti itu, hingga membuatku terus bertanya-tanya," keluhku kepada mereka didalam bunga tidur.

"Kamu akan tahu sendiri, jika waktunya sudah tiba," jawab salah satu sang gadis dengan sedikit menghilang bak asap cerutu.

"Setidaknya jelaskan dulu maksud kalian padaku. Sudah berkali-kali kalian tak memberikan jawaban untuku," aku terus meraung pada mereka untuk meminta penjelasan.

"Tanpa kami jelaskan-pun, kamu juga sudah tahu. Ingatan itu, sudah berada sejak lama didalam kotak memorimu yang paling dalam. Kamu harus ingat memori itu terlebih dahulu, sebelum bertemu dengan dia. Tapi setidaknya, ingatlah seraca perlahan-lahan," terang gadis yang satu lagi, dengan tubuhnya yang sedikit-demi sedikit menghilang seperti temannya itu.

"Tunggu!!" Aku berusaha menahan mereka yang menghilang. Namun naas, aku terbangun dari dalam mimpiku.

Hal pertama yang aku rasakan saat terbangun dari tidurku adalah kesedihan, serta kristal bening yang keluar dari pelupuk mata. Dan hal pertama yang kulihat saat terbangun dari tidur adalah jam yang berputar.

Seolah setiap aku terbangun dari tidur, seperti sedang terus menunggu seseorang datang. Dan yang terus tertanam diotakku adalah...dia datang bersamaan dengan sang waktu.

"Hah, Lagi-lagi mimpi itu. Sebenarnya...apa yang dimaksud oleh mereka? Dan lagi, aku selalu seperti ini saat bangun tidur," ucapku sembari bangun dari posisi rebahan. Perlahan aku menghapus air mata itu yang membasahi pipi.

Suara detak jarum jam membuatku sadar. Bawahsanya, aku hampir terlambat ke sekolah. Aku mulai turun dari kasur dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, serta menyegarkan tubuh.

◇◇◇

Aku adalah Athisa Sakara. Anak tunggal dari kedua orang tuaku. Tidak punya saudara sedarah, dan hanya memiliki kerabat nun jauh disana.

Aku adalah gadis yang kehilangan kasih sayang dan cinta. Aku tak lagi merasakan 2 hal itu didalam hidupku, setalah mereka meninggal.

"Ohayo Oto-San, Oka-San," sapaku pada mereka yang keadaannya tidak berada disisiku lagi.

Aku menatap bingkai berisi foto kedua orang tuaku. Mereka tersenyum dengan manis didalam sana. Tapi itu hanyalah potret lama mereka, saat dulu masih hidup.

Sudah genap setahun Oto-San dan Oka-San meninggal dunia. Mereka tiada, karena kecelakaan pesawat satu tahun yang lalu. Mayat mereka memang ditemukan, namun itu sangatlah tidak lengkap.

Ada beberapa bagian tubuh mereka yang tak ditemukan sampai saat ini. Satu hal yang kuyakini adalah, separuh tubuh mereka hilang dan tenggelam dilautan yang cukup dalam.

Mataku mulai berkaca-kaca saat mengingat semua kenangan buruk itu. Menahan semua bulir air itu, agar tak keluar begitu saja dari mata.

"Jangan menangis Athisa. Jika kau seperti ini, pasti mereka yang melihatmu dari langit akan sedih," uacpku berusaha menguatkan diri yang rapuh ini dengan sekuat mungkin. Mengusap kaca bingkai yang tak berdebu itu dengan pelan.

Keajaiban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang