{8} Hilangnya Jejak

3 2 0
                                    

Sudah beberapa hari sejak Exolus menghilang dari masa lalu. Sebagai musuh utama, Koguso mulai geram dengan semua ini. Baru saja bebas selama setengah jam. Tapi dia harus kembali mendekam didalam kristal penyegel menyebal kan ini.

"AKHHHH. KUSO, KUSO, KUSO. KENAPA HARUS SEPERTI INI LAGI?!!" Teriakannya menggelegar didalam gua.

Sring

Lexo muncul secara tiba-tiba. Dia berlutut, dan memberi hormat kepada tuannya.

"Lexo, apa kau menemukan anak itu?" Tanya Koguso dengan nada bicara yang tegas.

"Maaf Koguso-Sama. Saya sudah mencari dia kepenjuru negri ini, tapi tak ada tanda-tanda keberadaannya," jawab Lexo dengan penuh sesal.

"Br*ngs*k. Hey, kau cari dia dengan benar tidak? Masa sampai tidak ketemu seperti itu. Pasti dia bersembunyi disuatu tempat. Cari dia sekali lagi. Kalau perlu, cari dia dengan pelacakan kekuatan pramaya," titah Koguso.

"Haik, wakatta," Lexo mengerti akan perintah yang diberikan untuknya.

Wush

Sekali desiran angin, Lexo-pun menghilang sekejap mata. Dia pergi untuk mencari serpihan kecil, yang mungkin menjadi petunjuk untuknya.

"Mau tidak mau, aku harus melakukan ini. Dasar, reinkarnasi Exorda sialan. Aku jadi repot mencari informasimu diperkumpulan para manusia yang menjijikan itu," umpatan demi umpatan keluar dari mulut Lexo.

Dia melompati dahan-dahan pepohonan, yang mengarah pada pusat kota. Setelah tiba, monster tampan itu bersembunyi di sebuah gang yang tak banyak orang perhatikan.

Sebuah cahaya merah dari hasil rapalan sihir yang telah diucapkan oleh pemuda Doveri ini, membuatnya berubah menjadi sosok manusia.

Telinga runcing, hingga tanduk dikepalanya-pun menghilang. Dia membalut tubuhnya itu menggunakan tudung, untuk menutupi jati dirinya.

Langkah kakinya membawa Lexo kesebuah kedai makanan yang berada di dekat pasar. Karena mau bagaimana-pun, tempat paling cocok untuk mencari informasi seperti ini haruslah ketempat banyak orang berkumpul.

Mungkin dia akan mendapatkan info mengenai putra Europa itu, dari para rakyatnya yang tengah bergibah ria.

Lexo duduk ditempat yang tepat. Ia menguping pembicaraan banyak orang, dengan telinga tajamnya. Memakan cemilan yang telah dipesannya, sembari menyortir setiap ucapan para rakyat yang tak berfaedah baginya.

Hingga telinganya-pun mendapatkan hal yang sedang dicarinya. Dia semakin memusatkan satu dari ribuan suara yang bergema ditelinganya.

"Hey, kalian tahu. Katanya Pangeran Exolus dihukum oleh Yang Mulia Raja, karena telah membuka segel monster itu. Dan lagi, dia dihukum karena tidak bisa melindungi putri dari Jendral terkuat pasukan Kerajaan Maksovo," ucap seorang pria berusia 30 tahun dari merja lain, yang letaknya tak jauh dari tempatnya.

"Ya, aku juga sudah mendengarnya. Padahal itu bukan salahnya juga, kalau Pangeran tidak bisa melindungi nona Anastasia. Tapi aku juga mendengar rumor, kalau Pangeran dibuang kedalam dimensi waktu sebagai bentuk hukuman atas kesalahan yang telah diperbuatannya," sahut pria satu laginya.

"Benarkah? Berarti Kerajaan ini tidak lagi memiliki soerang Pangeran sekaligus Putra Mahkota ya. Lalu bagaimana nasib Kerajaan Maksovo selanjutnya?" Ujar teman dari kedua pria itu.

Lexo yang mendengar itu-pun, langsung meremat tangannya kuat. Dia meraskaan kekesalan yang dialami oleh tuannya saat ini.

"Bisa-bisanya kau bersembunyi didalam dimensi waktu yang lain, selagi Koguso-Sama mendekam didalam kristal Tsugumi Yang Agung," benaknya menggeram kesal.

Keajaiban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang