3 minggu berlalu semenjak penurunan pemberitahuan akan pernikahan sang Raja bersama calon Ratunya tersebar. Kini suara sorak sorai memenuhi seluruh jalan-jalan di tanah Maksovo ini. Mereka menabur bunga, dikala arak-arakan kereta kencana Raja dan Ratu berkeliling dipusat Kota ini.
Ya, memang benar adanya kalau hal itu dilakukan untuk merayakan pernikahan sang petinggi Kerajaan.
Pasangan pasutri baru ini masih berpakaian lengkap menggunakan baju pernikahan yang serba putih. Duduk dengan tegap, sembari melambaikan tangannya tinggi-tinggi. Menebar senyum bahagia kepada rakyatnya, seolah menunjukkan kalau hari ini adalah hari yang dipersiapkan untuk mereka sejak lama.
Bukan hanya para warga saja yang merayakan hari berbahagia itu. Tapi alam yang berada disekitar wilayah ini juga merayakannya. Langit yang cerah, dan juga cuaca yang mendukung, menjadi penanda dari semua kehendak alam kepada mereka.
"Kau bahagia?" Bisikan lembut ditelinga Atasia, membuat kepala yang berbalut tudung putih ini menoleh.
Jemarinya dikecupi dengan singkat oleh sang suami. Bahkan tangan pria bersurai putih ini tergerak untuk mengelus cincin yang terpasang di jari manis istrinya.
"Ya, aku bahagia. Bahkan aku tidak menyangka, kalau pernikahan manusia itu bakalan semeriah ini," iris blue topaz itu sudah berkaca-kaca.
Sejenak kelopak yang itu terpejam, lalu terbuka kembali. Manik yang seperti permata itu bagaikan penunjuk, kalau dirinya tengah senang.
Lengkungan manis di bibir Exorda tercipta begitu saja. Kepalanya kembali mengadah kedepan, memberikan kesan wibawanya kembali. Sebelah tangannya kembali melambai, untuk memberi sapaan singkat kepada para rakyatnya yang telah menyambut mereka ditengah-tengah pawai ini.
Sesaat manik gold milik Raja Tsugura ini melirik pada sang Dewi penjaga Istana. Wanita bersurai indigo itu menutup mulutnya, dan kepalanya sedikit tertunduk.
"Ada apa?" Dia bertanya panik dengan suara yang pelan, dikala dahi istrinya berkeringat dingin.
"Anata, bisa kita kembali ke Istana? Rasanya aku tidak enak badan," Atasia menjawab sembari menahan gejolak didalam perutnya yang sedari tadi terus teraduk-aduk.
Exorda mengangguk paham. Dia memberitahu kusir keretanya, untuk memutar arah kembali kearah Istana.
Kepala dewi ini bersender pada pundak kokoh suaminya. Pening ia rasakan, dikala rasa mual semakin menerjangnya.
Para warga berbisik, dikala melihat Ratunya yang terlihat tidak sehat saat kereta berhiaskan karangan bunga itu kembali kearah Kerajaan.
Mereka berspekulasi dan bertanya-tanya, akankah ibu dari Kerajaan ini sedang sakit? Benarkah demikian? Semuanya hanya bisa berdoa didalam hati saja. Memohon, agar semuanya baik-baik saja.
Didalam Istana...
Kereta kuda yang membawa pasangan itu telah tiba di Istana. Mereka disambut oleh para pelayan yang sudah berjejer rapih di undakan tangga menuju kedalam bangunan besar itu.
Tap...tap...tap...
"Atasia-Sama," langkah kaki serta seruan dari Natsumi menguar begitu saja. Gadis nila ini menyambut Ratunya yang terlihat tidak baik saja.
Atasia tersenyum lemah kepada pelayan pribadi yang telah menyambutnya. Dia dibantu turun dari kereta oleh sang suami yang telah mengulurkan tangannya.
Akihiko terkejut dikala sang dewi datang dengan wajah yang sedikit pucat. Rautnya terlihat, kalau semuanya tidak baik-baik saja. Bahkan kedua pasangan ini rela kembali lebih cepat dari waktu pawai yang ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keajaiban Cinta
Genç KurguKoguso. Monster yang sudah tersegel beberapa ratus tahun lamanya, kini terlepas dari kristal Tsugumi Yang Agung. Segel itu tidak sengaja dilepas oleh Exolus. Karena telah melakukan hal yang mengancam Kerajaan Maksovo. Raja Europa mengutuk putranya i...