Note : Cerita ini sudah tamat dan sudah dihapus demi kepentingan penerbitan. Bacalah ceritaku (apa pun itu) di saat masih on going. Jangan menunggu tamat karena akan diunpublish.
***
Perlahan-lahan kelopak mata seorang perempuan cantik mulai terbuka kala hari sudah pagi. Wanita yang bernama lengkap Anya Kirania Lestari, atau yang kerap disapa Anya itu mengernyitkan keningnya. Ia heran dengan kamar yang sekarang dirinya tempati. Sebab, kamar itu terlihat berbeda dengan kamarnya yang biasa.
"Hmn."
Anya gelagapan ketika mendengar gumaman tak jelas di dekatnya. Apalagi ia juga bisa merasakan kalau tubuhnya dipeluk lebih erat. Sontak saja matanya terbelalak begitu menyadari kalau ia sedang bersama seorang laki-laki.
"Aaaaa."
Refleks Anya mendorong laki-laki itu menjauh. Sementara ia berniat turun dari atas ranjang. Namun, Anya mengurungkan niatnya saat mendapati dirinya telanjang di balik selimut yang tengah menutupi tubuhnya. Betapa terkejutnya Anya, ketika menyadari ia dan laki-laki itu yang sama-sama telanjang.
Ludahnya terasa mengering seketika. Dengan jantung yang berdegup Anya menyibak selimut. Dan matanya membulat begitu melihat ada noda darah di atas seprai kasur. Pantas saja bagian bawahnya pun terasa sedikit sakit. Karena ternyata keperawanannya sudah direnggut.
Dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, Anya menoleh ke samping untuk melihat siapa lelaki itu. Seolah belum cukup keterkejutannya, ia malah menemukan bos di kantornyalah yang saat ini sedang bersamanya.
"Pak Anggara? Bapak kenapa bisa ada di sini? Semalam kita..."
Rasanya Anya tak mampu melanjutkan ucapannya sendiri. Ia benar-benar tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya. Bagaimana bisa ia terbangun di sebuah kamar bersama bosnya? Dan celakanya bosnya itu adalah suami orang.
"Ya Tuhan!" jerit Anya frustrasi.
Anggara atau Gara adalah bosnya di kantor. Lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu baru saja melangsungkan pernikahan kemarin. Bahkan Anya hadir di pernikahan itu. Tapi mengapa Gara bisa ada di sini bersamanya di saat malam pertama pernikahan lelaki itu dengan istrinya? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Seperti yang kamu duga, semalam kita sudah melakukannya, Anya," ujar Gara membuka suara. Ia meraih pakaian mereka yang berserakan di lantai kemudian memakai celananya lebih dulu. Baginya semalam adalah malam yang terindah. Meski ia tak melakukannya dengan istrinya. Dan sampai kapan pun Gara tidak akan pernah menyentuh istri keparatnya itu.
Anya baru ingat kalau setelah menghadiri pesta pernikahan Gara sore kemarin, ia diajak teman-teman kerjanya untuk pergi ke klub malam. Bukan hal yang baru lagi memang, dan Anya sudah beberapa kali keluar masuk klub. Tapi dirinya tak pernah berbuat macam-macam.
Tapi semalam, sepertinya Anya terlalu banyak minum hingga membuatnya sedikit mabuk. Dan tanpa sengaja dirinya malah bertemu dengan bosnya yang juga sedang mabuk. Setelah itu, Anya tidak ingat lagi apa yang sudah terjadi hingga membuat mereka ada di sebuah kamar yang sama seperti ini.
"Saya akan tanggung jawab, Nya."
Tanggung jawab seperti apa yang bisa Gara lakukan untuk Anya? Apakah dengan menikahi Anya? Lalu bagaimana dengan istrinya? Sementara Anya tidak ingin menjadi selingkuhan, apalagi pelakor.
"Tanggung jawab seperti apa yang Bapak maksud?"
"Saya akan nikahin kamu."
"Bapak bercanda? Bapak bahkan baru aja nikah," sahut Anya tak percaya.
"Saya tidak sedang bercanda. Saya akan menikahi kamu dengan atau tanpa persetujuan istri saya!"
Anya bisa melihat kilat emosi di mata Gara saat lelaki itu mengucapkan kata istri. Sebenarnya apa yang terjadi dengan pernikahan bosnya yang baru seumur jagung?
"Saya yang gak bisa, Pak. Saya gak mau jadi selingkuhan ataupun istri muda Bapak. Saya gak akan pernah mau merusak rumah tangga orang lain."
"Kalau begitu, saya akan menceraikan istri saya."
"Bapak gila?"
Terang saja Anya terbelalak. Baru hitungan jam bosnya itu menikah. Bagaimana bisa sudah ingin menceraikan istrinya? Lalu setelah itu ingin menikahinya? Benar-benar tidak masuk akal.
"Kamu gak mau jadi istri muda 'kan? Jadi saya akan menceraikan istri saya dan menikahi kamu. Sehingga hanya ada kamu satu-satunya sebagai istri saya," sahut Gara serius.
"Sama aja, Pak! Saya bisa disebut pelakor gara-gara itu. Lagian apa kata orang nanti, kalau bapak sudah menceraikan istri Bapak, di saat pernikahan kalian belum genap dua puluh empat jam?"
"Lalu mau kamu apa?" tanya balik Gara. Ia bukan laki-laki brengsek yang akan diam saja setelah mengambil keperawanan anak gadis orang. Ia akan bertanggung jawab, tapi bagaimana caranya karena Anya menolak dua usulnya tadi?
"Gak gimana-gimana. Kita lupain aja yang semalam dan anggap gak pernah terjadi apa-apa. Dan Bapak, bisa kembali ke istri Bapak," sahut Anya pelan.
Andai saja Gara laki-laki single, tentu saja mereka bisa menikah. Tapi tidak dengan Gara yang sudah berstatus sebagai suami orang.
"Itu gak mungkin. Saya gak akan pernah bisa ngelupain apa yang sudah terjadi di antara kita, Nya. Dan saya akui, saya menginginkan kamu," ujar Gara seraya mendekati Anya. Ia menyentuh kemudian menggenggam pergelangan tangan wanita itu.
Apa semua laki-laki memang brengsek seperti ini? Dengan begitu mudahnya berkata menginginkan wanita lain, sementara lelaki itu sudah beristri.
"Saya tau kalau kamu bukan selingkuhan apalagi pelakor. Tapi saya beneran menginginkan kamu, Nya. Apa yang sudah terjadi di antara kita gak akan bisa saya lupain begitu saja. Tolong pertimbangkan tawaran saya. Apalagi bisa saja nanti kamu hamil anak saya. Kamu makin gak mau 'kan kalau hamil di luar nikah?"
Anya menarik tangannya dari genggaman tangan Gara. "Gak ada yang perlu dipertimbangkan, Pak. Semuanya udah jelas karena Bapak punya istri. Saya gak mau jadi orang ketiga dalam pernikahan Bapak."
"Kalau saya bilang, istri saya hanya menginginkan harta saya aja. Gimana?"
Anya terdiam. Mau bagaimanapun, tetap saja bosnya itu seorang suami dari wanita lain. Dan Anya tidak mau menjadi seorang perebut.
"Itu bukan urusan saya, Pak."
"Tapi, Nya. Saya-"
"Lupain aja, Pak. Saya mohon lupain apa yang sudah terjadi di antara kita semalam. Saya gak akan mengganggu rumah tangga Bapak hanya karena hal ini. Dan saya minta, Bapak juga gak usah mengganggu saya lagi."
Usai berkata seperti itu, Anya langsung meraih dan mengenakan pakaiannya yang semalam. Lantas, ia melangkah keluar dari kamar itu meninggalkan Gara.
Sementara itu, Gara tampak mengacak rambutnya frustrasi. Ia tidak akan pernah membiarkan Anya pergi begitu saja darinya setelah apa yang terjadi semalam. Ia akan melakukan apa pun agar Anya bisa menjadi miliknya seutuhnya dan selama-lamanya.
Persetan dengan kenyataan kalau Gara sudah memiliki seorang istri. Istri yang ternyata hanya berpura-pura mencintainya karena ingin menguasai seluruh harta kekayaannya.
Beruntung Gara cepat mengetahui hal itu. Karena kalau saja tidak, mungkin selamanya ia akan diperdaya oleh wanita ular itu. Tapi sayangnya, Gara mengetahui kenyataan itu tepat setelah dirinya menikahi istrinya.
***
30-06-2021
Jangan lupa vote dan komennya❤️
Seperti janjiku, hari ini update Anya dulu. Firanya besok, karena targetnya gak sampai. Tapi besok pasti update kok, tenang aja.
Updatenya selang-seling.
Kemarin : Fira
Hari ini : Anya
Besok : Fira
dan begitu seterusnya. Gak ada update bersamaan Fira-Anya di hari yang sama. Soalnya aku juga perlu waktu buat nulis dan nabung part biar bisa ebook🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT a Mistress
RomanceFollow dulu sebelum membaca. Dan bacalah selagi on going, karena kalau sudah tamat akan dihapus bebeberapa bagian. **** Anya sangat tidak menyukai semua hal yang berkaitan dengan pelakor, perselingkuhan dan sejenisnya. Sahabat baiknya sudah mengalam...