One night stand mungkin sudah sangat biasa di kehidupan masyarakan modern seperti sekarang ini. Sehingga harusnya Anya bisa melupakan kejadian malam kemarin dengan mudah. Tapi sayangnya ia malah selalu teringat. Sebab, ia melakukan one night stand bukan dengan lelaki biasa. Melainkan bosnya yang merupakan suami orang.
Sungguh Anya tak habis pikir mengapa ia bisa berhubungan satu malam dengan laki-laki yang sudah beristri. Apalagi mereka melakukannya tepat di malam pertama pernikahan lelaki itu. Kalau seperti ini terus, Anya rasa dirinya bisa gila dan mati pada usia muda.
"Lo beneran bodoh banget, Nya! Lo bodoh!" rutuk Anya ke dirinya sendiri. Kini, hari sudah malam dan ia masih berada di kediaman keluarga Fira. Sengaja ia menghubungi keluarganya untuk mengatakan kalau dirinya menginap. Sebab rasanya Anya belum berani pulang dan mengecewakan orang tuanya.
Semuanya tak akan bisa sama seperti dulu lagi karena kejadian itu. Anya tak bisa bekerjasama dengan orang yang sudah merenggut keperawanannya. Sehingga lebih baik memang ia mengundurkan diri saja dari pekerjaan. Agar ia bisa merasa lebih tenang dan tidak melihat batang hidung bosnya yang pernah berhubungan badan dengannya.
"Ya Tuhan," lirih Anya frustrasi.
Anya menyentuh perutnya dan berharap banyak kalau obat penunda kehamilan darurat yang telah dirinya minum bereaksi dengan baik. Mendapati dirinya sudah melakukan one night stand dengan bosnya yang merupakan suami orang saja Anya sudah sangat frustrasi. Dan jangan sampai ditambah dengan kenyataan lain seperti dirinya yang bisa saja hamil. Karena kalau hal itu terjadi, Anya tidak yakin bisa bertahan.
Karena terlalu lelah memikirkan hidupnya yang berantakan, Anya tanpa sadar tertidur.
***
Keesokan paginya, Anya bangun lebih cepat karena tidurnya memang tak begitu nyenyak. Ia dihantui oleh apa yang sudah dirinya lakukan dengan sang bos. Ia takut jika apa yang sudah mereka lakukan itu diketahui orang-orang. Dan Anya tidak siap jika dirinya mendapatkan cacian juga hinaan.
Untuk mengindari hal semacam itu, Anya memutuskan untuk menjauh dan kalau perlu tidak menampakkan diri di depan Gara lagi. Langkah pertama, tentu saja ia harus segera mengundurkan diri dari perusahaan Gara.
Setelah ini mungkin akan sulit mendapatkan pekerjaan dengan posisi bagus seperti sebelumnya. Tapi Anya harus melakukan hal ini demi kebaikannya. Dan jika memang dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan setelah mencoba, masih ada Fira yang bersedia membantunya.
Anya memang bukan berasal dari keluarga kaya raya seperti Fira. Ia hanyalah anak dari pasangan dengan kekayaan menengah. Papanya merupakan seorang PNS dan ibunya memiliki restoran kecil-kecilan. Meski begitu ia tetap merasa bersyukur. Apalagi Anya memiliki sahabat seperti Fira yang tak pernah membeda-bedakan orang lain hanya dari status sosialnya.
Usai mandi dan bersiap-siap, Anya memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia ingin menyapa orang tuanya lebih dahulu sebelum berangkat ke kantor untuk mengundurkan diri. Karena sejak ia pamit untuk pergi ke pesta sang bos, dirinya belum pulang ke rumah.
Orang tuanya tak boleh tahu dengan apa yang sudah dirinya lakukan hingga tak pulang-pulang. Apalagi papanya memiliki riwayat penyakit jantung. Dan Anya tidak ingin membuat orang tuanya meninggal lebih cepat jika mengetahui dirinya sudah bukan perawan lagi karena bosnya sendiri yang merupakan suami orang.
Tidak. Hal itu tidak boleh terjadi. Orang tuanya tak perlu tahu kalau dirinya sudah pernah berhubungan di luar nikah. Karena yang ada, hal itu akan membuat mereka kecewa padanya.
"Lo yakin mau pulang sekarang?"
Anya mengulas senyum pada Fira. "Iya. Nanti yang ada orang tua gue curiga, kalo gue gak pulang-pulang. Thanks ya, karena lo udah dengerin cerita gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT a Mistress
RomanceFollow dulu sebelum membaca. Dan bacalah selagi on going, karena kalau sudah tamat akan dihapus bebeberapa bagian. **** Anya sangat tidak menyukai semua hal yang berkaitan dengan pelakor, perselingkuhan dan sejenisnya. Sahabat baiknya sudah mengalam...