21. Photo

2.7K 405 50
                                    

Gara mengacak rambutnya frustrasi karena tidak tahu harus berbuat apa. Sekarang ini dirinya berada tak jauh dari rumah Anya. Ia ingin turun dan menemui wanitanya, tapi Gara bingung harus mengatakan alasan apa jika ditanya orang tua Anya. Semuanya menjadi rumit karena statusnya yang masih terikat pernikahan sah dengan Karin.

"Arrrrgghhhss." Semua ini karena kesalahan Gara yang tak dapat menahan diri. Hingga akhirnya hubungan mereka terbongkar di saat yang tidak tepat. Harusnya ia menyelesaikan urusan pernikahannya dengan Karin terlebih dahulu. Tapi yang terjadi apa? Ia malah larut dalam kebersamaannya dan Anya.

Nicholas sudah mewanti-wantinya untuk menahan diri. Tapi napsu sialannya membuat Gara lupa diri dan ingin selalu menyentuh Anya. Hingga beginilah kejadiannya. Semuanya berantakan karena tindakannya yang gegabah.

"Maafin Mas, Nya. Maaf. Tapi Mas janji akan menyelesaikan ini secepatnya. Mas akan tetap bercerai dari Karin demi kamu."

Gara seorang laki-laki. Tapi tindakannya sudah seperti banci. Ia telah membuat Anya berada dalam masalah karena keegoisannya. Sebab harusnya Gara menyelesaikan pernikahannya lebih dahulu. Tapi yang dirinya lakukan malah menawarkan cinta untuk Anya. Hingga akhirnya mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Ia memang sepengecut itu!

Rasa cintanya pada Anya telah ia luapkan dengan sesuatu yang salah. Ia terlalu dibutakan dengan cinta dan hasrat hingga pikirannya menjadi dangkal karena menganggap tidak akan ada yang tahu tentang hubungan mereka. Tapi nyatanya ia salah.

Menyesal, Gara menyesali perbuatannya yang telah membawa Anya pada situasi sulit seperti ini. Sampai-sampai wanitanya itu dipecat oleh orang tuanya. Padahal melihat Anya setiap harinya merupakan vitamin terbaik untuk Gara.

Mengusap wajah kasar, Gara ingat saat dirinya sudah beberapa kali menggauli Anya. Ia yang sudah mendapatkan keperawanan wanitanya itu. Ia juga yang kerap menikmati keindahan tubuh sang kekasih. Inginnya ia menikahi Anya dan menjadikan wanita itu sebagai ratu di hatinya untuk selama-lamanya.

Gara yang sudah merusak Anya, sehingga harusnya ia bertanggung jawab. Tapi mengapa orang tuanya malah menghalangi niatnya itu? Orang tuanya bahkan lebih memilih melihatnya bersama Karin yang sudah jelas-jelas ingin menguasai harta mereka saja.

"Apa pun yang terjadi, Mas akan bertanggung jawab atas kamu, Nya. Mas akan nikahin kamu dengan ataupun tanpa restu orang tua Mas. Gak akan ada yang bisa misahin kita, Sayang. Sekalipun itu Karin atau orang tua Mas sendiri."

***

Fira berniat pulang terlebih dahulu karena ia mempunyai suami yang juga harus diurus. Meskipun Kafka memberinya izin untuk menemani Anya, tapi Fira tetap merasa harus pulang. Apalagi Anya juga sudah mulai tenang dan sekarang ini tengah tertidur.

"Fira... Boleh kita bicara sebentar?"

Langkah kaki Fira terhenti ketika mendengar suara mama dari sahabatnya itu. Ia pun mendekati Riska. "Boleh, Tante."

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi sama Anya, Fira? Kamu tau 'kan Anya kenapa?" tanya Riska ingin tahu. Hampir dua bulan ini Anya memang terlihat aneh. Dan apa yang terjadi hari ini membuatnya semakin yakin kalau anaknya tidak sedang baik-baik saja.

"Aduh, maaf, Tante. Fira gak berhak ngasih tau. Lebih baik Tante tanya langsung sama Anya aja ya. Maaf, Tante," sahut Fira tak enak hati. Bukannya tak mau memberitahu, hanya saja Fira sudah berjanji pada Anya.

Terdengar helaan napas, tapi kemudian Riska mengangguk maklum. "Ya sudah, gak apa-apa. Ngomong-ngomong, makasih ya, Fira, karena kamu sudah nemenin Anya."

"Sama-sama, Tante. Anya 'kan sahabat Fira. Jadi udah pasti Fira bakal datang kalo Anya lagi butuh teman. Kalo gitu Fira pamit dulu ya, Tante."

"Iya, Sayang. Hati-hati di jalan ya," pesan Riska yang diangguki Fira. Ia pun menyalami tangan Riska kemudian langsung pergi dari sana.

I'm NOT a MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang