Thank you karena udah nyampe 400 vote lagi 😘😍❤️ Selamat hari sabtu dan selamat berakhir pekan🤗 Semoga kita semua selalu sehat 🤲 Jangan lupa vote dan komennya ya ❤️
***
Keesokan harinya, Anya kembali berangkat bekerja seperti biasa. Hanya saja dadanya mendadak bergemuruh kencang. Tanpa sadar ia malah memikirkan apa yang kiranya akan terjadi lagi hari ini. Apakah mungkin ia akan kembali mengulangi perbuatannya kemarin bersama Gara? Tidak-tidak. Ia tidak boleh berpikiran mesum pada pagi hari begini.
"Pagi..."
Suara berat dan seksi itu menyapa seiring dengan pelukan hangat yang Anya terima. Tanpa menoleh pun Anya sudah tau pasti siapa orang yang melakukannya. Sebenarnya, tadi pagi Gara ngotot ingin menjemputnya. Tapi Anya menolak karena tidak ingin orang kantor melihat kebersamaan mereka. Ia belum siap jika orang-orang tau hubungan mereka. Juga belum siap dikatai sebagai selingkuhan dan pelakor.
"Mau dibuatin kopi, Pak?" tanya Anya berusaha mengalihkan fokus perhatiannya dari Gara. Akibat kejadian yang kemarin, Anya tak bisa lagi bersikap biasa pada Gara. Wajahnya dengan begitu cepat merona jika ingat kalau kemarin mereka kembali berhubungan dengan sangat sadar.
"Boleh. Langsung antar ke ruangan ya," sahut Gara lembut disertai kecupan di pipi Anya
Pipi Anya yang dikecup sontak merona begitu Gara menyebut kata ruangan. Ia kembali teringat saat mereka berciuman lalu... Anya buru-buru menggelengkan kepala untuk mengusir bayangan menyenangkan itu.
"Terima kasih, Sayang," bisik Gara seraya mengecup pipi Anya lagi. Ia pun melangkah kembali menuju ruangannya dengan senyum menghiasi bibir. Sementara Anya cepat-cepat berlalu untuk membuatkan Gara kopi seperti biasa.
"Menggemaskan," gumam Gara yang masih bisa melihat kepergian Anya.
Tak berapa lama kemudian, Anya sudah kembali dengan membawa secangkir kopi di tangannya. Ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam begitu mendengar jawaban dari sang empunya ruangan.
"Duduk sini," pinta Gara seraya menepuk pahanya.
"Gak mau, Pak."
"Kok gak mau? Saya 'kan mau pacaran sama kamu."
Pacaran katanya? Sudah seperti remaja saja. Mereka ini sudah sama-sama dewasa bahkan sudah pernah saling ... ehem bercinta dengan begitu panasnya.
"Saya gak mau ngapa-ngapain kok. Beneran deh," bujuk Gara seolah tahu ke mana arah pikiran Anya. Ia meraih tangan Anya setelah wanita itu meletakkan gelas kopi di atas mejanya, kemudian menarik wanita itu agar terduduk di atas pangkuannya. "Saya akan mencoba profesional dengan gak nyentuh kamu di saat jam kerja, Sayang."
Tidak menyentuh Anya di saat jam kerja? Lalu yang sekarang ini terjadi apa? Gara memeluknya, bukankah itu sudah bisa dikatakan menyentuh?
"Menyentuh dalam arti lain maksudnya," tambah Gara sembari mengedipkan matanya genit.
"Mesum!"
"Sama kamu aja kok," balas Gara disertai kekehannya.
Anya bergerak tak nyaman di atas pangkuan Gara. Ia takut kalau tiba-tiba ada yang memergoki mereka. Meskipun hanya beberapa orang tertentu yang bisa langsung masuk ke ruangan Gara tanpa seizin pemiliknya. Salah satunya adalah orang tua lelaki itu dan ...
Cklek
Tubuh Anya menegang begitu mendengar suara pintu dibuka. Gara memang mendudukkannya membelakangi pintu. Sementara lelaki itu sempat mengangkat wajahnya dari leher Anya, tetapi kemudian kembali menghirup aroma tubuhnya lagi seolah tak terganggu dengan orang yang baru saja membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT a Mistress
RomanceFollow dulu sebelum membaca. Dan bacalah selagi on going, karena kalau sudah tamat akan dihapus bebeberapa bagian. **** Anya sangat tidak menyukai semua hal yang berkaitan dengan pelakor, perselingkuhan dan sejenisnya. Sahabat baiknya sudah mengalam...